Jendral Purnawirawan Ryamizard Ryacudu |
Prof. Bilveer Singh, Indonesianis dari S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) and guru besar ilmu politik National University of Singapore (NUS), pada 2004 menulis buku "Ryamizard: In the Footsteps of Gadjah Mada", menilai sosok perwira tinggi tersebut terinspirasi Gajah Mada dalam menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Nama Ryamizard Ryacudu telah diduga banyak kalangan untuk mengisi kursi salah satu kementerian karena pada Selasa (22/10) sore Presiden Joko Widodo memanggil dirinya ke Istana Negara untuk berdiskusi masalah kebangsaan.
Pria berusia 64 tahun ini pada 2004 sempat diajukan Presiden RI periode 2001-2004 Megawati Soekarnoputri ke DPR menjadi Panglima TNI menggantikan posisi Jenderal Endriartono Sutarto. Namun, Presiden RI 2004-2009 Susilo Bambang Yudhoyono membatalkannya.
Ryamizard lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 21 April 1950, dan dibesarkan dalam keluarga tentara. Ayahnya yang bernama Musanif Ryacudu (almarhum) berpangkat terakhir Brigadir Jenderal TNI, dan dikenal dekat dengan Presiden RI 1945-1966 Soekarno.
Karir militer Ryamizard mulai mendapat perhatian publik saat memangku jabatan Pangdam V Brawijaya pada 1999 dan diteruskan menjadi Pangdam Jaya di tahun yang sama.
Selepas dari Kodam Jaya, Ryamizard mendapat promosi bintang tiga sebagai Panglima Kostrad pada 2000-2002 dan menjadi Kasad 2002-2005.
Meski dinilai sangat irit ketika bicara soal politik, alumni pendidikan militer Akabri Darat tahun 1974 itu berkomitmen menjadi seorang prajurit sejati yang profesional.
Jenderal berbintang empat itu memperistri Nora Trystiana, putri sulung Wakil Presiden RI 1992-1998 Jenderal TNI Try Sutrisno. Mereka dikaruniai tiga orang anak, Ryano Patriot, Dwinanda Patriot dan Tryananda Patriot.
Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu |
Profile Singkat Ryamizard Ryacudu
Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 1950). Mantan perwira tinggi militer TNI AD ini juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dari tahun 2002 hingga 2005.[1] Ryamizard adalah menantu dari mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno, ia dikenal sebagai jenderal lurus dan tegas. Kariernya mulai cemerlang setelah dia memangku jabatan Pangdam V Brawijaya, yang kemudian diteruskan menjadi Pangdam Jaya.
Saat terjadinya gesekan elit nasional pada masa presiden Gus Dur, Ryamizard yang saat itu Pangdam Jaya mengancam siapa saja yang akan mengganggu keamanan di wilayahnya akan dihadapinya.[2] Selepas dari Kodam Jaya, Ryamizard mendapat promosi bintang tiga sebagai Panglima Kostrad menggantikan Letjen TNI Agus Wirahadikusumah.
Kemampuannya merangkul semua unsur TNI saat apel siaga di Lapangan Monas yang melibatkan unsur TNI AL dan TNI AU Juli 2001 menarik KSAD untuk menunjuknya sebagai Wakil KSAD dan kemudian mengantikan Endriartono Sutarto sebagai KSAD.
Pendidikan Militer
- AKABRI (1974)
- Suscapa (1985-1986)
- Seskoad (1991)
Karier Militer
Berikut adalah jabatan yang pernah dipegang Ryamizard:
- Komandan Peleton Kodam XII/Tanjung Pura (15 November 1976)
- Komandan Kompi Pelajar, Komando Pendidikan (Dodik), Kodam XII/Tanjung Pura
- Komandan Kompi Secaba, Dodik, Kodam XII/Tanjungpura (28 Desember 1977)
- Komandan Batalyon infanteri 641 dan 642, Kodam XII/Tanjungpura (22 Juli 1980)
- Kepala Seksi-2/Operasi Yonif 641 (18 Januari 1982)
- Kepala Seksi Operasi Brigif Linud 17 Kujang I (1 Januari 1987)
- Wakil Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak (1 Juli 1988)
- Komandan Yonif Linud 305/Tengkorak (1 Juni 1990)
- Kepala Staf Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad
- Komandan Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad (1 Juni 1994)
- Asisten Operasi Kodam VII/Wirabuana (1 April 1995)
- Komandan Kontingen Garuda XII-B ke Kamboja (1992)
- Komandan Sektor 5 Barat, dipercaya oleh pasukan PBB di Kamboja (UNTAC)
- Komandan Komando resort militer 044/Garuda Dempo, Kodam II/Sriwijaya (1 September 1995)
- Kepala Staf Divif 2/Kostrad (1 Agustus 1996)
- Kepala Staf Kodam II/Sriwijaya, merangkap sebagai Wakil Ketua Tim Pengamanan Hutan Terpadu (15 Juli 1997)
- Panglima Divif 2/Kostrad (15 Maret 1998)
- Kepala Staf Kostrad (15 Juni 1998)
- Pangdam V/Brawijaya (14 Januari 1999–4 November 1999)
- Pangdam Jaya/Jayakarta (4 November 1999–1 Agustus 2000)
- Pangkostrad (1 Agustus 2000–4 Juni 2002)
- Kepala Staf Angkatan Darat (4 Juni 2002–5 Februari 2005)
Sumber : Antara | Wikipedia
lingkungan baru di kemenha semoga mendukung penuh mef atau modernisasi alutsista termodern yang sudah direncanakan di waktu presiden sby yang dapat memenangkan pertarungan yang di genggam oleh nya di seluruh dunia internasional.
BalasHapus