Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan akan mengganti seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang usianya sudah tua . Langkah tersebut diambil guna meningkatkan kualitas persenjataan TNI.
”Jadi, yang lama diganti barang-barangnya. Laut yang usianya 40 tahun, udara 30 tahun. Nggak ada nambah nambah, cukuplah. Sudah kuat kita ini,” ujarnya di Markas Besar TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Mantan KSAD ini mengakui, dengan pertahanan yang kuat, maka Bangsa Indonesia bisa mandiri di bidang ekonomi dan mampu menjaga sumber daya alam maritim.
Termasuk, mendukung Program Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). ”Kita bisa berdaulat pangan di laut, pengembangan infrastruktur maritim dan kekuatan pertahanan maritim,” katanya.
Senada, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi mengatakan, terkait dengan visi maritim, ada banyak alutsista milik TNI AL yang usianya sudah cukup tua sehingga perlu peremajaan dalam rencana strategi Minimum Essential Force(MEF). Ade mencontohkan, kapal-kapal patroli yang kondisinya sudah tua seperti fast patrol boat (kapal patroli cepat) serta kapal frigate dan korvet buatan Belanda.
”Ada beberapa alutsista yang usianya sudah tua yang harus diremajakan pada tahun ini. Contohnya, kapal frigate eks Belanda, itu kan buatan tahun 1967, ada enam kapal. Jadi, usianya kalau sekarang sudah 48 tahun,” kata Ade.
Dari sisi kelayakan, kata Ade, kapal tersebut masih dapat digunakan karena kemampuan apungnya masih bagus namun tetap harus mendapat perhatian. Karena itu, TNI AL sudah mengurangi tugas combat kapal tersebut. Ade mengakui, belum seluruhnya kapal frigate diremajakan.
Kendati demikian, dua kapal pengganti sedang dalam proses pembuatan oleh PT PAL. ”Kita juga sudah memasukkan tambahan empat. Karena itu, kita mengharapkan tidak berubah secara signifikan secara jumlah, tetapi kualitas. Jadi enam kapal ini, dua sudah dimulai, empat kita masukan dalam revisi MEF,” katanya.
Kapal yang juga kondisinya sudah tua adalah empat kapal korvet buatan Belanda. Kapal yang diproduksi pada tahun 1980 ini sudah berusia 35 tahun. Ade menyampaikan, dua dari empat kapal tersebut sedang mengalami perbaikan pada tahun ini. Perbaikan tersebut mencakup kemampuan apung, kemampuan tempur, dan sistem persenjataan, sehingga kapal tersebut bisa digunakan hingga 5–10 tahun ke depan. ”Kita membutuhkan 151 kapal, nantinya itu semua diisi oleh kapal-kapal baru sehingga posturnya utuh,” katanya.
Ade menambahkan, alutsista lainnya yang perlu diganti adalah pesawat udara untuk tactical maritime aircraft atau pesawat udara maritim taktis. Pesawat tersebut diperlukan untuk membantu kegiatan di laut. Termasuk, pengadaan 11 helikopter anti kapal selam (AKS).
”Kita ingin dihidupkan lagi skuadron pesawat AKS. Tahap pertama 11 helikopter. Apalagi, kapal kita konsepnya bahwa helikopter adalah bagian organik. Karenanya, semua kapal yang memiliki geladak akan dilengkapi helikopter sehingga punya kemampuan utuh untuk peperangan yakni, peperangan anti udara, peperangan anti kapal permukaan, dan peperangan anti kapal selam. Termasuk, dalam maritime surveilance dari kapalkapal itu sendiri,” ucapnya.
Begitu juga dengan kapal penyapu ranjau dan dua kapal selam milik TNI AL yang kini sudah tua. Ade menuturkan, dua kapal selam KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 sudah dioperasikan sejak 1980. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 20 Juli 2015
TNI AL Pesan 4 Tambahan Kapal Frigate Sigma
Label:
Industri Pertahanan,
Kapal Perang,
Produk Nasional,
TNI AL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
Menhan kita ini kok beda dgn yg dulu. Pdhal dari militer. Klo yg dulu ( pak purnomo ) maunya Indonesia nambah terus alutsistanya.krn indonesia blm kuat dan gaya bicaranya semangat. Kalo yg ini kok merasa indonesia sdh kuat pdhal MEF nya jg baru 38%. Dan MEF itu jg jaih dari ideal. Gayabicaranya jg gak semangat. Gak ditakuti musuh. Masih mending pak muldoko. China sj hormat dan segan dgn p muldoko. Pdhal menhan penentu kebijakan pertahanan. 5 thn ke depan jd kyk apa nih TNI??? Mudah2 an sih sy salah menilainya.
BalasHapusPemilihan Menteri Pertahanan dari pihak miiter menurut opini saya itu tidak tepat. Lebih baik dari sipil, ya lihat saja era pak Purnomo kemenhan sangat baik kinerjanya. Malah di luar negeri juga menteri pertahanan sebuah negara selalu dari SIPIL, lihat AS, Inggris, Jepang, Negara2 eropa barat, Malaysia, Singapura, dan masih byk lagi. Malaysia dan Singapura menhannya dari politikus yg kompeten dibidang pertahanan. Sy heran Jokowi bs pilih Ryamizard. Bukan sy tdk suka Ryamizard, justru sy menghormati sekali pencapaian2 Ryamizard dulu saat masih aktif di TNI. Mentalitas Militer harus diatur oleh militer sudah ketinggalan jaman...militer harus diatur oleh sipil..itulah mentalitas negara maju.
HapusPurnomo bekas mentri esdm periode 1 sby >> nyangkut ama PETRAL nya kenceng bos, makannya Jokowi ga mau. Dia itu yg menyingkirkan Sudirman Said. Yg paing penting kalo beli mainan jgn digede gedein aja jumlahnya. itu aja yg penting...Ryamizrd is okelah...
Hapusya kan ryamizard mandang kuat mungkin dr pengalaman AD dia, di gak mikir scr AL ato AU, dikiranya era PD2 yg dominasi kekuatan darat bisa ngelindungin negara kt, padahal indonesia negara kepulauan yg mestinya diperkuat itu AL dan marinirnya serta dukungan udara, aneh jg kl liat postur TNI kt, yg dibutuhin apa yg diperkuat apa, kan gak nyambung.
Hapusharus nya tni al membuat kapal induk besar pajang 800 meteran dan lebar 70 meter, bobot 15000 sampai 950.000 ton, dengan di penuhi pesawat jet tempur ,sukhoi, hellicopter, dan mengakut alat berat lain nya,
BalasHapusbikin kapal induk hhahahahha, kepikir gak ntar yg ngedampinginya kapal apa, kcr 60/kcr40, ato frigate ahmad yani class, kepikir gak dana utk ngebangun kapal induknya, pesawat tempurnya,SPU-nya, blm SDM utk pengoprasian kapal, selalu aja gak jelas si tomi, google translate terus nih org
HapusZeven Provinciën-class frigate, tanggung beli sigma ...
BalasHapusuda bener itu korvet sigma jaga zee- zee dalem, nanti utk zee luar kemungkinan AL beli kapal yg bener2 frigate kelas berat 2500++ ton, kl sigma ini kan bukan bener2 kategori frigate tp light frigate.
Hapuskayak nya ci, memang tidak mungking tni al buat kapal induk pajang 300 meter, dan kapal iduk ke 5 pajang 800 meter yang cukup buat landasan jet tempur / pesawat tni di semua skuadron udara , tetapi musti kita semua pesimis dan ini akan kita buat, untuk negara maju yakin bangsa dan rakyat nya akan kaya raya.
BalasHapustapi kalo sepanjang itu apa kita sudah mempunyai teknologi untk pembuatanya sebab sisi kefleksibilitasnya berkurang dan akan lebih mudah diserang musuh karna gedenya kapal itu belum lagi pengembangn riset nuklir untuk sumber tenaga nya itu nga mudah yang kita bayangin ..bisa emang pake minyak tapi sampe kapan bisa terus berlayar makin besar kapal makin besar konsumsi daya nya ..belum lagi jet tempurnya di masukin semuanya ke situ yang ada hanya meng cover sebagian kecil wilayah udara saja ..belum lagi galangn kapal nya pasti butuh galangn kapal yang wow untuk pembuatan nya ..menrut saya dari pada membuat kapal induk lebih baik kita membat kapal kombatan sekelas cruiser kebawah masih bisa kita wujudkan dengan kerja sama tapi kalo membuat kapal tempur bertonase besar seperti kapal induk it hanya mengcover wilayah sebagian dan hanya terpusat di situ saja dengan pengoprasian yang mahal serta rentan terkena serangn ..mungkin saya pikir akan lebih memberikan daya deterent yang hebat apabila kita berambis membuat rudal dan kapal kapal kombatan tentnya dengan teknologi yang maju di dukung anggaran yang memadai :)
HapusKapal induk dlm tahap desain, nama sdh ada kri nusantara cari aja di eyang google kalo terealisir jd terbesar didunia dg 2runway
BalasHapusKapal induk dlm tahap desain, nama sdh ada kri nusantara cari aja di eyang google kalo terealisir jd terbesar didunia dg 2runway
BalasHapusKapal induk dlm tahap desain, nama sdh ada kri nusantara cari aja di eyang google kalo terealisir jd terbesar didunia dg 2runway
BalasHapus