foto : arc.web.id |
"Penyerahan dua pesawat hasil kerja sama Airbus Military Spanyol dengan PT Dirgantara Indonesia itu merupakan bagian dari sembilan unit yang dipesan Kemhan pada 14 Februari 2012 lalu," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menyerahkan pesawat itu.
Tujuh pesawat sisanya bakal diserahterimakan paling lambat akhir 2014 mendatang.
Hadir dalam serah terima itu, pihak PT Dirgantara Indonesia, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, serta sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes TNI, dan Mabes TNI AU. Hadir pula beberapa perwakilan dari Anggota Komisi I DPR.
Menhan mengatakan, porsi pekerjaan yang dilaksanakan PT Dirgantara Indonesia dalam pembuatan pesawat ini meningkat secara signifikan dari pesawat pertama hingga pesawat ke sembilan.
"Proses produksi tujuh pesawat dilakukan di Airbus Military dan dua unit lainnya dibuat di PT Dirgantara Indonesia," kata Purnomo. Selain itu, komponen maupun vendor items yang dibuat di Airbus Military, akan dikirim ke PT Dirgantara Indonesia untuk diintegrasikan.
Purnomo mengatakan, pesawat CN-295 sangat efektif untuk melakukan operasi militer selain perang, seperti penanggulangan bencana alam.
Pesawat CN-295 adalah pesawat angkut taktis (medium airfilter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision googles (NVG).
Pesawat ini akan menggantikan pesawat Fokker-27 yang sudah dilarang terbang oleh pemerintah pascakecelakaan di Halim beberapa bulan lalu. CN-295 merupakan pesawat pengembangan dari tipe CN-235 yang juga telah dioperasikan di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma.
CN-295 mampu membawa 71 personel atau total 9 ton cargo. Pesawat ini mampu terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki dengan kecepatan jelajah maksimal 260 knot atau 480 kilometer perjam. Pesawat ini juga dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah hingga 110 knot atau 203 kilometer perjam.
Dengan menggunakan dua mesin Turboprop Pratt dan Whitney Canada (PW 127G), pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan pendek sekitar 670 meter atau setara 2.200 kaki dengan berat tertentu.
Kemampuan CN-295 dinilai sangat cocok dengan tugas dan misi yang diemban TNI Angkatan Udara, yakni mengangkut logistik, menerjunkan pasukan dan logistik, evakuasi medis udara, patroli udara terbatas, dan mampu melaksanakan penugasan militer maupun misi kemanusiaan.
Kehadiran pesawat ini dinilai sebagai batu loncatan untuk meningkatkan kemampuan produksi industri pertahanan di Indonesia.
Sumber : Antra News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar