Radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II Lapangan Udara Hasanuddin Makassar menangkap adanya pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia pada Senin sore, 7 Maret 2011 pukul 15.50 waktu setempat.
Petugas Air Trafic Control (TAC) berusaha meminta konfirmasi dari pesawat jenis Boeing 737 itu yang diketahui milik sebuah maskapai penerbangan internasional di Pakistan.
Namun kepada petugas TAC sang pilot tak dapat menyebutkan kode dokumen yang diminta. Seperti , flight approval dari Kementerian Perhubungan, security clearance dari Kementerian Pertahanan, dan diplomatic clearence dari Kementerian Luar Negeri.
Karena tak dapat menjawab kode yang diminta itu, maka diperintahkanlah 2 buah pesawat Sukhoi milik Angkatan Udara untuk mengejar pesawat tersebut. Pesawat dengan kode penerbangan PA 7889 berhasil digiring ke Lanud Sultan Hasanuddin Makassar.
Peristiwa tersebut tak bisa dilupakan oleh Komandan Skuadron Udara XI Wing 5 Lapangan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar Letnan Kolonel (Penerbang) Deddy Ilham Suryanto Salam. Saat itu, Deddy merupakan salah satu pilot Sukhoi SU-27 yang mengejar dan memaksa turun pesawat komersial Pakistan tersebut.
Kondisi geografis Indonesia yang luas menjadi tantangan para pilot pesawat tempur untuk selalu mengawal tanpa mengenal waktu. Patroli pun gencar dilakukan untuk mencegah masuknya pesawat asing tanpa izin.
Begitu radar mendeteksi pesawat asing melintas tanpa izin, perintah untuk mengejar dan mencegat harus dilakukan. Bila pesawat tersebut 'bandel', sang pilot harus sia bertempur demi menjaga kedaulatan.
“Enggak ada grogi, Kami ini tentara. Perintah A ya laksanakan A. Perintah B ya laksanakan B. Itu kan atas perintah komandan,” kata Deddy kepada detikcom, Sabtu (17/8) di Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta.
Kini secara perlahan, anggapan bahwa Indonesia mudah dilewati pesawat asing yang tidak punya izin mulai berkurang. “Enggak perlu takut. Militer negara kita ini mampu menjaga kedaulatan negara. Ke depan ya harus dipertahankan dan ditingkatkan,” ujar pria humoris itu.
Usaha untuk melahirkan penerbang yang handal terus dilakukan Angkatan Udara mengingat wilayah Indonesia yang begitu luas. Salah satunya dengan mengirim pilot untuk belajar simulator Sukhoi di luar negeri seperti Rusia.
Pelatihan ini sekaligus untuk menambah jam terbang dan kemampuan sang pilot. Sehingga setelah setelah kembali ke tanah air bisa mengaplikasikan tugasnya untuk menghadang atau mencegat pesawat asing.
Selain itu, peningkatan lain bisa dilakukan dengan cara modifikasi latihan untuk mengembangkan kemampuan para pilot. “Kalau latihan kan bisa direncanakan. Tapi, prioritas kami tidak asal latihan. Ada rating-rating yang harus kami tingkatkan,” kata pria yang punya catatan 2500 jam terbang itu.
Sabtu (17/8) lalu pada peringatan hari kemerdekaan ke 68, mereka para pilot Indonesia itu memperagakan atraksi pesawat tempur Sukhoi dan F-16 di Istana Negara, Jakarta. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 24 Agustus 2013
Penjaga Angkasa Indonesia Siap Tempur, Saat Pesawat Asing 'Bandel'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Indonesia tidak akan lagi membeli jet tempur Sukhoi dari Rusia, fokus kedepan hanya untuk F-16 dari AS, Marsekal Eris Herryanto mengatakan k...
-
Secara resmi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet - kini Rusia, sudah berakhir dua dekade lalu. Perang dua kekuatan...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
-
PT Dirgantara Indonesia menyatakan siap membuat tiga unit pesawat angkut CN-295 pada 2014. Tiga unit itu merupakan pesawat ketujuh, kedelapa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar