Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan mengatakan TNI Angkatan Udara akan kembali menerima pesawat transportasi teknis jenis CN-295 pada bulan depan.
"Dari sembilan pesawat CN-295 yang kita pesan untuk skuadron dua TNI AU tahun ini, sebanyak dua pesawat kan sudah datang, sudah dipakai. Dua lagi akan datang 35 hari mendatang, atau kira-kira bulan depan lah," kata Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan, kepada wartawan di sela-sela perjalanan dari Jakarta menuju Kupang menumpang pesawat CN-295, bersama rombongan Kementerian BUMN, Jumat (23/8) malam.
Pesawat CN-295 merupakan pesawat yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia, namun saat ini masih dirakit di Spanyol.
Gita mengatakan meskipun dirakit di Spanyol, namun dua pesawat CN-295 yang telah datang, dilakukan pengecatan dan penyelesaian di Indonesia. Pesawat ketiga dan keempat yang diperkirakan tiba September, juga akan dicat dan diselesaikan di Indonesia.
Kemudian pesawat kelima, keenam dan ketujuh yang datang selanjutnya, akan mulai dikustomisasi di Indonesia. Sedangkan pesawat kedelapan dan kesembilan sepenuhnya akan dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Indonesia.
"Dan mulai tahun depan, mudah-mudahan PT Dirgantara Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri di Indonesia," kata dia.
Dia mengatakan TNI AU akan terus menambah pesawat jenis CN-295 hingga berjumlah 16 buah untuk memenuhi kebutuhan skuadron dua TNI AU di Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Dia menjelaskan, pesawat jenis CN-295 berkapasitas penumpang 79 orang (jika dimodifikasi dengan bangku model memanjang). Pesawat tipe medium itu memiliki kekuatan mesin dan kecepatan lebih besar dibandingkan tipe sebelumnya yakni CN-235.
"Kemampuan terbangnya sembilan jam jika bahan bakar penuh," ujar dia.
Menurut dia, CN-295 merupakan pesawat khusus transportasi baik untuk prajurit maupun logistik. Dalam kondisi perang, pesawat jenis tersebut harus dikawal oleh pesawat tempur, karena CN-295 tidak dirancang untuk bertempur.
"Pesawat ini tidak dipersenjatai dan memang tidak bisa dipasangkan senjata, hanya khusus untuk `dropping` pasukan dan logistik. Jadi dalam kondisi perang harus ada pesawat `escort` atau pendamping," kata dia. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 24 Agustus 2013
Dua pesawat CN-295 Segera Diterima TNI AU Bulan Depan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Ambisi Besar Sang Jenius Mantan Presiden RI BJ Habibie berencana menghidupkan kembali pesawat N250 yang sempat dipensiunkan oleh Pemerintah...
-
Dalam pidato perdananya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi berulang kali menegaskan visi pemerintahannya lima tahun ke d...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta menggunakan senapan serbu AK-47. Diketahui anggota Kopassus ini baru saja berlatih di Gunung ...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
Hacker Indonesia berhasil mematikan situs http://asis.gov.au hingga status 404 Not Found. Sasaran berikutnya adalah situs http://asio.gov.au...
-
Ketua Payuguban Pelaku Pertempuran Lima Hari di Semarang Soedijono (90) mengaku kecewa pada banyaknya kasus korupsi di negeri ini. ...
-
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan...
-
Mungkin belum banyak yang tahu kalau ada sebuah perjanjian maha penting yang dibuat Presiden I RI Ir Soekarno dan Presiden ke 35 AS John F...
-
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengatakan segera mengirim tim teknis ke Rusia untuk memastikan Indonesia akan memb...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar