Puluhan anggota Organisasi Masyarakat (Ormas) Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) kocar kacir ketika sejumlah anggota TNI dari Kodim 0607 Sukabumi dan Polisi Militer (PM) Sukabumi, menggerebek sebuah lokasi yang dijadikan basecamp dan tempat latihan di Ciheulang Tonggoh RT 02 RW 03 Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat sekira pukul 15.15 WIB, Minggu (28/2/2016).
Dipimpin Pasi Intel Kodim 0607 Kapten Bessing, sejumlah anggota Ormas PKRI diminta untuk melucuti seragam dan atribut lain yang menyerupai militer TNI.
"Kalian melanggar aturan Pasal 59 ayat 1 B tahun 2015 tentang penggunaan atribut militer, saya minta kalian untuk melucuti seragam dan celana yang digunakan," tegas Bessing kepada puluhan anggota Ormas yang dikumpulkan di lapangan tak jauh dari lokasi basecamp.
Masih menurut Bessing, pihaknya tidak melarang ormas tersebut beraktivitas namun dirinya melarang penggunaan atribut militer. "Saya turun ke lapangan karena kalian meresahkan, masyarakat banyak yang mengira kalian itu TNI betulan karena yang dipakai seragam loreng," lanjutnya.
Menurut informasi, aktivitas PKRI dilakukan di sebuah lapangan volly di tengah permukiman warga. "Gayanya petantang-petenteng, mereka sering melakukan latihan berisik banget sering juga baris berbaris, awalnya saya fikir mereka tentara beneran," tutur salah seorang warga.
Menurut keterangan Letnan Satu CPM Wahyu Firmansyah, penggerebekan dilakukan karena ada laporan dari masyarakat jika anggota Ormas berseragam ala militer tersebut meresahkan warga.
"Mereka ini memakai seragam dan nama kepangkatannya menyerupai anggota TNI. Mereka di komandani seorang 'Letkol' yang belakangan diketahui si letkol ini cuma warga biasa hanya mengaku-ngaku aja," terang Wahyu.
TNI mengamankan sebanyak 51 anggota Ormas dan melucuti seragam dan atribut yang mereka gunakan. Menurut keterangan Entis Sutisna, salah seorang anggota Ormas PKRI dirinya sempat diiming-imingi gaji sebesar Rp 2 Juta setelah mengikuti acara pembaretan di Pelabuhan Ratu yang sedianya dilakukan hari ini.
"Saya pikir bapak-bapak tentara yang datang mau melepas keberangkatan kami ke Pelabuhanratu, taunya malah kita diminta buat menanggalkan atribut," kata dia.
Entis menyebut, semua seragam dan atribut ala militer dia peroleh dari 'komandan' PKRI seharga Rp 1 Juta. Meski baru membayar Rp 600 ribu, Entis diperbolehkan bergabung. "Hampir semua anggota nyetor dan semuanya dijanjikan dapat uang gaji bulanan," imbuhnya.
Pengamatan detikcom dari sebuah rumah berlantai dua yang dijadikan markas oleh PKRI ditemukan sejumlah tanda kepangkatan dan bintang jasa yang diduga hanya dipakai. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 29 Februari 2016
Gunakan Atribut Militer, Ormas di Sukabumi di Gerebek TNI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar