Satuan Tugas Operasi Tinombala 2016 terus mengimbau kelompok Santoso untuk menyerah kepada 3.000 aparat keamanan yang memburu mereka. Menyerah lebih baik ketimbang lebih banyak jatuh korban luka maupun tewas dari kelompok Santoso yang kini tinggal berjumlah 23 orang.
Perburuan kelompok teroris Santoso dalam Operasi Tinombala 2016 sudah berlangsung empat bulan, terhitung sejak tanggal 10 Januari 2016. Sejauh ini, Operasi Tinombala 2016 sudah menindak setidaknya 18 anggota kelompok Santoso, dari jumlah awal 41 orang.
Dari 18 orang yang berhasil ditindak itu, empat orang ditangkap, sedangkan satu orang lainnya memilih menyerahkan diri. 12 sisanya tewas dalam serangkaian peristiwa baku tembak dengan aparat keamanan. Satu orang lagi ditemukan tewas di sekitar aliran sungai di Lore Selatan.
Kapolda Sulteng Brigjen Rudy Sufahriadi dalam pernyataan di Poso, Kamis (19/5/2016), mengatakan, pihaknya berharap kelompok Santoso dapat menyerah kepada aparat keamanan. Tidak penting apakah kelompok itu menyerah kepada TNI atau Polri.
"Kami hanya berharap kalau dia memang mau menyerah, silakan. Saya sudah ada maklumatnya kapolda, sudah disampaikan ke masyarakat, maklumat itu kalau mau dipatuhi silakan, hubungi dandim, hubungi kapolres, jelas nomor teleponnya ada semua, kami terima. Saya berjanji kita akan proses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia, tidak lebih dari itu," kata Rudy yang juga penanggung jawab Operasi Tinombala 2016.
Pihaknya sedang mendalami informasi intelijen yang menyebutkan adanya indikasi dari Santoso ingin menyerah kepada aparat keamanan.
Selain menimbulkan korban jiwa di kelompok Santoso, korban juga jatuh di pihak aparat keamanan dalam operasi itu. Tercatat dua anggota Brimob gugur. Satu orang karena tertembak dan satu orang lainnya meninggal karena sakit saat berada di dalam hutan yang menyulitkan evakuasi.
Korban juga jatuh di pihak TNI. Sebanyak 13 anggota TNI Angkatan Darat gugur dalam tugas setelah helikopter yang mereka tumpangi saat dalam penerbangan dari Lore Timur jatuh di Kecamatan Poso Pesisir pada 20 Maret 2016.
Saat ini, operasi perburuan kelompok Santoso masih berlangsung di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. (SindoNews)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 19 Mei 2016
Satgas Tinombala 2016 Imbau Kelompok Santoso Segera Menyerahkan Diri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterb...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Dogfight adalah bentuk pertempuran antara pesawat tempur, khususnya manuver pertempuran pada jarak pendek secara visual. Dogfighting perta...
-
Submarine type 214 Angkatan Laut Portugal Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cer...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar