Secara
historis Indonesia berkomitmen dengan pembangunan Palestina, sebagai
wujud nyata dari komitmen tersebut pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah sepakat memberikan bantuan
untuk peningkatan capacity building, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) Palestina.
Kemudian
atas dasar permintaan dari Kemenlu kepada Kementerian Pertahanan,
saat ini Kemhan bekerjasama dengan Kemenlu sedang memulai memberikan
pelatihan kontruksi kepada warga Palestina. Pelatihan tersebut
dilaksanakan di Indonesia bertempat di Pusat Pendidikan Zeni Angkatan
Darat yang ada di Bogor, Jawa Barat.
Demikian
dikatakan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat menerima
Presidium MER-C dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, dan KH. Abd. Rasyid
Abd. Syafei dari Perguruan Islam Asyafi’iyah serta Jubir FPI
Munarman , Rabu (13/6) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Lebih
lanjut Wamenhan menjelaskan pelatihan bagi warga Palestina ini
dibiayai oleh pemerintah Indonesia dan direncanakan akan terus
berlanjut. “Pelatihan ini terus berlanjut dan dalam jumlah yang besar
namun juga disesuaikan dengan alokasi anggaran dari pemerintah
khususnya Kemhan”, tambah Wamenhan.
Wamenhan
menjelaskan, meskipun pelatihan dilaksanakan di Pusat Pendidikan
Militer, namun bukan berarti Kemhan melatih militer. Kemhan memberikan
keterampilan yang dimiliki oleh Kemhan untuk kepentingan non militer.
Pelatihan
untuk warga Palestina ini meliputi pelatihan di bidang kontruksi atau
infrastruktur dan pelatihan mencari sumber air. Pelaksanaan Pelatihan
untuk warga Palestina ini dibawah pimpinan Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Kemhan dan dilaksanakan selama satu bulan dimulai tanggal 5
Juni sampai dengan 4 Juli 2012, diikuti 5 orang warga Palestina.
Wamenhan
menegaskan bahwa pemberian pelatihan bagi warga Palestina ini selain
merupakan wujud komitmen yang tinggi dari Pemerintah dan Rakyat
Indonesia terhadap eksistensi negara dan bangsa Palestina, sekaligus
juga melaksanakan amanah dari masyarakat internasional dalam Declaration on the New Asian African Strategic Partnership
(NAASP) untuk memberikan kontribusi dalam membangun Palestina. NAASP
merupakan salah satu hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Asia Afrika 2005 di Jakarta.
Sejak
tahun 2005 Indonesia dan Afrika Selatan menjadi Ketua Bersama
(Co-Chairs) NAASP. Indonesia memprakarsai dan menjadi tuan rumah
NAASP Ministerial Coference on Capacity Building for Palestine
yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14 sampai dengan 15 Juli
2008. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa NAASP berkomitmen untuk
memberikan bantuan program pembangunan kapasitas bagi 10.000 warga
Palestina dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2013).
Pada
kesempatan tersebut, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono juga telah
menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengambil bagian bagi perwujudan
proyek tersebut dengan menyediakan pelatihan untuk 1000 warga
Palestina. Indonesia juga menjalankan perannya sebagai koordinator bagi
Afganistan, Azerbaijan, Bangladesh, Brunei Darussalam, China,
Filipina, India, Iran, Jepang, Korea Selatan, Kamboja, Laos, Malaysia,
Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Suriah, Thailand, Timor Leste, dan
Vietnam.
Indonesia
terus berupaya untuk memenuhi komitmen bagi pembangunan kapasitas bagi
Palestina. Hingga tahun 2010, Indonesia telah berhasil melaksanakan 30
program pelatihan bagi 126 warga Palestina. Sejumlah program
pembangunan kapasitas bagi Palestina yang telah dilaksanakan oleh
Indonesia antara lain Training Course on Fire Rescue, Training on
Project Cycle, Training Course on Gender Mainstreaming for Officers of
the Ministry of Women’s Affairs dan Training Course on Coal and Mineral
Resources Management.
Turut mendampingi Wamenhan dalam kesempatan tersebut, Direktur
Jenderal Stratagi Pertahanan Mayjen TNI Puguh Santoso ST, M.Sc, dan
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI
Hartind Asrin.
Sumber : DMC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar