Indonesia adalah negara kepulauan dan
maritim terbesar di dunia. Luas laut teritorinya sekitar 5,8 milion km2
yang adalah 75% dari luas wilayahnya. Karena lokasinya diantara 2
samudra dan 2 benua, International Maritime Organization (IMO) meminta
agar Indonesia memberi jalur untuk melintak pelayaran internasional di
wilayahnya, yakni yang disebut Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
ALKI 1 adalah dari selat Malaka hingga selat Sunda, ALKI 2 dari selat
Sulawesi hingga selat Lombok. Pada ALKI 1 saja ratusan kapal melintas
setiap harinya. Teknologi pemantauan lalu-lintas kapal yang saat ini ada
mengandalkan sensor yang berada di pantai dan kapal patroli, dimana
cakupan dari sensor ini sekitar 30 nm (56 km) karena terbatas jarak
horizon bumi.
Satelit LAPAN-A2 |
Sehingga kemampuan pihak otoritas laut untuk mencakup seluruh perairan Indonesia masih sangat terbatas, yang membuat banyaknya terjadi pelanggaran hukum di laut dan rendahnya tingkat keamanan/keselamatan moda transportasi laut di Indonesia. Salah satu sensor yang digunakan untuk memantu kapal adalah Automatic Identification System (AIS). AIS adalah sistem pementauan kapal laut yang berbasis komunikasi digital VHF dan GPS. Berdasarkan aturan IMO, sistem ini harus dipasang pada kapal dengan bobot minimal 300 ton. Secara prinsip, semakin tinggi sensor tersebut ditempatkan akan semakin luas cakupannya. Sehingga merupakan sangat potensial untuk ditempatkan di satelit.
Satelit LAPAN-A2 didesain untuk tiga misi yaitu pengamatan Bumi, pemantauan kapal dan komunikasi radio amatir. Dengan berat sekitar 75 kg, satelit LAPAN A2 diantarnya membawa muatan Automatic Identification System (AIS) receiver dan Automatic Packet Reporting System (APRS). Selain itu untuk misi pengamatan Bumi akan menggunakan kamera digital 4 megapixe, yang akan dipasang pada lensa dengan panjang fokus l000 mm. Satelit dengan berat 78 kg ini direncanakan untuk diluncurkan pada pertengahan tahun 2013, ke orbit inklinasi rendah dengan ketinggian 650 km. Pada orbit tersebut LAPAN-A2 akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari dengan lama waktu melintas sekitar 20 menit. Pada orbit tersebut AIS LAPAN-A2 akan mempunyai radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maximum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.
Lintasan Satelit LAPAN-A2 & lokasi stasiun bumi LAPAN |
Sebagai bagian dari persiapan satelit, dilakukan pengujian fungsi terhadap subsistem AIS LAPAN-A2. Pengujian yang ditampilkan dilakukan secara menyeluruh, yakni melibatkan komponen satelit yang sesungguhnya dalam rantai penuh dari penerimaan data kapal hingga transmisinya ke stasiun bumi LAPAN-A2. Pengujian dilakukan di daerah Jakarta Utara, agar penerima AIS menerima data AIS yang dikirimkan oleh kapal-kapal yang berada disekitar pelabuhan Tanjung Priok. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kemampuan penerimaan, pengiriman, dan perekaman data AIS yang dilakukan menggunakan sistem muatan AIS satelit LAPAN-A2.
Set-up uji fungsi AIS |
Dari salah satu pengujian yang dilakukan didapat data dari sekitar 78.000 AIS kapal, pada perekaman selama 12 jam. Data tersebut disajikan dalam bentuk seri waktu (time series) pada peta daerah pelabuhan Tanjung Priok Video sehingga berwujud animasi (dengan waktu dipercepat), seperti sdisajikan dibawah ini. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem muatan AIS LAPAN-A2 bekerja dengan baik. Selanjutnya Tim Integrasi dan Test LAPAN-A2 menunggu kesempatan untuk bisa dilakukannya test muatan AIS ini dengan pesawat terbang (dan melintasi daerah yang lalu-lintas lautnya padat). Pengujian secara statis seperti yang dilakukan disini mempunyai keterbatasan jarak horizon yang pendek serta ganguan multipath. Sehingga kemampuan penuh LAPAN-A2 untuk menerima sinyal yang banyak alam sekaligus belum teruji. Jika ada pembaca yang bisa membantu mengenai hal ini agar menghubungi anggota Tim Integrasi dan Test LAPAN-A2, Heru di rtriharjanto@yahoo.com.
Sumber : Lapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar