Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu menganganggap dalam periode ini Industri Pertahanan dalam negeri, seperti PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (PT.DI) sudah berkembang dan sangat maju pesat setelah sempat mengalami krisis berkepanjangan beberapa tahun yang lalu. Hal tersebut disampaikan saat mengunjungi kedua industri pertahanan, Senin (10/11) di Bandung.
Menhan mengatakan kunjungan kerja ke PT. Pindad kali ini untuk melihat perkembangan langsung industri yang salah satunya bergerak di bidang industri militer. Menhan mengakui bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sangat memperhatikan kemajuan PT Pindad. Menhanpun berharap anggaran untuk PT Pindad bisa lebih ditingkatkan lagi.
Untuk rencana selanjutnya Pemerintah menginginkan untuk meningkatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Ditambahkan Menhan bahwa strategi paling dekat adalah kelautan menjadi perhatian utama, walau tentu tidak mengabaikan yang lain, sesuai dengan amanat Presiden RI. Menurut Menhan udara dan darat juga harus dikawal, semua bersinergi. Terkait peningkatan alutsista meski belum 100 persen mengalami kemajuan, Menhan optimis dalam jangka waktu 2-3 tahun perlahan-lahan bisa menuju angka 100 persen.
Disela-sela peninjauan di PT Pindad, Menhan juga menuturkan dalam mewujudkan kemandiran bidang pertahanan, terdapat 3 pilar yang penting. Yaitu, Pemerintah, User (Pengguna) dan industri pertahanan itu sendiri. Menhan juga berharap PT. Pindad terus bergerak maju dan menjadi motor dalam industri pertahanan.
Pada kesempatan kunjungan kerjanya di PT Pindad, Menhan yang didampingi KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Plt Dirut Pindad (Persero) Tri Hardjono, dan Pangdam Siliwangi III Mayjen TNI Dedi Kusnadi berkeliling melihat fasilitas produksi mulai dari proses pembuatan Panser Anoa, pengecetannya, hingga melihat kompleks Divisi Persenjataan. Selain itu Menhan juga menyaksikan contoh alat pertahanan mulai dari Panser Anoa, senjata baik pistol, senapan mesin, hingga senapan sniper, serta juga roket, dan bom. Pada saat kunjungannya PT Pindad juga mendemonstrasikan keunggulan dan kemampuan jelajah dari Panser Anoa 6x6. Dalam hal senapan, PT Pindad juga melakukan uji tembak dari produksi terbaru senapan laras panjang, laras pendek, serta senapan sniper yang dilaksanakan oleh penembak handal.
Usai kunjungan PT Pindad, Menhan dan rombongan beralih ke PT Dirgantara Indonesia yang berada dekat dengan Lapangan Terbang Husein Sastra Negara Bandung. Di PT DI. Pada kunjungannya di PT DI, Menhan meninjau beberapa workshop pengerjaan dari unit pesawat yang tengah diproduksi. Selain itu Menhan diperlihatkan juga contoh fisik dari produk Drone atau pesawat terbang tanpa awak (PTTA). PPTA yang diberi nama Wulung KX-0001 merupakan hasil kerja sama dengan BPPT dan Balitbang. Untuk produksi tahap awal, pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Wulung KX-0001 mampu mengangkut beban 120 kilogram. Ke depan, Unit PTTA akan dikembangkan untuk bisa membawa beban hingga 400 kg. Untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan nasional, PT. DI siap menyelesaikan 3 unit drone. Rencananya akhir tahun ini, PTDI akan mengirim drone tersebut untuk Kemhan RI.
Menhan, mengaku senang dan bangga melihat perkembangan PT DI. Ryamizard menyatakan, pihaknya berharap, PT DI dapat segera melakukan produksi drone secara massal. “Negara ini butuh drone seperti keinginan presiden. Ini adalah negara maritim. Jadi butuh perlengakapan yang mendukung sistem pengawasasn kelautan. Drone menjadi satu di antara perlengkapan tersebut. (DMC)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 12 November 2014
Menhan : Kemajuan Industri Pertahanan RI Sudah Maju Pesat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar