Tim Satgas Tinombala yang terdiri dari gabungan Polisi dan TNI berhasil menembak mati dua orang yang salah satunya diduga Santoso. Baku tembak terjadi di dekat sungai yang berada di dalam hutan di Poso.
Informasi yang diterima detikcom dari anggota Satgas Tinombala, Selasa (19/7/2016), baku tembak terjadi tepatnya di hutan yang berada di kawasan Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulteng. Lokasinya berjarak 60 Km dari Poso.
Pada Senin (18/7) sekitar pukul 16.00 Wita, satu regu tim Satgas Tinombala sedang melakukan pencarian di dalam hutan. Saat itu, tim melihat ada 3 orang yang berada di sebuah gubuk. Di sekitar gubuk, terlihat sayur dan ubi berserakan, diduga untuk menutupi jejak.
Di dekat gubuk ada sebuah sungai dan di seberang sungai itu tim Satgas Tinombala melihat dua orang laki-laki. Kedua orang itu membawa senjata laras panjang.
Kontak senjata langsung terjadi, dua orang yang berada di seberang sungai tewas setelah timah panas dari salah satu prajurit Raider Kostrad bersarang di tubuhnya. Sementara itu, tiga orang yang sebelumnya terlihat di gubuk langsung kabur menyeberangi sungai. Tiga orang itu diketahui terdiri dari 2 wanita dan satu pria.
Salah satu orang yang tewas diduga adalah Santoso, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yang selama ini dicari. Ciri-cirinya sangat mirip dengan Santoso, yakni berambut panjang, berjenggot dan ada tahi lalat di dahi. Namun, hingga saat ini belum bisa terkonfirmasi apakah benar yang tertembak adalah Santoso.
"Memang ada tanda-tanda tahi lalat di dahinya yang menjadi ciri khas Santoso. Tapi sekali lagi saya belum bisa konfirmasi, teman-teman juga sedang melakukan evakuasi untuk identifikasi siapa yang bersangkutan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Senin (18/7) malam.
"Ya mudah-mudahan itu yang bersangkutan (Santoso)," tegas Tito.
Sejak semalam, tim Satgas Tinombala langsung melakukan evakuasi terhadap dua jenazah. Meski tengah malam tadi hutan Poso diguyur hujan deras, evakuasi tetap berlanjut.
Rencananya, hari ini kedua jenazah akan dibawa ke RS Bhayangkara Palu untuk diidentifikasi. Polisi akan menghadirkan kerabat Santoso untuk membantu proses identifikasi.
Medan Berat Hambat Evakuasi
Hingga pukul 23.30 Wita, upaya menurunkan dua jenazah yang diduga sebagai bagian dari kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah dari hutan pegunungan di Desa Tambarana masih belum berhasil.
Wakapolda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Leo Bona Lubis yang dikonfirmasi mengatakan, upaya evakuasi itu kemungkinan belum dapat dilakukan pada malam hari karena beratnya medan yang harus dilalui pasukan. Apalagi cuaca gelap diperparah dengan turunnya hujan.
Sebelumnya diagendakan, jenazahdua orang yang satu di antaranya diduga sebagai Santoso bisa dievakuasi malam hari. Namun dengan perkembangan di lapangan, hal itu urung dilakukan.
Sementara itu untuk mengamankan jalur bagi upaya evakuasi tersebut, sejumlah besar personel pasukan Brimob telah dikirim ke lokasi. Sejauh ini masih sulit memastikan kapan jenazah keduannya bisa dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah di Palu.
Diketahui, baku tembak yang berlansung di hutan kawasan Poso, Sulawesi Tengah itu menewaskan dua orang, salah seorang diduga Santoso terdapat ciri tahi lalat di dahi.
"Baku tembak antara tim kami dengan ada lima orang di daerah Tambarana. Saya dapat informasi, ada dua orang yang tertembak meninggal dunia, kemudian tiga orang lagi melarikan diri dan disita juga satu senjata M16," kata Tito di Kompleks Istana Kepresidenan.
Tito mengatakan, dua jenazah tersebut akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jakarta untuk diautopsi dan diidentifikasi. Tito juga mengatakan, tes DNA juga akan dilakukan untuk memastikan identitas dua jenazah. (Detik, OkeZone)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 19 Juli 2016
Satgas Tinombala Berhasil Tembak Mati Terduga Teroris Santoso
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
-
Submarine type 214 Angkatan Laut Portugal Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cer...
banyak orang dendam dengan santoso karena orang tidak tahu apa apa jadi korban oleh si santosa si durharka jahanan, semoga tidak lagi orang baik menjadi korban penjahat teroris
BalasHapus