Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai mempersiapkan kapal penelitian dan riset laut dalam dengan teknologi utama sistem "echo-sounding multi-beam" yang mampu menjangkau kedalaman hingga 20.000 kaki atau 6.000 meter.
"Kalau teknologi yang utama itu multi-beam untuk pemetaan dasar laut sedalam kira-kira 6.000 meter," kata Kepala UPT Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) LIPI Ambon Augy Syahalaitua kepada Antara di Ambon, Rabu.
Teknologi lain yang, menurut dia, akan melengkapi kapal penelitian tersebut antara lain peralatan oseanografi untuk pengukuran suhu, salinitas dan parameter kimia sampai minimal kedalaman 5.000 meter di bawah laut.
Ia menyebut angka Rp250 miliar untuk mendapatkan satu kapal riset dan penelitian lengkap dengan semua peralatan canggih tersebut.
Kapal dengan kemampuan jelajah jauh pun, menurut dia, sangat dibutuhkan mengingat sumber daya kelautan juga banyak di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan di lokasi itu belum banyak sumber daya yang diteliti.
"Kita juga sekalian menyiapkan sumber daya manusia untuk penelitian di ZEE pada 10 hingga 20 tahun dari sekarang," ujar dia.
Sebelumnya Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan lembaganya memang membutuhkan kapal untuk riset dan penelitian yang lebih mumpuni, terutama setelah ada peningkatan status Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Biota Laut Ambon menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI.
"Kita butuh kapal, dengan peningkatan status eselonisasi UPT Balai Konservasi Biota Laut BKBL Ambon menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI di Indonesia maka jadi tanggung jawab kita untuk membangun kapal penelitian kelautan dengan standar internasional," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Oceanografi LIPI Zainal Arifin mengatakan dalam lima tahun ke depan kapal untuk riset dan penelitian laut dalam ini harus sudah ada.
"Membuat kapal untuk riset dan penelitian laut dalam ini tentu tidak seperti membeli (mobil) kijang, tinggal beli saja. Kami sih berharap lima tahun ke depan (kapal) sudah ada," ujar dia.
Lebih lanjut ia mengatakan LIPI setelah memiliki Pusat Penelitian Laut Dalam ingin bisa membuat kapal riset dan penelitian dengan standar internasional. Tentu kapal tersebut tidak seperti kapal barang kebanyakan, karena jelas memiliki spesifikasi tertentu.
Saat ini LIPI memiliki dua kapal yakni Kapal Riset Baruna Jaya VII buatan PT PAL dan Kapal Riset Baruna Jaya VIII buatan Norwegia yang memiliki fasilitas penelitian yang relatif modern. (Antaranews)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 15 Mei 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar