Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda menyesalkan dibatalkannya rencana penjualan tank Leopard ke Indonesia pada dua tahun lalu.
Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert saat mengunjungi Kementerian Pertahanan RI di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Plasschaert mengaku menyesal atas keputusan parlemen Belanda untuk menolak keinginan pembelian tank oleh Indonesia kepada negara itu pada 2011 lalu.
"Pendahulu saya mengalami waktu sulit ketika menghadapi masalah itu. Saya tak mau kejadian seperti ini terjadi lagi. Apalagi kalau kita bicara kerja sama dan partnership," ujarnya.
Pada 2011, parlemen Belanda menolak rencana penjualan sejumlah tank Leopard ke Indonesia karena dinilai rawan dengan aksi pelanggaran hak asasi manusia.
Namun demikian, Plasschaert mengatakan penyesalan tersebut tidak lantas dapat diartikan bahwa Belanda akan kembali memroses penjualan tank ke Indonesia.
"Tidak ada deal yang spesifik saat ini," katanya.
Dia menegaskan bahwa permohonan maaf yang ia lontarkan bukan atas proses di parlemen.
"Saya tak bisa memohonkan maaf atas proses demokrasi yang terjadi," katanya.
Lebih lanjut dia menyesal karena peristiwa penolakan penjualan tank ke Indonesia tidak menguatkan hubungan kedua negara.
"Saya menghargai kerjasama kedua negara. Tetapi merevisi keputusan atas [pembatalan penjualan] tank itu tak akan memberangus hubungan Indonesia - Belanda," tegasnya.
Siang ini, Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis Plasschaert berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, menteri pertahanan kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan secara lebih konkret yang dapat menguntungkan kedua negara.
Kerja sama pertahanan tersebut antara lain mencakup bidang pendidikan dan pelatihan serta pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting.
"Kami di sini membahas masalah-masalah yang terkait masalah global, regional, dan hubungan bilateral Indonesia-Belanda. Kami baru akan bicarakan soal MoU kerjasama pertahanan ke depan. Kita bisa bicarakan di atas kertas apa yang kami butuhkan dan mereka bisa berikan," ujar Purnomo.
Dalam waktu dekat, ujarnya, pihak Kementerian Pertahananan RI akan ke Belanda untuk memformulasikan nota kesepahaman (MoU). (Bisnis)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Kejutan menyenangkan datang di akhir tahun 2013 ini. Sejumlah pengadaan alutsista yang termaktub dalam MEF terus berlangsung, bahkan di perc...
-
Mantan Presiden dan Menristek BJ Habibie angkat bicara soal rencana pengembangan bersama jet tempur canggih antara Indonesia dan Korea Selat...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Setelah pesanan pasti empat dari delapan pesawat tempur kontra penyusup EMB-314 Super Tucano diserahkan kepada TNI AU, Embraer Brazil bernia...
-
Kapal perang Australia memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kembali terjadi sejak pertengahan Desember silam di mana t...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Hasil raker Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 yang dilakukan secara tertutup, Senin (10/6/...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar