CIWS AK-630 |
AK-630 merupakan sistem senjata close-in weapon system (CIWS) buatan Rusia yang sepenuhnya otomatis. Sistem ini terdiri dari meriam putar 30mm enam laras yang dipasang pada sebuah turret otomatis tertutup, meriam ini diarahkan oleh radar dan sistem pelacak serta dilengkapi deteksi televisi untuk varian tertentu. Angka kode "630" artinya 6 barel kaliber 30 mm.
AK-630 digunakan untuk pertahanan terhadap rudal anti-kapal dan senjata presisi berpandu lainnya, namun juga dapat digunakan terhadap pesawat sayap tetap atau rotary wing, kapal besar dan kapal kecil lainnya, sasaran di pesisir, dan ranjau apung.
Kapal dengan sistem propulsi fixed propeller 5 daun ini persenjataan lengkapnya terdiri dari 1 unit meriam AK-630 6 barel kaliber 30 mm di haluan, 2 unit meriam Denel Vektor kaliber 20 mm di anjungan dan 2 unit peluru kendali SSM C-705 di buritan.
Dua set sistem peluncur rudal C-705 (photo : silep04) |
Tampak juga bahwa 2 peluncur rudal C-705 di buritan telah terpasang, dengan menggeser kanon Denel Vektor 20 mm ke arah anjungan, maka selesailah sudah pemasangan keseluruhan sistem senjata KCR-40. Sistem senjata tersebut akan terintegrasi dengan Combat Management System SEWACO.
Kapal Cepat Rudal KCR-40 memiliki panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan berat 238 ton. Dengan sistem propulsi fixed propeller 5 daun, maka KCR 40 mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.
KCR - 40 terbuat dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian lambung (hull) serta Aluminium Alloy untuk bagian atasnya. Baja High Tensile Steel ini merupakan produk PT. Krakatau Steel. Paduan dua bahan tersebut membuat kapal ini memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi pada saat berlayar.
Sampai sekarang telah dibuat 4 KCR-40 untuk Satkat (satuan Kapal Cepat TNI AL) masing-masing adalah KRI Clurit-641, KRI Kujang-642, KRI Beladau-642, dan KRI Alamang-644.
Dalam pemenuhan Minimum Essential Force, TNI AL berencana memiliki 38 Kapal Cepat yang terdiri dari 26 Kapal Cepat Rudal dan 12 Kapal Cepat Torpedo.
Sebelum pengembangan KCR-40 dan KCR-60, TNI AL telah memiliki 14 Kapal Cepat Rudal (4 FPB-57 Kakap class, 6 FPB-57 Pandrong class dan 4 Tacoma Mandau class) serta 2 Kapal Cepat Torpedo (FPB-57 Singa class).
Dengan pengembangan KCR-40 dan KCR-60 maka TNI AL membutuhkan 22 kapal cepat rudal/torpedo lagi yang dicukupi dari kedua tipe tersebut. Dengan demikian maka secara keseluruhan kapal cepat rudal/torpedo TNI AL akan terdiri dari 4 platform kapal : KCR-40, Tacoma-Mandau class, FPB-57 dan KCR-60. (Defense Studies)
Kenapa beli sistem CIWS kuno yah. Masih byk CIWS yg lbh baik dr itu macam Phalanx, Goalkeeper, SeaRAM, etc.
BalasHapusHabis Soviet kolaps, di tahun 1994 Naval Surface Warfare Center AS berhasil dapetin sistem AK-630 dan dikorek abis kemampuannya. Artinya negara2 tetangga kita yg sekutu dgn AS bisa dapat intel dr AS juga mengenai kemampuan AK-630. Klo sudah diketahui kelebihan dan kekurangannya secara detail apakah masih efektif AK-630 milik TNI-AL?
SO TAU LOE.SO PANDAI Y, GINI AJA LOBANG PANTATMU AJA DI UJI COBA. KALAU PELURU GK MASUK BERARTI SENJATANYA JELEK.
BalasHapusYa jelas lah saya lebih pandai dr anda saudara Ahmad Sapar hahahahahahahaha
Hapusga usah berdebat cekidot aja http://en.wikipedia.org/wiki/AK-630
BalasHapussebangsa dan setanah air dan saudara tidak boleh gunakan bahasa ndak pas, mantra tidak boleh di kotor kotori, kita harus cinta tanah air nkri.
BalasHapus