Cari Artikel di Blog Ini

Sabtu, 06 Oktober 2012

Indonesia Segera Produksi Pesawat Tanpa Awak

Pemerintah akan menggenjot pengembangan pesawat tanpa awak atau nir awak. Pesawat ini dianggap mendesak dimiliki Indonesia karena banyaknya wilayah di tanah air yang tidak bisa dijangkau oleh manusia.

Ilustrasi Pesawat Tanpa Awak (http://airforcephotos.blogspot.com)

Daerah-daerah yang sulit dijangkau itu misalnya terletak di gunung berapi. Padahal, daerah-daerah tersebut kerap perlu didatangi untuk kepentingan penelitian. “Maka sesuai rencana, dalam waktu dekat ini pemerintah akan memproduksi pesawat tanpa awak,” kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, di Yogyakarta, Jumat 5 Oktober 2012.

Ia menjelaskan, pembuatan pesawat tanpa awak ini sejalan dengan program pemerintah mengembangkan produksi dan teknologi pesawat tempur,  bekerja sama dengan Korea Selatan. “Termasuk juga pengembangan pesawat yang nanti dapat digunakan oleh Polri,” ujar Gusti.

Kasad: Pilih Heli Tempur Yang Murah Tapi Kualitas Baik

KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan bahwa pihaknya belum membuat keputusan final soal pemesanan heli serang Apache. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Puspenerbad sebagai operator heli tersebut.

foto : angkasa.co.id

"Kami masih menimbang-nimbang antara Apache atau Blackhawk UH-60, Yang jelas kita pilih mana yang lebih murah tapi kualitas tetap baik," ujarnya tadi pagi di Mabes AD, Jakarta Pusat (4/5/2012).

Pramono juga  memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin memberikan kritik dan masukan terhadap alutsista-alutsista terbaru yang akan dipesan TNI AD. Hal ini terkait dengan upaya TNI AD yang terus menggenjot program modernisasi alutsistanya.

"Silahkan komplain,misalnya kenapa pilih A, kenapa tidak B saja yang lebih unggul. Tapi jangan komplain karena ‘pesanan pihak tertentu’," jelasnya.

Forced Down Cessna C-208 Antara Keramahan vs Kelemahan

Marsekal Pertama (Marsma) TNI Yadi Indrayadi
Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam RI

Penyergapan dan pemaksaan mendarat (forced down) dilakukan pesawat buser TNI AU, Sukhoi 27/30, terhadap pesawat asing tidak berizin, Cessna C-208, Minggu, 30 September 2012 lalu, menunjukkan profesionalisme tinggi dari garda angkasa kita, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).


Marsekal Pertama (Marsma) TNI Yadi Indrayadi
 foto : tribunnews.com
Namun, di sisi lain, usai proses pemaksaan mendarat, penahanan, dan interogasi dilakukan Koopsau di Lanud Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), memberikan kesan keramahan kita terhadap pelanggar atau kelemahan mekanisme penegakan hukum di udara.

Apa indikasinya? Mari kita simak bagian akhir artikel dikeluarkan Dispenau berikut ini: "...untuk mengetahui motif dan kemungkinan ada pelanggaran serius, maka penerbangan terpaksa dihentikan sambil menunggu perusahaan terkait membereskan administrasi perizinan penerbangan."

Kalimat tersebut mengandung beberapa makna antara lain: 1. Ada klasifikasi atau derajat pelanggaran: serius, kurang serius, atau mungkin juga tidak serius. Bila demikian, logikanya, tiap derajat pelanggaran akan ditangani dengan prosedur berbeda pula.

Berikutnya, 2, setelah mendapat izin penerbangan, maka penerbangan akan dilanjutkan. Lalu, 3, belum diketahui apa akan dilakukan selanjutnya, jika pelanggaran itu termasuk pelanggaran serius.

Foto Parade Militer HUT TNI ke-67

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku inspektur upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada acara HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). Peringatan HUT TNI tersebut bertema "Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah." 

All foto : okezone.com

Jumat, 05 Oktober 2012

Modernisasi Rompi SAKTI (Sistem Angkut Kelengkapan Tempur Individu) TNI

Rompi SAKTI (Sistem Angkut Kelengkapan Tempur Individu) Kelengkapan Alat Tempur TNI Hasli Karya Mayor (Inf). Agus Yudhoyono

Para kesatria (knight) di awal abad pertengahan telah mengenal baju zirah sebagai alat pelindung dalam peperangan. Perkembangan teknologi persenjataan membuat baju zirah menjadi usang sehingga ditinggalkan dan berganti dengan 'body armor' yang lebih fleksibel dan ringan.

Rompi SAKTI (Sistem Angkut Kelengkapan Tempur Individu) TNI
Rompi SAKTI (Sistem Angkut Kelengkapan Tempur Individu) TNI (foto : news.viva.co.id)

Act of Valor (2012), film buatan Hollywood yang skenarionya ditulis oleh Kurt Johnstad dan dibintangi oleh Alex Veadov, Nestor Serrano, menampilkan pasukan khsusus Amerika Serikat (AS) yang sedang melakukan operasi di darat, laut, dan udara. Sepanjang film ini akan terlihat setiap anggota pasukannya mengenakan rompi antipeluru dalam setiap aksinya. Bahkan rompi antipeluru itu terlihat dapat memuat segala jenis peralatan taktis tempur.

Tuntutan alat tempur yang fleksibel dan efektif dibenarkan oleh Kasi 2 Brigif Linud 17/ Kostrad, Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono. Agus menerangkan bahwa khusus untuk rompi anti peluru, pihaknya telah melakukan proses modernisasi dan pembaharuan untuk kelengkapan alat tempur ini.

“Kita menyadari bahwa dunia itu mengalami perubahan cepat, situasi yang terjadi di negara lain,” ujar Agus saat berbincang dengan detikcom saat mempersiapkan Pameran Alutsista dalam rangka HUT ke-67 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2012).

Menatap Masa Depan TNI

Oleh Agus Harimurti Yudhoyono

Saya melihat semangat dan harapan di mata generasi muda TNI, Polri, dan mahasiswa yang memadati Gedung AH Nasution, Akademi Militer, Magelang, Jumat (21/9). Tampak ada keinginan kuat untuk bersama-sama membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Agus Harimurti Yudhoyono
Agus Harimurti Yudhoyono (foto : denniocastafiore.wordpress.com)

Ini berbeda dengan ketika saya menjadi taruna, berbarengan dengan angin reformasi yang bertiup kencang saat itu. Hujatan dan cercaan terhadap TNI disuarakan lantang oleh para mahasiswa, bahkan di depan gerbang Akademi Militer (Akmil).

Oleh karena itu, memenuhi undangan Gubernur Akmil untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada para taruna dan mahasiswa memberi arti tersendiri. Setelah lebih dari satu dekade ikut mengawal reformasi TNI, tak berlebihan bila kini generasi muda TNI juga melakukan refleksi diri.

Bagi kami, yang masuk Akmil pada era Orde Baru—saat kekuatan tentara begitu luar biasa— sungguh tak menyangka kelak institusi TNI dihujat oleh rakyatnya sendiri. Seragam yang menjadi identitas kami terpaksa dilipat dan masuk ke dalam tas untuk menghindari aksi sweeping kelompok anarkis di jalan raya. Kebanggaan yang menjadi modal dasar militer sempat pudar. Sungguh sedih, dilantik di istana sebagai perwira tetapi seolah tak diharapkan masyarakat.

Tuntutan reformasi yang begitu kuat direspons positif melalui kebijakan dan langkah-langkah konstruktif oleh para pemimpin TNI saat itu. Politik praktis yang menjadi bagian dari dwifungsi ABRI dan mendapatkan banyak sorotan karena dampak eksesif yang ditimbulkan ditinggalkan sebelum jatuh tempo. Keberadaan TNI di lembaga legislatif (Fraksi TNI/Polri) yang seharusnya berakhir pada 2009 ditinggalkan TNI pada 2004.

Jelang 2014 Purnawirawan Jenderal TNI Mulai Turun Gunung

Menjelang Pemilu 2014, para purnawirawan jenderal TNI tampaknya mulai 'turun gunung'.

Setelah mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto dikabarkan masuk Partai Nasional Demokrat (NasDem), kini giliran purnawirawan jenderal TNI ramai-ramai menampakkan diri di depan publik, dengan menggelar acara seremonial peluncuran buku berjudul 'Mengawali Integrasi Mengusung Reformasi'.


Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan (foto : tribunnews.com)

Buku itu diluncurkan di Balai Kartini Jakarta, Selasa (2/10/2012) malam, dan disusun oleh sejumlah purnawirawan jenderal Akabri Angkatan 1970. Dalam peluncuran buku itu, hadir puluhan purnawirawan jenderal TNI dari berbagai angkatan. Presiden SBY yang juga bagian dari eks petinggi TNI, hadir dalam acara peluncuran buku itu.

Antara lain Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Jenderal TNI (Purn) Sadar Subagyo, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Jenderal TNI (Purn) Agus Wijojo, dan beberapa purnawirawan Jenderal TNI lain dari berbagai angkatan.

PT Dirgantara Akan Produksi Tiga CN-295 Mulai 2014

PT Dirgantara Indonesia menyatakan siap membuat tiga unit pesawat angkut CN-295 pada 2014. Tiga unit itu merupakan pesawat ketujuh, kedelapan, dan kesembilan. “Proses perakitan akhir dan bagian ekor akan dibuat PT Dirgantara,” kata Direktur Aerostruktur PT Dirgantara Indonesia, Adi Alisjahbana, di Skuadron II Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2012.


Pesawat CN 295 TNI AU di Halim Perdanakusuma (4/10). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Dalam kerja sama dengan Airbus Military Spanyol, Adi menjelaskan, porsi pekerjaan Dirgantara semakin meningkat. Dari sembilan unit pesawat, enam unit dibuat di Airbus Military Spanyol dan tiga unit lainnya dibuat di Indonesia. "Nantinya ada kolaborasi, 40 persen konten lokal, yakni bagian ekor pesawat, dan final assembling," kata Adi.



Tiga Agenda Besar Menunggu TNI

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan saat ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) dihadapkan pada tiga agenda besar untuk meningkatkan peran dan kekuatan militer.

Menurut Mahfud, TNI harus memastikan pelaksanaan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk mencapai apa yang dia sebut minimun essential force (kekuatan esensial minimum) pada 2025.


Ketua Komisi I DPR RI, Mahfud Siddiq. (ANTARA/Widodo S Jusuf)

"Sehingga tercapai postur pertahanan yang mampu menjaga NKRI dan efek deterrence (pencegahan) yang kuat," kata Mahfudz di Jakarta, Jumat.

TNI, ia melanjutkan, juga dihadapkan pada kebutuhan untuk meningkatkan standar profesionalisme dan kesejahteraan prajurit serta sarana-prasarana pendukungnya.

Selain itu, menurut dia, TNI harus bisa menjadi penggerak pengembangan dan pemberdayaan industri pertahanan nasional.

"Sehingga pada akhir Renstra tahap III yaitu tahun 2025, Indonesia telah mampu meraih kemandirian alutsista," kata dia.

Presiden SBY Beri Kado TNI Berupa Dua Undang-Undang

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono memberi dua kado penting kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada hari ulang tahunnya ke-67. Dua kado itu berupa undang-undang yakni Undang-Undang (UU) Veteran dan UU Industri Pertahanan.

Presiden SBY Beri Kado TNI Berupa Dua Undang-Undang
Wahyu Wening / Jurnal Nasional
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Inspektur Upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada upacara peringatan HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-66 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/10).

"Saya akan memberikan kabar gembira, bahwa hari ini saya sudah menandatangani dua Undang-Undang," kata Presiden saat memberikan amanat dalam Upacara Peringatan HUT TNI Ke-67, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/10).

Presiden mengatakan, UU Veteran dihadirkan sebagai bentuk penghargaan, penghormatan dan kecintaan negara terhadap veteran TNI yang telah berjuang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Adapun UU Industri Pertahanan dimaksudkan sebagai landasaan hukum percepatan pengembangan industri pertahanan.

Dalam peringatan tersebut, Presiden bertindak sebagai inspektur upacara, didampingi Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparno, Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufaat.

Kamis, 04 Oktober 2012

Dua Pesawat CN-295 Resmi Perkuat TNI AU

Dua unit pesawat CN-295 resmi memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) di jajaran TNI Angkatan Udara, khususnya Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

foto : arc.web.id

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima kedua pesawat itu dari Kementerian Pertahanan kepada Mabes TNI, dan selanjutnya diterima Mabes TNI AU, di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis siang.

"Penyerahan dua pesawat hasil kerja sama Airbus Military Spanyol dengan PT Dirgantara Indonesia itu merupakan bagian dari sembilan unit yang dipesan Kemhan pada 14 Februari 2012 lalu," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menyerahkan pesawat itu.

Tujuh pesawat sisanya bakal diserahterimakan paling lambat akhir 2014 mendatang.

Indonesia Memerlukan Cyber Army

Serangan melalui dunia maya tanpa harus menghadirkan kekuatan militer secara fisik di negara lawan, telah menjadi trend baru dalam perang modern di abad-21. Karenanya, Indonesia perlu mempersiapkan kekuatan cyber army atau prajurit cyber yang terdiri dari individu-individu terampil serta ahli dalam cyber warfare, yang dituangkan dalam konsep Pembangunan National Cyber Defense, sebagai garda terdepan dalam menjawab tantangan perang informasi.

foto : backorifice.org

Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro pada sambutan sekaligus membuka secara resmi Sarasehan National Cyber Defense, di Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Jakarta, Selasa (2/10).

Dengan terbentuknya National Cyber Defense, kata Menhan melanjutkan sambutannya, pembangunan kapasitas nasional dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional terhadap berbagai ancaman dari dunia cyber akan dapat lebih ditingkatkan.Namun di sisi lain, pembangunan infrastruktur perlu juga segera direalisasikan secara terintegrasi, khususnya pembangunan di lingkungan Kemhan RI dan TNI.

Foto Gladi Bersih Peringatan HUT TNI ke-67

Prajurit TNI melakukan defille pasukan saat acara gladi bersih upacara peringatan ke-67 Hari Jadi TNI di Bandara Halim Perdanakusuma,Jakarta Timur,Rabu (3/10).

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) turut hadir meninjau pelaksanaan acara gladi bersih upacara peringatan ke-67 Hari Jadi TNI yang akan dihadiri oleh Presiden Yudhoyono pada tanggal 5 Oktober mendatang.


Poto-Poto Gladi Bersih Peringatan HUT TNI ke-67
Prajurit TNI melakukan defille pasukan saat acara gladi bersih upacara peringatan ke-67 Hari Jadi TNI di Bandara Halim Perdanakusuma,Jakarta Timur,Rabu (3/10). (Edwin Dwi Putranto/Republika)

Pangkalan kapal selam di Palu segera beroperasi

Pangkalan kapal selam TNI AL di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, akan selesai dibangun pada akhir 2012, dan segera beroperasi.

"Pada awal 2013, kapal selam dari Armatim (Armada RI Kawasan Timur) sudah bisa singgah di Teluk Palu," kata Komandan Pangkalan TNI AL Palu, Kolonel Pelaut Boedi Oetomo, di Palu, Rabu.




Dia mengatakan saat ini pembangunan tahap dua sudah selesai sekitar 80 persen. Tahap dua itu bangunan fisik di sekitar pangkalan. Selanjutnya masuk ke tahap tiga, yakni pengerjaan fisik yang ringan seperti pembuatan pagar dan proses pengecatan.

Salah satu alasan pemilihan Teluk Palu karena teluk ini cukup strategis di nusantara. Teluk Palu memiliki lebar 10 kilometer dengan lingkar garis pantai sepanjang 68 kilometer. Kedalaman Teluk Palu mencapai 400 meter dan dinilai sangat strategis. "Perlindungan alam" terhadap arus laut yang ekstrim juga dinilai sangat memadai dan menguntungkan untuk dijadikan pangkalan kapal selam.

Kelebihan Super Cobra dibanding Apache

Kini, Kementerian Pertahanan tengah menimbang-nimbang helikopter serang mana yang sebaiknya dipilih? AH-64 Apache, UH-1Z Super Cobra atau UH-60 Blackhawk. Percaya atau tidak, skenario menimbang-nimbang ini juga dilakukan Marinir AS – penggunan utama heli ini di AS yang sadar akan keterbatasan anggaran. Dan, pilihan ternyata jatuh pada AH-1Z. Kenapa? Bukan saja, karena harganya lebih murah, tapi ada sejumlah pertimbangan teknis sehingga mereka memilih Super Cobra.

UH-1Z Super Cobra
UH-1Z Super Cobra (foto : angkasa.co.id)

Meski helikopter ini akan dibeli untuk memperkuat Penerbad, Pemerintah RI seyogyanya menyimak pula pertimbangan Marinir AS. Alasannya ternyata simpel saja. Di antaranya, 
  • Super Cobra mudah diterbangkan : Bagi Marinir AS ini sangat penting untuk melatih para penerbangnya. Mantan penerbang heli CH-46 Sea Knight  AS mengaku cukup melakukan familiarisasi 45 menit untuk bisa menerbangkan heli yang ukurannya lebih mungil dari Apache ini. Oleh karena bodinya yang mungil ini pula, sang heli mudah diangkut kemana-mana dengan kapal perang atau pesawat angkut.
  • Super Cobra Lebih Lincah : oleh karena bodinya lebih kecil dari Apache dan lajunya lebih lincah, musuh diyakini pula lebih sulit memburu Super Cobra. Pertimbangan ini amat krusial khususnya setelah menyimak pengalaman tempur di Irak. Membidik Super Cobra pada kenyataannya memang jauh lebih sulit ketimbang membidik Apache. Begitu pun, sejumlah Apache yang jatuh di Irak dikatakan bukan oleh karena badannya yang relatif besar, tapi lebih karena suaranya yang sudah amat dikenali pejuang Irak. Di Irak, Apache adalah sasaran berharga bagi para pejuang penyandang RPG (Rocket Propelled Grenade), sehingga mereka dilatih untuk mengenali suaranya dari jauh.

Rabu, 03 Oktober 2012

TNI Antisipasi Konflik Laut China Selatan

Ekskalasi politik dan keamanan di Laut China Selatan antara Jepang dan China diantisipasi TNI dengan tetap menggelar patroli di perairan kedaulatan Indonesia yang berbatasan. "Kami sangat mendorong kode perilaku di sana diterima dan diperlakukan," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, Rabu siang.

China menggelar latihan militer selama enam hari di Laut China Selatan beberapa waktu lalu. (DTN News/Antara)

Suhartono beserta Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Suparno, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Eddie Wibowo, meninjau langsung gladi resik upacara HUT ke-67 TNI di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Berbagai arsenal baru TNI dihadirkan, di antaranya meriam howitzer 155 milimeter Archer buatan Perancis, pesawat anti intersepsi EMB-314 Super Tucano, dan lain-lain. Peragaan terjun payung oleh 100 personel dan aerobatik Tim Jupiter disajikan kepada hadirin.

Tank Leopard Segera Dikirim Awal November 2012

Sebanyak 44 unit Main Battle Tank Leopard yang dibeli dari Jerman akan segera tiba di Indonesia, sebagai upaya memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) dalam membangun kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).



"Kami ingin mendatangkan tank Leopard dalam HUT TNI Ke-67 ini, namun karena prosesnya agak panjang, sehingga November 2012 baru bisa tiba di Indonesia sebanyak 44 unit," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo saat jumpa pers Peringatan HUT TNI Ke-67 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.

Selain itu, TNI AD juga akan menambah dua batalyon Multiple Launch Rocket System (MLRS) buatan Brasil, satu batalyon Mitra Rudal Antipesawat Terbang dan dua batalyon Meriam 155 mm/Caesar buatan Perancis.

Dalam upaya membangun MEF, TNI Angkatan Laut juga akan membangun tiga kapal selam dari Korea Selatan, yang bekerja sama dengan PT PAL, tiga unit Kapal Cepat Rudal (KCR)-60M dan dua unit Kapal Tunda 2400 HP.

TNI Klaim Sudah Pakai Alutsista Buatan Dalam Negeri

Tentara Nasional Indonesia menyambut baik disahkannya Rancangan Undang-undang Industri Pertahanan menjadi Undang-undang. Meski demikian, TNI mengaku sudah menggunakan produk dalam negeri sebelum UU ini disahkan.

Alutsista TNI (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)

"Kita tetap mengutamakan produk dalam negeri, andai tidak bisa menyiapkan baru kita datangkan dari luar," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Lanud Halim Perdanakusuma usai gladi bersih HUT TNI ke-67, Rabu 3 Oktober 2012.

Peralatan TNI Angkatan Darat yang diklaim sudah menggunakan produk dalam negeri misalnya baju, tas ransel, dan helm milik prajurit, parasut terjun payung, dan helikopter 412.

"Bahkan, penerjun bilang, mereka lebih suka pakai produk dalam negeri, karena lebih enak digunakan dan lebih sempurna," kata Edhie Wibowo.

UU Industri Pertahanan Bikin Alutsista RI Makin Diminati Asing

DPR mengesahkan Undang-Undang Industri Pertahanan (UU Inhan) pada raat paripurna Selasa, 2 Oktober 2012. Pengesahan UU Inhan ini diyakini DPR dan pemerintah akan menjadi angin segar bagi industri pertahanan RI yang saat ini tengah bangkit.



Di bawah UU Inhan sebagai payung hukum yang kuat, maka industri pertahanan RI diharapkan akan menjelma menjadi industri yang mandiri, unggul, dan berdaya saing tinggi. Produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista) RI pun kini akan lebih bermutu.

