Tidak mudah bagi tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat Trigana Air di Gunung Tangok Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Selain terkendala cuaca, juga terkendala kondisi hutan yang hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki.
Tim SAR berupaya mengevakuasi jenazah menggunakan helikopter Bell 212 Airfast dan MI milik TNI AD. Tetapi usaha ini tidak sampai ke titik penjemputan lantaran kehadang kabut tebal di sekitar lokasi.
"Awan tebal dilaporkan masih menyelimuti Oksibil dan sekitarnya," kata Komandan Lanud Jayapura Kolonel (Pnb) I Made Susila Adyana, Rabu (19/8).
Padahal tim sudah mempersiapkan rencana matang evakuasi menggunakan jalur udara. Kepala Badan Search And Rescue Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya FH Bambang Sulistyo mengungkapkan, evakuasi 54 jenazah yang telah ditemukan akan dilakukan dengan sistem jaring.
"Evakuasi besok itu (Rabu) akan dilakukan dengan cara sistem jala 'netting' gabung dengan sistem 'hoist', karena itu saya pikir yang paling efektif," kata Bambang terpisah.
Karena jalur udara tidak memungkinkan, maka tim SAR gabungan memutuskan mengevakuasi jenazah melalui jalur darat. Evakuasi pun dilakukan secara bertahap, mengingat medan yang berat.
Seperti yang terjadi kemarin, tim SAR mengevakuasi 22 jenazah menuju Distrik Oksibil. Tim harus berjalan sejauh lima jam sambil memanggul kantong jenazah.
"Evakuasi terpaksa dilakukan lewat darat dengan berjalan kaki sekitar lima jam," kata Kapolres Pegunungan Bintang Akbp Yunus Wally.
Dari 22 jenazah yang berhasil dievakuasi, empat di antaranya diterbangkan menuju Jayapura dengan menggunakan pesawat ATR 42 Trigana. Tiba Rabu sore, jenazah segera dimasukkan ke gedung Sekretariat Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara. Sedangkan jenazah yang lain saat ini masih berada di RSUD Oksibil.
Selama prose evakuasi, tim SAR gabungan memakai tiga opsi. Pertama evakuasi melalui udara, jadi dari lokasi jatuhnya pesawat diangkat menggunakan helikopter ke Oksibil.
Kedua jalan darat, di mana evakuasi akan menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian, kemudian sampai di tempat yang memungkinkan baru diangkut helikopter ke Oksibil.
Dan ketiga murni evakuasi menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian ke Oksibil, baru selanjutnya diterbangkan ke Jayapura.
"Oleh karena itu, hingga kini kami masih menggunakan opsi ketiga yaitu murni menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian menuju ke Oksibil," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Teguh Pudji Raharjo.
Sementara itu, agar kondisi jenazah bisa bertahan lama, Pemerintah Provinsi Papua mengirim satu kontainer pendingin ke RS Bhayangkara Jayapura untuk dipakai menyimpan jasad korban. Kontainer pendingin berkapasitas menampung 100 sampai 200 orang.
"Sudah ada kontainer pendingin maka untuk evakuasi dan penampungan korban sudah tidak ada masalah," kata Kabid Dokes Polda Papua, dr Ramon Amiman.
Sebelumnya diberitakan, pesawat ATR 42-300 milik Trigana Air bernomor penerbangan IL267 dilaporkan hilang kontak pada Minggu (16/8). Setelah dicari, burung besi itu ternyata menabrak dan meledak di Gunung Tangok, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Seluruh penumpang dan kru berjumlah 54 ditemukan tewas. Pesawat itu juga mengangkut uang Program Simpanan Keluarga Sejahtera lebih dari Rp 6,5 miliar.
Hingga saat ini, proses evakuasi masih dilakukan, hanya saja terhambat kondisi cuaca. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 20 Agustus 2015
Tantangan berat tim SAR evakuasi korban Trigana Air di hutan Papua
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar