Rhan 122 |
"Ini
sebuah perjalanan maraton kebangkitan industri pertahanan kita," kata
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (28/3), seusai
menyaksikan uji coba R-Han 122 milimeter di Pusat Latihan Tempur TNI AD
Baturaja, Sumatera Selatan.
Uji
coba ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan uji-uji sebelurnnya.
Sebelumnya, November 2011, peluncuran roket dilakukan dari dudukan
berupa karung. Saat ini, PT Pindad sudah membuat peluncur roket yang
terdiri atas 16 tabung.
Sjafrie
menilai, terjadi kemajuan yang signifikan walaupun harus ada
pengembangan kualitas. Rencana berikutnya adalah mengadakan transfer
teknologi untuk perbaikan. "Targetnya, jarak tempuhnya tahun 2014 sudah
tiga digit dan akan menggunakan seluruh kemampuan multilaunch rocket
system," ujarnya.
Saat
ini R-Han 122 yang berkaliber 122 millimeter itu memiliki jarak tempuh
14 kilometer. Roket ini diproduksi bersama oleh Kementerian Pertahanan
serta Kementerian Riset dan Teknologi.
PT
Dahana membuat bahan peledaknya, PT Krakatau Steel membuat baja untuk
nozzle dan merakitnya, sementara PT Dirgantara Indonesia memproduksi
berbagai komponen seperti selongsong dan sirip.
PT Pindad membuat hulu ledak (warhead) dan memodifikasi mobil untuk peluncur 16 tabung yang bisa berputar 360 derajat.
"Uji
coba hari ini penting karena berarti kita sudah membuktikan bahwa
konsep kita sudah benar, tinggal memperbaiki saja," kata Direktur Utarna
PT Pindad Adik A Soedarsono.
Roket dalam strategi militer sangat penting dalam penangkalan dan penolakan.
Komandan
Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kodiklat TNI AD Brigjen Aryadi
Patmanegara menjelaskan, kalau sudah bisa diproduksi di dalam negeri,
akan sangat efisien. Sebab, seperti roket yang dibeli Singapura dan
Malaysia, dengan jangkauan 43 kilometer dan 40 kilometer, harga seluruh
sistemnya, termasuk 18 kendaraan peluncur, mencapai Rp 3 triliun. (EDN)(Kompas)
Ujicoba Rhan 122
DALAM upaya meningkatkan kemandirian bangsa
terutama dalam hal pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista),
Kementerian Riset dan Teknologi dan komunitas iptek serta industri
strategis yang termasuk dalam konsorsium mendukung Kementerian
Pertahanan dalam mengembangkan Roket R-Han 122.
Tujuan lain dari pengembangan roket R-Han 122 dilakukan untuk
mengurangi ketergantungan pengadaan dari luar negeri dengan
memberdayakan potensi dan kemampuan riset anak bangsa serta industri
pertahanan dalam negeri.
Roket R-Han 122 adalah roket hasil karya anak bangsa yang merupakan
hasil kerjasama ini diwujudkan melalui penelitian yang dilakukan
berbagai institusi diantaranya PT.Pindad, PT Dirgantara Indonesia,
PT. Dahana yang didukung penuh oleh Kementerian Riset dan Teknologi.
Kementerian Pertahanan berencana kembali melakukan uji coba R-Han 122
dengan pengembangan terbarunya pada 28 Maret 2012. Uji coba
roket yang akan dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan.
(Foto Commando) |
Persiapan uji coba yang akan dilaksanakan tersebut agar sesuai dengan
tujuan yang diharapkan maka pada tanggal 15 Maret 2012 bertempat di
PT. Pindad diadakan rapat koordinasi dengan agenda pembahasan segala
kesiapan peralatan dan personil serta bagaimana teknis mobilisasi
keduanya yang akan diberangkatkan ke Baturaja. Sampai saat ini, roket
yang rencananya akan diluncurkan sebanyak 50 buah dan peralatan
pendukung sebagian telah siap diuji coba.
Masing-masing stakeholder yang terlibat didalam uji coba peluncuran
mempunyai peran, seperti, PT. DI berperan dalam penyiapan roket, adapun
PT. PINDAD mengembangkan launcher dan firing system menggunakan platform
GAZ dan Nissan yang sudah dimodifikasi dengan laras 16. Selain itu,
dalam sistem pendukung peluncuran roket ini BMKG akan mendukung dengan
menyediakan alat untuk menentukan posisi jatuh roket dan ITB juga akan
mendukung dalam uji coba sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan
mengirim gambar saat roket sampai dilokasi target sasaran.(Ristek)
Sumber : http://garudamiliter.blogspot.com
Sumber : http://garudamiliter.blogspot.com/
Good news, apalagi jika ke depan sudah terlaksana Tot rudal C-701 dengan China maka instansi-instansi terkait bisa bersinergi dan berinovasi sehingga lebih lanjut dan bisa memproduksi sendiri rudal balistik antar benua untuk memberikan efek gentar pada musuh sehinga kewibawaan kita dihormati.. Yang penting konsistensi terhadap blueprint yang sudah dibuat, jangan sampai ganti rejim lalu ganti kebijakan sehingga project-project strategis harus dimulai lagi dari nol...
BalasHapusMas Thiwid W bukan C- 701 ttp C-705, mudah2an roket segera meluncur mencapai jangkauan 1000 km dan siap mengirim satelit2 kita utk membantu masyarakat NKRI dlm mengembangkan wahana angkasa. Salam NKRI..............
BalasHapus