Kerusuhan yang disertai pembakaran Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas 1 Tanjung Gusta, Medan, Sumatra Utara, Kamis (12/7) petang sekitar pukul 18.30 WIB, dipicu matinya listrik kemudian aliran air sejak pagi.
Kerusuhan itu dimanfaatkan ratusan narapidana untuk kabur, termasuk napi teroris. Jumlah napi yang kabur masih beragam, antara 150–200 orang. Puluhan pemadan kebakaran berusaha memadamkan api, namun mendapat perlawanan dari napi.
Dari pemantauan di lokasi kejadian, saat api masih membakar fasilitas LP, perlawanan napi semakin sengit terhadap sekitar 500 personel gabungan TNI-Polri. Napi melempari polisi dengan batu dan apa pun yang mereka temui di dalam lapas. Di dalam, terdengar ledakan berkali-kali berasal dari tabung gas yang terbakar. Bersenjatakan tabung gas ini, napi menciptakan api besar, membuat kebakaran semakin luas. Namun, beberapa jam kemudian, api dapat dipadamkan.
"Karena aliran listrik padam, aliran air di Lapas tersebut menjadi mati, dan itu membuat resah 2.400 napi di Lapas tersebut. Mereka resah karena tidak dapat melakukan aktivitas menjelang buka puasa. Dalam keadaan resah tersebut, timbul gesekan antara para napi dan petugas Lapas. Akhirnya peristiwa pembakaran tak terhindarkan," ujar Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Kemenkumham, Goncang Rahardjo, saat dihubungi Koran Jakarta.
Polda Sumatra Utara masih menyelidiki penyebab utama terjadinya kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta tersebut. Polda juga masih menyelidiki adanya informasi yang menyebutkan 12 teroris kabur dari Lapas tersebut. "Masih terus diselidiki penyebab utama kerusuhan, namun data awal, (kerusuhan terjadi) akibat tidak adanya aliran listrik dan air, kemudian terjadi kebakaran," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, kepada para wartawan, Kamis.
Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana, mengatakan pihaknya langsung berkomunikasi dengan Kapolri untuk memastikan bantuan keamanan. Koordinasi juga dilakukan dengan pemadam kebakaran.
"Informasi awal, kerusuhan disebabkan listrik padam dan menyebabkan sulitnya suplai air. Petugas sudah mencoba menggunakan genset untuk menyalakan listrik, namun gesekan telanjur terjadi. Berapa napi yang lari harus dihitung ulang setelah kondisi lebih tertib, namun laporan awal yang kami terima sekitar 150-an orang," kata Denny.
Dia mengungkapkan berdasarkan laporan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP), jumlah penghuni Lapas Tanjung Gusta per hari ini (11 Juli 2013) adalah 2.600 orang, terdiri dari 2.594 napi dan 6 tahanan. Jumlah itu melebihi kuota sampai 247 persen dari kapasitas maksimal lapas yang seharusnya hanya 1.054 orang.
Sangat Serius
Ketua Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika, mengatakan kaburnya ratusan narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatra Utara, adalah persoalan yang sangat serius. Harus ada upaya ekstra untuk kembali menangkap para narapidana yang kabur. "Polisi dan aparat terkait harus segera membantu penangkapan kembali," kata Pasek ketika dihubungi.
Sementara itu, anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari, mengatakan prihatin walaupun tidak terkejut atas kejadian itu. Menurut dia, dalam kondisi overcapacity sekitar 300 persen, situasi kaos bisa terjadi yang dipicu pertikaian antarnapi. "Situasi yang tidak manusiawi, napi yang tidak mendapat pendampingan mental healing, dicampur jadi satu termasuk yang teroris (yang close minded), bercampur dengan napi narkoba (yang rasional dan pragmatis), maka kejadian pembakaran lapas adalah sesuatu yang bisa diduga sebelumnya," papar dia. (KJ)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 12 Juli 2013
Lapas Tanjung Gusta Medan Dibakar Napi Teroris Ikut Kabur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar