Sebanyak 26 dari 180 Tank Leopard pesanan Indonesia diserahterimakan pabrik pembuatnya, Rheinmettal Defence kepada Pemerintah Indonesia. Kehadiran Tank Leopard merupakan bagian penguatan postur pertahanan Indonesia.
Penyerahan Tank Leopard dilakukan Direktur Pelaksana Rheinmettal Land Systems Harald Westermann kepada Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Unterluss, Jerman, Senin (23/6/2014) lalu. Hadir dalam acara di pabrik Tank Leopard itu Duta Besar Indonesia Fauzi Bowo dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo.
Wamenhan menjelaskan, sebagai bagian dari rencana strategis pembangunan angkatan pertahanan Indonesia digariskan untuk membangun kekuatan pokok minimum yang memiliki mobilitas tinggi dan daya pukul yang dahsyat.
"Apabila penguatan Angkatan Udara dilakukan dengan pengadaan pesawat F-16 dan Sukhoi, Angkatan Laut dengan pengadaan kapal selam dan kapal perusak, maka Angkatan Darat dilakukan dengan pengadaan Tank Leopard. Kita memang tidak bermaksud untuk berperang, tetapi kita harus bersiap untuk menghadapi keadaan yang tidak diinginkan," kata Sjafrie.
Menurut Wamenhan, kehadiran Tank Leopard merupakan sejarah baru bagi angkatan pertahanan Indonesia, karena baru pertama kalinya Indonesia memiliki "main battle tank". Selama ini tank-tank yang dimiliki Indonesia jenisnya ringan, seperti AMX dan Scorpion.
"Di antara negara-negara ASEAN, kita yang terakhir memiliki Tank Leopard. Dengan kehadiran Tank Leopard, maka kita sejajar dengan negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand," kata Sjafrie.
Direktur Pelaksana Rheinmettal, Harald Westermann mengatakan, keputusan Rheinmettal untuk memenuhi permintaan pembelian Tank Leopard oleh Indonesia didasarkan atas pembangunan demokrasi di Indonesia. Jerman sangat mengharapkan peran Indonesia untuk menjaga perdamaian di kawasan.
Tank Leopard sendiri, menurut Westermann, dibangun dengan kemampuan teknologi yang tinggi. Meski berat matinya mencapai 62 ton, namun tekanan per sentimeter perseginya sangatlah ringan.
"Saya bisa pastikan bahwa tekanan untuk satu sentimeter persegi pada kaki perempuan yang menggunakan highheels jauh lebih berat daripada Tank Leopard. Tekanan pada sumbu dari Tank Leopard ini hanya 0,69 kg per cm2," kata Westermann.
Atas dasar itu tidak ada masalah dengan penggunaan Tank Leopard di Indonesia, karena negara-negara lain di Asia Tenggara pun sudah menggunakannya. "Asal tidak di rawa, Tank Leopard bisa dipakai di mana saja," kata Westermann.
Baik Sjafrie maupun Westermann sepakat bahwa kerja sama tidak hanya terbatas pada pembelian Tank Leopard. Rheinmettal setuju untuk melakukan kerja pembuatan munisi dengan PT Pindad.
Menurut Sjafrie, diharapkan dalam waktu dekat kebutuhan munisi bagi Tank Leopard sudah dibuat di PT Pindad. "Bahkan diharapkan bukan hanya kebutuhan Tank Leopard Angkatan Darat yang akan dipasok PT Pindad, tetapi juga kebutuhan untuk negara-negara di kawasan," kata Sjafrie.
Westermann mengajak Direktur Utama PT Pindad Sudirman Said untuk merealisasikan kerja sama pembangunan industri pertahanan. Ia bersemangat untuk menjadikan PT Pindad sebagai basis produksi dari Rheinmettal untuk kebutuhan alat utama sistem persenjataan di kawasan Asia Tenggara.
Sudirman Said yang ikut hadir di Unterluss berharap bisa memetik ilmu dari Rheinmettal. Ia kagum dengan cara kerja di Rheinmettal yang tidak terlalu modern, tetapi produktivitasnya tinggi.
"Fasilitas yang ada di PT Pindad jauh lebih modern dari Rheinmettal. Tetapi kita bisa melihat bagaimana mereka lebih efisien dan produktif dalam bekerja," kata Sudirman ketika meninjau lokasi pabrik. (Metro)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 26 Juni 2014
Kehadiran Tank Leopard Membuat Indonesia Sejajar Negara Lain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
tambah 200 biji lagi. mbt nya aja cuma 60 sisanya light tank.
BalasHapus