Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan menyerukan jika ada prajurit yang terbukti menjual amunisi kepada kelompok separatis bersenjata di wilayah pegunungan Papua, pihaknya tidak segan-segan untuk memecatnya.
"Tidak ada alasan bagi saya, saya selalu mengatakan bahwa visi saya itu yang ke dalam yaitu terutama pembinaan displin. Saya sudah mengatakan sistim metode amputasi, saya putus (pecat) dia," kata Fransen di Jayapura, Papua, Rabu.
Mantan Danrem Biak itu menegaskan bahwa lebih baik memecat prajurit yang merusak citra Kodam dan institusi TNI daripada melindungi dan membiarkan hal itu terjadi.
"Mau perwira, bintara maupun tamtama saya buang. Dan saya pun tegas pecat," katanya.
Untuk itu, Fransen telah memerintahkan kepada Danrem 172/PWY untuk mengecek apakah itu betul prajuritnya.
"Saya sudah perintah Danrem 172, Pak Tri untuk cek, apakah itu personelnya. Termasuk telah meminta Danpom untuk mengusut hal ini," katanya.
Mengenai dari mana amunisi itu berasal sehingga bisa dijual kepada kelompok tertentu, Fransen mengatakan jika hal itu termasuk dalam penelusuran yang harus diungkap.
"Ini amunisi masih ditelusuri. Saya sudah perintahkan ke As Intel dan Danpom supaya segera ditelusuri, terutama amunisi yang tahun-tahun yang dulu atau yang lama. Apakah ada rekayasa dan memang ada kelemahan. Atau pada saat latihan menembak, dipakai peluang itu?," katanya.
Seperti diberitakan sehari sebelumnya, Mayjen Fransen mengakui jika ada tiga oknum prajurit TNI terindikasi menjual amunisi kepada kelompok sipil bersenjata (KSB) yang beraksi di kawasan pegunungan Papua.
Ketiga prajurit itu, seorang di antaranya telah memasuki usia pensiun, dan dua orang lainnya masih dinas aktif.
Ketiganya masih tinggal di asram Kodim Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 30 Oktober 2014
Pangdam : Pecat prajurit jika terbukti jual amunisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar