Menteri Pertahanan Ryamizard Rycudu menyatakan akan terus memantau proses transfer teknologi terkait proyek pengembangan pesawat tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KF-X/IF-X) yang kini dikerjakan Korea Selatan bersama Indonesia.
“Bulan ini saya mau cek. Saya mau tahu langsung. Transfer teknologi harus berjalan sampai Indonesia mampu membuat (pesawat tempur) sendiri,” kata Ryamizard di Jakarta.
Sementara itu, Korea Selatan dan Indonesia telah mulai menggelar pembicaraan trilateral dengan Amerika Serikat, pekan terakhir Februari, terkait transfer teknologi jet tempur dari raksasa dirgantara AS, Lockheed Martin.
Perusahaan dirgantara Korea Selatan, Korea Aerspace Industries, memiliki sejarah kerja sama dengan Lockheed Martin dalam mengembangkan pesawat buatan mereka sebelum ini, yakni jet tempur ringan T-50 Golden Eagle yang kini juga dimiliki TNI Angkatan Udara. T-50 ‘diracik’ dari teknologi F-16 Fighting Falcon milik Lockheed.
Lockheed Martin sempat menjanjikan kepada Korea Aerospace Industries untuk mentransfer sejumlah teknologi bagi KF-X/IF-X. Janji itu bagian dari kesepakatan pembelian 40 unit pesawat tempur siluman F-35 Lighting II buatan Lockheed oleh Korea Selatan.
Namun pemerintah AS kemudian keberatan dengan langkah Lockheed hendak mentransfer teknologi inti jet tempur kepada Korea Selatan. Negosiasi pun digelar antara AS, Korea Selatan, dan Indonesia.
“Dalam pembicaraan trilateral itu, delegasi Indonesia antara lain dari Kementerian Pertahanan RI dan PT Dirgantara Indonesia,” kata Kepala Program KF-X/IF-X PTDI, Heri Yansyah, kepada CNNIndonesia.com.
Perundingan, menurut Heri, kemungkinan membutuhkan waktu lama, tak rampung dalam sekali pertemuan. Apalagi transfer teknologi tingkat tinggi tak mudah dilakukan.
Pada 7 Januari 2016, Jakarta dan Seoul sepakat memulai fase kedua pengerjaan KF-X/IF-X, yakni pembuatan prototipe pesawat. Bertempat di kantor Kementerian Pertahanan RI, pemerintah kedua negara menandatangani kesepakatan berbagi biaya untuk penggarapan fase kedua KF-X/IF-X.
Korea Aerospace Industries dan PT Dirgantara Indonesia juga meneken perjanjian pembagian kerja.
KF-X/IF-X dirancang menjadi pesawat tempur generasi 4,5 yang hanya satu tingkat di bawah jet tempur siluman generasi lima. KF-X/IF-X bakal mengadopsi teknik geometri pesawat siluman.
Nantinya pesawat tempur itu akan diproduksi massal untuk melengkapi armada udara Korea Selatan dan Indonesia. (CNN)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 02 Maret 2016
Mentri Pertahanan Pantau Transfer Teknologi Jet Tempur Korsel-Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
mantap......! ini baru namanya pemimpin.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussudah saatnya indonesia mandiri.
BalasHapus