Cuaca ekstrim juga berpengaruh pada TNI AU. Kecepatan angin yang melebihi batas aman dan arahnya yang berubah-ubah membahayakan keselamatan dan keamanan pesawat-pesawat terbang TNI AU di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Belakangan kecepatan udara melebihi 30 kilometer perjam di landas parkir (apron). Mengantisipasi fenomena alam ini, Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI Adang Supriyadi, mengingatkan seluruh komandan skadron udara di sana untuk menambat atau memberi pemberat terhadap pesawat-pesawat terbang TNI AU itu.
Kedua cara itu, yang dilakukan hari ini, menambat dan menambah pemberat, harus dilakukan walau terhadap pesawat berukuran besar, yaitu Boeing B-737-400 dari Skuadron Udara VIP 17. Bobot pesawat ini sebetulnya cukup berat, di atas 20.000 kilogram dalam keadaan kosong; namun mencegah lebih baik daripada menanggulangi.
Unit Meteorologi Basis Operasi Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma juga mencatat kecepatan angin yang cukup membahayakan, sampai 50 kilometer perjam di atas landas pacu ataupun landas parkir dan sekitarnya.
Personel diingatkan agar berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan, mulai dari saat dalam kendaraan yang melintas ataupun sekedar berjalan kaki saja. Inidikator utama yang dijadikan patokan adalah cross-wind component.
Bisa atau tidak satu pesawat terbang lepas landas dan mendarat di banyak bandar udara ataupun pangkalan udara militer, ditentukan juga dari hasil indikasi instrumen cuaca dan meteorologi itu. Ada batas maksimal yang tidak boleh dilanggar agar keselamatan penerbangan bisa dijamin sesuai prosedur baku yang ketat.
Sumber : Antara
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar