Sejak minggu terakhir Juli 2013 sampai pertengahan Agustus 2013, sudah terjadi tiga kali penembakan terhadap anggota kepolisian. Pada Sabtu 27 Juli 2013, anggota polisi lalu lintas Polres Metro Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono juga ditembak orang tak dikenal. Peristiwa terjadi sekitar pukul 04.30 WIB di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan.
Setelah itu, anggota satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Metro Cilandak, Aiptu Dwiatno, Rabu 7 Agustus lalu sekitar pukul 05.00 WIB tewas setelah ditembak orang tak dikenal. Kemudian, pada 16 Agustus 2013 pukul 22.00 WIB, Iptu Kus Hendratno ditembak saat mengendarai sepeda motornya saat patroli, sementara Bripka Ahmad Maulana ditembak setelah mobil yang dikendarai untuk menabrak para pelaku menabrak pohon di Jalan Graha Raya depan Masjid Bani Umar Kelurahan Perigi Baru Kecamatan Pondok Aren, Tangerang.
Dua anggota Polsek Pondok Aren ditembak orang tak dikenal saat menuju ke kantor. Sesaat setelah menembak keduanya, pelaku yang berjumlah dua orang sempat terlibat adu tembak dengan tim buser Polsek Pondok Aren yang berada di tempat kejadian perkara. Selain untuk menyampaikan “pesan khusus”, penembakan tersebut tidak menutup kemungkinan terkait kelompok teror.
Demikian dikemukakan pengamat masalah strategis Indonesia, Tony Sudibyo di Jakarta (17/8/2013) seraya menambahkan, rentetan penembakan OTK terhadap anggota kepolisian diakui atau tidak telah menimbulkan pertanyaan mendasar, apa sebenarnya yang menjadi penyebab pokok (rootcauses)nya. Apakah ini terkait dengan pemberantasan aksi teror, apa pesan-pesan khusus yang disampaikan penembak kepada polisi serta bagaimana langkah mengatasinya.
“Walaupun pihak kepolisian belum memastikan aksi penembakan ini dikaitkan dengan kelompok teroris tertentu, namun penilaian umum yang berkembang di masyarakat menilai aksi ini kemungkinan ada kaitannya dengan aksi pemberantasan terorisme, karena di waktu sebelumnya sudah banyak pernyataan sikap, siaran pers bahkan unjuk rasa yang menuntut Polri khususnya Densus 88 Anti Teror Mabes Polri untuk lebih manusiawi dan humanis dalam menangani kasus teror, bukan dengan cara-cara seperti ini yang juga dinilai organisasi penggiat HAM telah masuk pelanggaran HAM,”urainya.
Menurut peneliti yang pernah bertugas di Aceh ini, strategi dan taktik kelompok teror dibagi dalam beberapa tahap yaitu sabotase, gerilya, teror dan open rebellion atau perang kota. Sabotase, gerilya dan teror dilakukan kelompok teroris jika organisasi dan jumlah mereka tidak kuat, sedangkan jika mereka sudah berani melakukan open rebellion atau perang kota, mengindikasikan organisasi, konsolidasi dan kekuatan mereka sudah bertambah kuat, sehingga berani “head to head war” dengan aparat negara.
“Jika ini yang terjadi, kasus penembakan terhadap anggota kepolisian harus segera diselesaikann dan dicegah sedini mungkin dengan langkah koordinasi dan sinkronisasi gerakan antara intelijen, TNI dan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, karena kemungkinan besar kelompok pelaku sebelumnya sudah mempunyai rekam jejak dalam melakukan kekerasan menggunakan senjata api,” tambahnya. (GFI)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 18 Agustus 2013
Perlu Sinkronisasi antara intelijen, TNI dan Mabes Polri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Kelebihan Pesawat Airbus A400M Yang Akan Di Beli TNI AU
- Kapal Patroli Hiu Dihadang Kapal Coast Guard Malaysia Di Perairan Indonesia
- Prajurit Kopassus TNI, Lebih Takut Pelatih daripada Setan
- KRI Banda Aceh-593 dan KRI Halasan-630 Ikuti Pameran Maritim di Malaysia
- Mabes TNI Beri Penjelasan Terkait Mobil TNI Angkut Logistik di Acara Prabowo-Sandi
Berita Populer
-
TNI bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) sepakat memilih pesawat tempur generasi kelima Sukhoi (Su-35) buatan Rusia, sebagai pengganti pe...
-
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiba tiba menyampaikan kabar mengejutkan terkait kontrak pengadaan tiga kapal selam Changbogo buatan ...
-
Yahudi dan Israel Merasa Disudutkan Indonesia Kelompok pendukung Israel dan Yahudi menilai, Indonesia kerap menyudutkan mereka. Menurut mere...
-
by Narayana ( JKGR ) Jakarta, Medio Maret 2014….Pukul 23.45 wib Malam telah beranjak larut, ketika saya merapihkan setumpuk dokumen yan...
-
"Inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Situs Gunung Padang berpikir untuk melaporkan temuan ini ke TNI-Polri." Inisiator Ti...
-
Pihak inteljen Kodam, sambung Hardiono, masih melakukan pendeteksian kebangkitan PKI di wilayah Jateng dan DIY. Pangdam menambahkan memang ...
-
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko menerima Bintang Kehormatan DKAT (Darjah Kepahlawanan Angkatan Tentera) dari Pemerintah Malaysia, Sen...
-
Ketua Komisi Satu DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Rusia kepada Indonesia, merupakan hal menarik dan perlu di...
-
TNI Angkatan Laut saat ini memiliki kapal selam sebanyak 12 unit. Alutsista itu, diparkir di wilayah Surabaya, Jawa Timur. “Kita memang ada ...
-
PT Pindad (Persero) akan meluncurkan 2 panser Anoa varian terbaru pada awal November 2014 di acara Indo Defence 2014 di JIExpo Kemayoran, Ja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar