Pengembangan teknologi bidang penerbangan hingga antariksa di Indonesia sudah berkembang. Indonesia dinilai paling unggul di ASEAN, dalam pengembangan teknologi pesawat, roket, hingga satelit.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, saat seminar nasional Penerbangan dan Antariksa 2014, di Gedung BPPT, Jalan Thamrin, Jakarta, Rabu (10/12/2014).
"Posisi penerbangan dan antariksa Indonesia masih lebih unggul," jelasnya.
Bahkan, beberapa teknologi pengembangan pesawat hingga antariksa Indonesia bisa disetarakan dengan negara maju di Asia.
"Katakan China dan Jepang. Indonesia dipandang sebagai mitra strategis. Oktober lalu, saya diundang ke China ke pusat pendidikan antariksa Asia Pacific, kemudian saya juga diundang badan antariksa China. Awal Desember, saya diundang badan antariksa Jepang. Indonesia dianggap sebagai mitra strategis," paparnya.
Thomas menjelaskan, pengembangan roket untuk keperluan riset hingga keperluan pembawa satelit, Indonesia dibilang terdepan khususnya di area Asia Tenggara.
"Teknologi roket kita unggul, belum ada di Asia Tenggara kembangkan roket," jelasnya.
Untuk pengembangan pesawat terbang, Indonesia juga dapat dikatakan unggul. Indonesia saat ini mengembangkan pesawat penumpang berkapasitas 19 penumpang, yaitu N219.
Tidak hanya itu, LAPAN masuk di dalam pengembangan pesawat tanpa awak canggih, atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Program bernama LAPAN Surveillance UAV (LSU) sudah menghasilkan 5 jenis pesawat tanpa awak, yakni LSU 01, 02, 03, 04, hingga 05.
LAPAN juga masuk ke dalam pengembangan satelit. Tahun depan, LAPAN berencana meluncurkan satelit A2 untuk penginderaan jarak jauh.
"LAPAN sudah punya kemampuan khusus untuk pengembangan satelit sendiri atau satelit mikro, tahun depan diluncurkan. Pengembangan satelit Indonesia setara Malaysia, Singapura, Thailand," ujarnya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 10 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan jajaran Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua...
coba lapan membuat roket atw rudal yg pakai kendali sdh nisa blm...masa membuat rudal sj hrs menunggu alih tehnologi dr china..?
BalasHapusAwas jangan di tembakkan dulu nanti melenceng dan menghantam istana negara,pas kena kepala jokowi
Hapussaya akan lebih bangga klo indonesia bisa meluncurkan satelit sdri tanpa bantuan roket asing,ayo donk buat stasiun antariksa..jgn pake lama2...^^`
BalasHapus