Kedua nota protes itu dilayangkan pemerintah Indonesia ketika Malaysia melanggar batas di wilayah Sebatik, Kalimantan Barat. Lima pelanggaran lainnya juga dilakukan Malaysia di Sebatik, namun nota protesnya masih dalam proses.
"Sudah ada 7 nota protes pelanggaran wilayah, semuanya udara, sejak januari. Tapi mereka belum merespon," ujar Direktur Politik Keamanan dan Wilayah, Octavino Alimudin, dalam jumpa pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (25/6).
Batas negara Indonesia dan beberapa negara ASEAN paling banyak memang dengan Malaysia. Selain Malaysia, ada Vietnam, Thailand, Timor Leste, dan Filipina.
Dengan Malaysia ada lima segmen perbatasan, yakni Selat Malaka, Selat Malaka Selatan, Singapura Timur, Laut Cina Selatan di sekitar Tanjung Datu yang berbatasan dengan Serawak, dan Laut Sulawesi.
Sementara dengan Vietnam berbatasan langsung dengan perbatasan Laut Cina Selatan di Indonesia, lalu Thailand berbatasan dengan Laut Andaman, dan Selat Malaka Utara.
"Sedangkan Timor Leste ada dua area, sebelah utara Selat Omay yang berbatasan dengan Alor, serta sebelah selatan pulau Nusa Tenggara yang dekat dengan Australia. Filipina juga berbatasan dengan Laut Sulawesi sampai utara Halmahera," kata Octa, sapaan akrabnya.
Menurut Octa, nota protes itu memiliki bukti kuat. Seharusnya Malaysia merespon keberatan Indonesia. ""Pesawat, kapal, atau kendaraan bermotor yang lewat batas wilayah Indonesia tanpa izin harus jelas tanggal berapa, tepatnya dimana, jenis kendaraannya apa, dan seberapa jauh mereka masuk wilayah Indonesia," ungkapnya. (Merdeka)
Perang sajalah uji nyali tni vs atm
BalasHapussemoga kemenha mengimbaukan untuk memberi tindakan kepada malaysia yang melanggar, memasuki wilayah indonesia , bukan dari kemenha saja tapi yang di tugaskan. menjaga wilayah indonesia
BalasHapusTungguin aja kalo nglanggar lagi tembak jatoH aja ..
BalasHapus