Anggota Komisi I Bidang Pertahanan DPR, Eddhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menilai aturan jelas soal industri pertahanan RI itu akan membuat produk-produk alutsista RI semakin diminati negara-negara asing. Apalagi saat ini sudah ada negara yang menjadi pelanggan alutsista buatan Indonesia.

Komisi I Dukung Penambahan Anggaran Kemhan

Anggota Komisi I DPR RI Fayakhun Andriadi mengatakan, usulan penambahan anggaran dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) sebesar Rp 18,325 triliun di luar pagu definitif Kemhan tahun 2013 sebesar Rp 77,7 triliun berpotensi untuk disetujui.

Fayakhun Andriadi
Fayakhun Andriadi (JPI/Andri Nurdriansyah)

Sebab, pengajuan tambahan anggaran Kemhan sebesar Rp 18,3 triliun untuk 2013 itu merupakan bagian anggaran alutsista Minimum Essential Force (MEF) untuk 2010-2014 yang mencapai Rp 156 triliun, terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014 sebesar Rp 99 triliun dan alokasi on top berdasar arahan rapat kabinet terbatas 4 Oktober 2010 sebesar Rp 57 triliun.

"Saya rasa ajuan penambahan anggaran. Kemenhan untuk 2013 sebesar Rp 18,3 triliun itu kita akan dukung, karena itu merupakan anggaran yang masuk dalam on top. Cuma yang perlu kita dalami nantinya soal sumbernya bagaimana. Memang itu uangnya dari APBN juga, cuma untuk program MEF yang alokasi pencairannya secara bertahap itu, memang tidak secara jelas disebutkan," ujar Fayakhun Andriadi kepada Jurnalparlemen.com, Rabu (3/10).

PTDI Serahkan Dua Pesawat CN-295

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) akan menerima dua pesawat transport militer medium CN295 dari PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang pengadaannya dilaksanakan untuk menggantikan pesawat Fokker-27 Paratrooper yang telah memasuki masa pensiun terbang.

Pesawat CN-295 TNI AU
Pesawat CN-295 TNI AU (foto : Airlines.net)
 
"Acara penyerahan kepada Kementerian Pertahanan RI itu akan berlangsung di pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta," kata I.P. Windu Nugraha, staf senior Humas PTDI, kepada media di Bandung, Rabu.

Windu mengatakan setelah penyerahan dua pesawat itu kepada Kementerian Pertahanan, selanjutnya akan dilakukan penyerahan operasional kepada TNI-AU. Dua CN295 itu bagian dari sembilan unit pesanan Kementerian Pertahanan. Penandatanganan kontrak pengadaannya dilakukan saat acara Singapore Airshow bulan Februari 2012.

Pesawat CN295 yang merupakan hasil kerjasama PTDI dengan Airbus Military (dulu CASA) ini sebelumnya telah mendarat mulus di Bandara Lanud Husein Sastranegara, Bandung pada 30 September 2012, pukul 14.00 dari Spanyol dan disimpan di hanggar PTDI menunggu waktu penyerahannya besok.

TNI Siap Amankan Demo Buruh

Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap mengamankan aksi mogok kerja buruh yang menuntut penghapusan sistem kerja outsourcing dan upah rendah, Rabu (3/10/2012). Mereka disebar di sejumlah titik, salah satunya di kawasan Monas, Jakarta.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) diterjunkan untuk mengamankan demo buruh di kawasan Monas, Jakarta. (all foto : detik foto)

TNI AD Akan Pamerkan MLRS Astros II dan Meriam 155 mm Caesar di Monas

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat berencana memamerkan sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) terbaru pada Sabtu (6/10) hingga Senin (8/10) di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta.

Multiple Launch Rocket System (MLRS) Astros Brazil
Multiple Launch Rocket System (MLRS) Astros Brazil  (foto : mercopress.com)
 
"Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI Ke-67 yang jatuh pada 5 Oktober 2012, kita akan memamerkan beberapa alutsista yang terbaru dari Artileri Medan (Armed), seperti roket 'Multiple Launch Rocket System' (MLRS)/Astros dari Brazil dan Meriam 155 mm/Caesar buatan Prancis," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Sisriadi kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, roket MLRS yang dibeli sebesar 405 juta dolar AS itu memiliki jarak tembak hingga 85 kilometer dan merupakan senjata yang sangat menakutkan.

"Senjata ini terbukti ampuh dalam perang teluk. Senjata ini telah digunakan oleh Irak dan Arab Saudi. Kita mendapat sekitar 2 1/3 batalyon, padahal direncanakan kita hanya mendapat satu batalyon," ucapnya.

Selasa, 02 Oktober 2012

Ini dia Hasil RUU Industri Pertahanan dan RUU Veteran

KOMISI I DPR RI telah melakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Industri Pertahanan dan Rancangan Undang-Undang tentang Veteran.

Pembahasan RUU itu merupakan inisiatif Komisi I berdasarkan penugasan Rapat Badan Musyawarah pada 12 Januari 2012 silam melalui surat Presiden RI Nomor : R-08/Pres/01/2012 Tanggal 10 Januari 2012, Presiden menunjuk Menteri Pertahanan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan, dan Menteru Negara BUMN untuk mewakili Pemerintah dalam pembahasan RUU tentang Industri Pertahanan bersama-sama dengan DPR.


foto : pelitaonline.com

Sedangkan Pembahasan RUU tentang Veteran dilaksanakan berdasarkan penugasan Rapat Konsultasi Pimpinan DPR dengan Pimpinan Fraksi Pengganti Rapat Bamus pada 6 Maret 2012. Rapat tersebut membahas Surat Presiden RI Nomor: R-13/Pres/02/2012 Tanggal 2 Februari yang menugaskan Menteri Pertahanan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Keuangan, Menteri Sosial yang mewakili pemerintah.

"Komisi I DPR RI telah melaksanakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU)/Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan para stakeholder yang terkait, Rapat Kerja, Rapat Panja, Rapat Tim Perumus, dan Rapat Tim Sinkronisasi dalam rangka pembahasan RUU tentang Industri Pertahanan dan RUU tentang Veteran," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, Selasa (2/10/2012).

Pengadaan Alutsista Terhambat

Terbakarnya KRI Klewang 625 akan memengaruhi proses percepatan pemenuhan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) di laut. Peristiwa akibat korsleting listrik itu tak akan membuat pemerintah menarik kembali pesanan. "Pengadaan empat kapal perang tetap diteruskan," kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, di Jakarta, Senin (1/10).


Sebelum hasil investigasi dirilis, DPR sempat menduga adanya sabotase atas kejadian kebakaran yang terjadi pada Jumat (28/9) sore itu. Panglima menegaskan bahwa kebakaran itu murni karena kesalahan teknis. "Kapal belum rapi dan ada korsleting listrik, jadi terjadi kebakaran," kata dia.

Kebakaran juga terjadi karena peralatan pendukung lain belum berfungsi sempurna. Inilah yang lalu menyebabkan penanggulangan tidak bisa dilakukan dan menghabiskan seluruh kapal. Untuk menyelesaikan persoalan itu, Panglima meminta TNI AL sebagai pengguna tetap menunggu pihak produsen, dalam hal ini PT Lundin Investment, membuat kapal baru. "Pengalaman ini hendaknya menjadi pelajaran untuk membangun kapal yang lebih baik. Kita menginginkan instalasi listrik betul-betul bersih agar kebakaran tak terjadi," jelasnya.

ITS Siap Batu Uji Sistem Kapal Timaran PT. Ludin

Para pakar perkapalan dan kelautan ITS Surabaya menilai terbakarnya KRI Klewang (28/9) akibat kurang didukung dengan uji sistem dan prosedur baku secara laboratoris, karena itu ITS siap membantu kelanjutan program itu.

ITS Siap Batu Uji Sistem Kapal Timaran PT. Ludin

 
"Kami memiliki tim konsorsium kapal perang yang bekerja sama dengan Kemhan sejak 2012 dan tim investigasi yang mendapat sertifikasi KNKT," kata pakar transportasi laut ITS Dr RO Saut Gurning ST MSc di Surabaya, Senin.

Dalam diskusi pakar di Rektorat ITS Surabaya itu, ia menjelaskan pihaknya siap membantu untuk melakukan uji sistem kapal dan prosedur baku secara laboratoris serta juga desain kapal ke depan untuk kelanjutan program itu.

"Ke depan, program itu harus dilanjutkan, tapi jangan semata-mata program, melainkan program itu harus berdampak pada dua hal yakni peningkatan kemampuan teknologi bangsa dan penguatan industri perkapalan di sektor hulu," katanya.

Senada dengan itu, anggota Konsorsium Kapal Perang ITS Dr Subchan menegaskan bahwa terbakarnya KRI Klewang hendaknya tidak membuat pemerintah dan TNI menjadi patah arang.

"Yang namanya tahap awal itu selalu ada kecelakaan, karena itu program itu harus terus dilanjutkan, apalagi teknologi yang dimiliki KRI Klewang itu hanya dimiliki 3-4 negara," katanya.

Pemerintah Beli Apache, Super Cobra, atau Black Hawk.?

Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan membeli salah satu dari tiga jenis helikopter serang untuk memperkuat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Ketiga jenis helikopter itu yakni Apache, Super Cobra, atau Black Hawk.

Pemerintah Beli Apache, Super Cobra, atau Black Hawk.?
kompas / daily mail

Faktor yang menjadi pertimbangan utama untuk memilih yakni harga. Hal itu terungkap dalam rapat antara pemerintah dan Komisi I DPR saat membahas anggaran 2013 di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/10/2012) malam.

Hadir dalam rapat itu Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Soeparmo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat, dan para petinggi TNI lainnya.

Awalnya, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq meminta pemerintah menjelaskan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton bahwa Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari AS. Hal itu diungkap Hillary setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington.

Senin, 01 Oktober 2012

Nosel roket RX-550 masih bermasalah

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) optimistis mampu menerbangkan roket RX-550 pada 2013 mendatang. Keyakinan tersebut tetap dipegang, meski komponen nosel roket RX-550 kembali mengalami masalah dalam uji statis di Stasiun Pengamatan Dirgantara LAPAN Pameungpeuk, Kabupaten Garut, kemarin.

Ruang kontrol Stasiun Pengamatan Dirgantara LAPAN Pameungpeuk, Kabupaten Garut.  (foto : fani/koransindo)

Deputi Bidang Teknologi Dirgantara LAPAN Prof Dr Ing Soewarto Hardhienata mengatakan, desain struktur nosel roket RX-550 masih belum mampu menahan tingginya suhu pembakaran. Akibatnya, komponen material nosel roket terlepas sebelum proses pembakaran propelan berakhir di detik ke 14.

“Evaluasi pasti dilakukan. Secepatnya kami akan mengubah desain struktur nosel roket hingga hasil akhirnya nanti mendekati apa yang diharapkan. Kami yakin target roket RX-550 bisa mengudara di 2013 masih bisa dicapai,” katanya saat ditemui di ruang kontrol Stasiun Pengamatan Dirgantara LAPAN Pameungpeuk, Sabtu 29 September 2012.

Uji statis RX-550 dijadwalkan ulang dalam waktu dekat ini. Menurut Soewarto, seluruh komponen roket RX-550 serupa tengah dibangun kembali.

Semangat Pancasila, Terima Kasih Panglima Tertinggi

Duhai Panglima Tertinggi,

Engkau telah jadikan hulubalang kami menjadi layak pakai, menjadi siap pakai, tidak lagi sekedar menggapai asa melainkan sudah mendapat asa dengan kehadiran beragam jenis alutsista. Kegembiraan kami adalah kegembiraan bernafas kebanggaan manakala sang hulubalang berbaju loreng kembali memperlihatkan otot utuhnya dengan kombinasi kemampuan adu gelut personal dan keterampilan menggunakan teknologi alutsista.  Engkau lengkapi pasukanmu dengan berbagai jenis alutsista segala matra.



“Kemarahanmu” beberapa tahun silam karena ulah arogansi negara jiran yang hobi mengklaim benar-benar membuahkan hasil nyata.  Engkau nyatakan kemarahanmu bukan dengan kata-kata sumpah serapah atau retorika melainkan dengan menyusun rencana besar yang terukur dan terstruktur untuk mempersiapakan kekuatan pukul yang membanting.  Tidak dalam rangka masuk dulu baru digebuk tetapi banting dulu sebelum masuk.  Engkau nyatakan dengan perbuatan, engkau nyatakan dengan jalan yang jelas, karena engkau seorang jenderal yang cerdas yang tak perlu menjual statemen.  Dan engkau memang tidak pernah menjual statemen keras sebelum hulubalangmu dilengkapi dulu persenjataannya. Ketika berbagai alutsista mulai berdatangan, engkau pun secara lantang berkata di depan jenderal-jenderalmu pada buka bersama Ramadhan lalu: Kita akan menuju sebagai macan Asia.

Begitulah memang karakter sejati seorang pemimpin militer yang memiliki segudang ilmu strategi.  Ketika bicara dalam bahasa diplomasi mengedepankan konten bicara tanpa harus merusak hubungan pertemanan, hubungan perjiranan.  Hubungan antar negara tetap saja baik dan akrab.  Namun di sisi yang lain diformulakan dengan adonan kekuatan harga diri bangsa, kedaulatan yang dijunjung tinggi untuk jangan coba bermain lagi di wilayah pelecehan teritorial.  Negeri ini menjunjung kuat nilai-nilai persahabatan antar negara dan selalu mengedepankan kualitas diplomasi untuk kenyamanan dalam interaksi antar rumah tangga masing-masing negara.  Tetapi negeri ini yang memilik karakter dan nilai kejuangan tidak ingin rumah besarnya, rumah gadangnya menjadi obyek pelampiasan nafsu keangkuhan jiran yang merasa lebih bertamadun menurut dia.

Presiden peringati hari Kesaktian Pancasila

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperingati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin.

Presiden tiba di tempat upacara peringatan sekitar pukul 08.00 WIB, didampingi Ibu Ani Yudhoyono


(FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Presiden Yudhoyono dalam kesempatan tersebut menjadi Inspektur Upacara sedangkan Kolonel Penerbang Danet Hendriyanto menjadi Komandan Upacara.

Naskah Pancasila dibacakan oleh Ketua MPR Taufiq Kiemas, dengan petugas pembaca Pembukaan UUD 1945 adalah Ketua DPD Irman Gusman.

Untuk Pembaca dan Penandatanganan Ikrar oleh Ketua DPR Marzuki Alie sedangkan pembaca doa dilaksanakan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali.

Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila kali ini berlangsung kurang lebih sekitar 20 menit.

Indonesia Harus Bangun Poros Baru Strategi Pertahanan

Indonesia sebagai negara yang bebas aktif harus membangun jalur atau poros baru dalam bidang pertahaan, kata anggota Komisi I DPR RI, Tjahjo Kumolo.

Tjahjo Kumolo
Tjahjo Kumolo. (ANTARA)
 
"Seyogianya Indonesia tidak terpaku pada ASEAN saja dan Amerika Serikat, tetapi perlu dipertimbangkan membangun poros Jakarta-Peking, Jakarta-India, Jakarta-Rusia, dan negara-negara Arab," ujarnya kepada ANTARA News di Semarang, Minggu, jelang hari ulang tahun ( HUT) kee-67 Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober 2012.

Wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah (Dapil Jateng) 1 itu menegaskan bahwa posisi Indonesia di kawasan Asia-Pasifik secara geopolitik sangat strategis dan harus jeli menempatkan posisi tawarnya di antara negara-negara besar yang sedang mencari pengaruh di Asia-Pasifik.

Kompetisi regional dari skenario global dan dampaknya terhadap Indonesia, menurut Tjahjo, harus diantisipasi agar RI, khususnya TNI yang sedang memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), tidak terjebak pada negara besar yang sebetulnya bisa jadi monster bagi Indonesia.

Dua Sukhoi TNI AU Cegat Pesawat Asing

Aksi heroik dilakukan tim penerbang pesawat tempur Sukhoi dari Skuadron 11 Lanud Hasanuddin, Makassar. Mereka berhasil menghentikan pesawat asing yang tanpa izin melintas di wilayah udara Indonesia kemarin (30/9).

Dua Sukhoi TNI AU Cegat Pesawat Asing
Pesawat Cessna dari Amerika yang melintasi wilayah Indonesia tanpa izin dan dipaksa mendarat dan ditahan di Sepinggan. (foto: Lanud Balikpapan untuk Kaltim Post /Grup JPNN).

Pesawat jenis Cessna 208 dengan nomor ekor N-354 RM itu dicegat dan dipaksa mendarat di Lanud Balikpapan, Kalimantan Timur. "Terpaksa kami lakukan airborne (peluncuran) dua Sukhoi karena pilot itu tidak merespons komunikasi radio dari ATC," ujar Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda Bambang Soelistyo kepada Jawa Pos kemarin. Sukhoi itu digerakkan langsung atas perintah Bambang.

Awalnya, satuan radar Kohanudnas memantau pesawat asing yang melintas pada pukul 12.30 Wita. Setelah dicek, rupanya pesawat ini tak punya clearance (izin melintas). "Kami punya sistem FCIS yang sangat akurat, online 24 jam," kata Bambang.

FCIS adalah singkatan dari flight clearance information system. Dalam FCIS langsung diketahui apakah sebuah pesawat terjadwal atau tidak. Rute mereka pun akan terpantau. "Karena tidak tercatat, dilakukan komunikasi radio. Dia kami minta mendarat di Makassar," katanya. Rupanya, pilot pesawat Cessna itu ngeyel.

2013, TNI Siapkan Satu Batalion Infanteri di Perbatasan Malaysia

Panglima Komando Daerah Militer VI Mulawarman Mayjend Subekti mengungkapkan, tahun 2013, pihaknya akan menambah satu batalion lagi untuk wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan. Tujuannya untuk menambah pengawasan di garis perbatasan yang sering terjadi praktek ilegal, termasuk illegal logging.

2013 TNI Siapkan Satu Batalion Infanteri di Perbatasan Malaysia
Panglima Kodam VI/Mulawarman Mayjen TNI Ir Drs Subekti MSc MPA melakukan inspeksi pasukan pada upacara penerimaan Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 413/Kostrad di Pelabuhan Semayang Balikpapan (foto : kaltim.antaranews.com)

"Biar pengawasan semakin rapat, jadi tak ada lagi pencurian (kayu) di perbatasan," kata Mayor Jenderal Subekti di Samarinda, Ahad, 30 September 2012.

Ia mengungkapkan, penambahan batalion nantinya akan difokuskan untuk menjaga garis antara Malinau-Kutai Barat. Saat ini, menurut dia, ada 44 pos jaga di Kalimantan yang menjaga wilayah perbatasan sepanjang 2.004 kilometer, membentang dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur. Tapi, untuk garis batas di Kutai Barat, menurut Subekti, masih terlalu jauh jaraknya. "Tahun depan juga akan dibangun 29 pos baru," katanya.

Minggu, 30 September 2012

Mantan Wapres gelar seminar tentang Pancasila

Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno menggelar seminar tentang Pancasila untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober 2012.

Mantan Wapres gelar seminar tentang Pancasila
 
Guru besar Universitas Udayana Denpasar Prof Dr I Gede Parimarta, Sabtu, mengatakan, seminar tersebut digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Senin (1/10).

"Kesempatan itu sangat bermanfaat untuk menggelorakan kembali semangat dan kesaktian Pancasila," kata Parimarta yang tampil sebagai pembicara dalam seminar tersebut.

Menurut dia, Pancasila sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia diharapkan dapat menjadi landasan filosofis dan dasar Indonesia untuk merdeka.

Bandung Air Show Kembali Memakan Korban

Sebuah pesawat Bravo milik Federasi Aerosport Indonesia (FASI) jatuh saat beraksi dalam acara Bandung Air Show, sekitar pukul 11.30 WIB di Bandara Husein Sastranegara, Sabtu (29/9/2012).

Bandung Air Show Kembali Memakan Korban
Bangkai Pesawat Bravo Milik FASI Terjatuh (foto : http://indo-defense.blogspot.com)
 
Menurut saksi mata, Kevin (17) saat itu pesawat sedang atraksi manuver terbalik. Namun posisi pesawat dalam keadaan terbang rendah.

"Pesawat jenis bravo tadi atraksinya terbalik, namun terbangnya rendah sehingga saat mau ke posisi sempurna tidak sempat ke atas," ujar Kevin kepada detikbandung saat ditemui di lokasi kejadian.

Pesawat tersebut jatuh di Komplek Husein Sastranegara, namun beruntung pesawat Bravo tersebut tidak jatuh tepat di area pelaksanaan Bandung Air Show 2012.

KSAU Bertekad Jadikan AURI Kekuatan Udara Terbaik di Dunia

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat bertekad terus memperkuat AURI untuk menjadi kekuatan terbaik di dunia atau "the First Class Air Force".

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat saat peresmian pergantian nama Lapangan Udara (Lanud) Pekanbaru menjadi Roesmin Noerjadin  (foto : mediaindonesia.com)
 
"Saya ingin secara bertahap AURI menjadi the first class air force," kata Marsekal Imam Sufaat saat peresmian pergantian nama Lapangan Udara (Lanud) Pekanbaru menjadi Roesmin Noerjadin, di Pekanbaru, Jumat (28/9).

Untuk mencapai cita-cita tersebut, KASAU mengatakan, awal 2014 AURI akan menambah 24 pesawat F-16, dan 16 pesawat di antaranya akan ditempatkan di Lanud Roesmin Norjadin.

Dengan begitu, ia berharap Lanud Roesmin Noerjadin akan mempunyai dua skadron tempur yang dipimpin perwira bintang satu.

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters