Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan, tiga dari sembilan WNI yang disandera kelompok separatis Filipina, Abu Sayyaf, telah dibebaskan di Pulau Jolo, perairan Sulu, pada sekitar pukul 01.00 dinihari waktu setempat, Minggu (18/9).
"Prosesnya tadi malam, dilepaskan tiga orang. Dari gubernur Sulu ada proses penyerahan ke kita," ujar dia, usai mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu malam.
Ketiga sandera yang dibebaskan yakni Lorens Lagadoni Koten (34), Teodorus Kopong Koten (42), Emanuel Arakian Maran (46). Para pria asal Nusa Tenggara Timur itu anak buah kapal pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Len yang diculik di perairan Lahad Datu, Malaysia, Juli lalu.
Pembebasan ketiga WNI serta satu warga negara Norwegia merupakan hasil koordinasi pemerintah Filipina dan Moro National Liberation Front pimpinan Nur Misuari yang membantu proses negosiasi pemerintah dengan Abu Sayyaf. MNLF bukan sekali ini "bersentuhan" dengan unsur Indonesia.
"Tentara Filipina itu banyak koordinasi dengan MNLF," tutur Ryacudu. Saat ini, ketiga WNI itu berada di Zamboanga, Mindanao, untuk pemeriksaan kesehatan.
Ryacudu menyatakan belum dapat memastikan waktu pemulangan ketiga WNI itu karena itu merupakan wewenang Kementerian Luar Negeri.
"Saya sudah menyerahkan mereka kepada Kementerian Luar Negeri yang diwakili oleh duta besar kita di sana. Pemulangannya tergantung Kementerian Luar Negeri, tetapi mudah-mudahan secepatnya," ungkap dia.
Ryacudu yang telah berada di Filipina sejak Senin (12/9) untuk menghadiri pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, telah mendengar informasi pembebasan sandera pada Selasa (13/9).
Pertemuan itu dimaksudkan untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan bersama antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, serta mematangkan mekanisme operasi darat gabungan antara Indonesia dan Filipina.
Setelah bertemu dengan menteri pertahanan Malaysia, Ryacudu menuju Zamboanga untuk menemui Panglima Mindanao Barat, Letnan Jenderal Mayoralgo de La Cruz, yang membuahkan hasil pembebasan tiga sandera WNI dan satu warga negara Norwegia.
Saat ini, Angkatan Bersenjata Filipina terus meningkatkan pengerahan pasukan dalam operasi di Pulau Jolo untuk membebaskan para sandera. (Aatara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 19 September 2016
Abu Sayyaf Bebaskan Tiga dari Sembilan WNI yang disandera
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar