Presiden Joko Widodo bersama Kabinet Kerja perlu segera menyusun strategi memperkuat wilayah perbatasan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya awal meningkatan pertahan nasional, kata pakar hukum internasional Universitas Islam Indonesia, Jawahir Thontowi.
"Karena sampai saat ini wilayah perbatasan masih rentan kejahatan lintas negara serta rasa nasionalisme warganya yang setiap hari bisa berkurang," kata Jawahir di Yogyakarta, belum lama ini.
Kejahatan lintas negara yang kerap terjadi, kata dia, antara lain illegal loging, perdagangan orang, penyelundupan narkotika, serta jual beli senjata ilegal. Fenomena tersebut, rentan terjadi di wilayah perbatasan seperti di Tarakan, Kalimantan Selatan, Entikong, Kalimantan Barat serta Nunukan, Kalimantan Utara.
"Jika pemerintah abai, artinya semakin hari akan menjadi ancaman strategis bagi geopolitik atau keamanan bangsa," kata dia.
Selain itu, jika hak-hak konstitusional masyarakat perbatasan telah dirasa gagal dipenuhi oleh negara, menurut dia tidak menutup kemungkinan mereka akan menyeberang ke negara lain yang berbatasan dengan Indonesia.
"Mereka akan mencari yang lebih menaungi kehidupan mereka," ujar Jawahir.
Adapun penguatan wilayah perbatasan itu, menurut dia, bukan hanya berhubungan dengan penempatan kekuatan militer, melainkan dapat dimulai dengan upaya pembangunan yang berparadigma pinggiran atau perbatasan. Misalnya dengan membangun sarana telekomunikasi, pelayanan publik, pembukaan akses transportasi dengan membangun infrastruktur jalan di wilayah perbatasan.
Sementara untuk pembukaan lahannya, ia menyarankan, akan jauh lebih mudah dan efisien dengan memanfaatkan kekuatan TNI yang diperbantukan di wilayah perbatasan.
"Tanpa melibatkan kekuatan TNI maka tidak mudah sehingga akan menjadi alasan tidak dapat meyentuh wilayah perbatasan," kata Jawahir.
Upaya itu, kata dia, diharapkan akan bermuara pada peningkatan taraf hidup masyarakat perbatasan yang mencakup pendidikan, kesehatan, dan perekonomian.
Hal tersebut, menurut dia, sesungguhnya juga telah sesuai dengan keinginan Presiden Jokowi yang ingin menjadikan wilayah perbatasan menjadi halaman terdepan negara Indonesia dalam skema cita-cita negara maritim.
"Keberhasilan pembangunan perbatasan, dapat dilihat jika hak-hak konstitusional masyarakat perbatasan terpenuhi sederajat dan seimbang dengan masyarakat yang tinggal di wilayah lainnya," tutup Jawahir. (ROL)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 30 Oktober 2014
Presiden Jokowi Harus Segera Perkuat Perbatasan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
Daerah perbatasan jangan dianggap remeh akan menimbulkan ketegangan, misalnya daerah antara irak maupun siria dijadikan basis ISIS dan tdk menutup kemungkinan negara luar yg tdk bersahabat akan memberikan kontribusi membuat onar mis, AS/Inggris membantu dana/alutsista PRRI....................
BalasHapusterpikirkan,,tapi mungkin belum prioritaskan dana ksana..
BalasHapuskonon anggaran pertahanan akan ditingkatkan... tdk ada salahnya 60%jumlah anggota TNI khususnya AD dan AL digeser dan ditempatkan diperbatasan/ lbh bijak lagi kalo ngambil angota TNInya asli orang perbatasan biar efisien anggaran plus mas2 yg msh muda tdk kepikiran anak istri di rumah/jawa.... jika bnyak pikiran tentu tdk profesional/fokus pd tugas/kerjaan.... sehebat apapun TNI mereka juga manusia biasa..apalagi yg baru hanimun/nikah dan belum punya rumah.hehe.. ngambil orng prbatasan jg untuk menyiasati gaji TNI yg minim krn tdk prlu mudik jauh
BalasHapuspersonil luar 10%ny sj, roling tugas perlu tp tdk trllu pntg,,merekrut/merangkul orang perbatasan kelihatannya sepele tp efek positifnya psti menggurita, diantaranya mulai dari mnghemat anggran/pengeluaran personil/institusi untuk transport dll, menentramkan psikis anggota TNI krn dekat keluarga+masyarakat sekitar prbtsan krn merasa dijaga setiap saat, kontrol pusat mudah dan cepat krn intel TNI prbatasan sll stanby di tempatnya msing2, terakhir masyarakat prbatasan punya nasionalisme, merasa bangga mnjd WNI merasa diperhatikan..buktinya? personil TNI direkrut dr warga mereka sendiri... mohon direnungkan..
BalasHapustambahan...jika TNI diperbatasan stanby kemungkinan para pencuri ikan, penyelundup satwa, kayu, narkoba dll pikir2 seribu kali untuk menerobos penjagaan TNI yg ketat....dg catatan asal tidak ada oknum makelar pelicin dari oknum aparat lho yaa.... soalnya virus ..oknum nakal ini (preman berdasi/berjas/berseragam)...ada di semua lini bidang/sendi kehidupan aparatur pemerintah saat ini/rahasia umum/dunia,... pntng, asal jangan amnesia ajalah jika kita ini msh juara bertahan slah satu negara terkorup di dunia
Hapus