Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, tiga faktor yang membuat maraknya penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan yang dilakukan pihak kepolisian.
"Etika, kepemimpinan, dan pengawasan. Kalau Polri ingin membuat citra yang baik, maka segera ubah tiga faktor itu," katanya saat dihubungi Sindonews, Selasa (2/4/2013).
Mengapa hal tersebut harus dilakukan oleh Polri, menurut dia, selama ini pihak kepolisian tidak memahami etika yang ada di internal lembaga itu. Maka hal itu juga yang membuat penyimpangan anggota Polri.
"Itu masalah individu. Etika polisinya lemah, kurang dipahami, dan pemahaman yang kurang mendalam untuk mengimplementasikan etika kepolisan itu," pungkasnya.
Dia mengatakan, kalau hal tersebut terus dilakukan tidak menutup kemungkinan permasalahan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang akan terus bertambah.
"Kalau ini tidak segera dibenahi maka akan sudah untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik," kata guru besar kriminologi Universitas Indonesia (UI) ini.
Selanjutnya, dia mengatakan, para pemimpin yang ada di tubuh Polri tidak menunjukkan rasa kesederhanaan dalam mengimplementasikan proses kehidupan. Bahkan menurut dia, pemimpin yang ada di lembaga tersebut malah memperlihatkan kehidupan yang bermewah-mewah sehingga membuat iri bawahannya.
"Ini juga penting. Pemimpin tidak menunjukkan rasa kesederhanaan, seharunya itu ditunjukkan. Pengawasan juga kurang di internal Polri," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, selama tiga bulan pertama di 2013, yakni dari Januari hingga Maret, ada 21 anggota Polri yang terlibat 17 kasus berat, lima di antaranya adalah perwira.
Menurutnya, kasus tersebut terkait adanya penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan 21 polisi ini akibat buruknya sistem pengawasan internal di kepolisian dan tidak maksimalnya pengawasan atasan terhadap jajaran bawah.
"Ke-17 kasus berat yang dilakukan 21 polisi itu adalah, empat kasus salah tembak, empat kasus penyalahgunaan narkoba, dan tiga kasus penganiayaan. Terakhir ada enam kasus polisi yang berperilaku menyimpang," kata Neta S Pane. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Sebuah video yang menggambarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 menyiksa beberapa orang yang diduga tertuduh teroris beredar di dunia maya. Vi...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar