Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman mengatakan, jatuhnya helikopter MI-17 di Malinau, Kalimantan Utara, disebabkan oleh hantaman angin kuat. Ini kesimpulan dari hasil investigasi tim Budiman di lokasi kejadian.
"Situasi angin di lokasi tak pasti. Sebelum kejadian, angin normal, tapi tiba-tiba kencang sekali," kata Budiman kepada wartawan di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 19 November 2013.
Budiman mengingatkan bahwa helikopter MI-17 jatuh bersamaan dengan bencana topan Haiyan yang melanda Filipina, Sabtu, 9 November 2013. Menurut dia, angin besar yang menerpa helikopter MI-17 merupakan bagian dari badai Haiyan.
"Lokasi Malinau masih berada sedikit di ujung pergerakan badai," kata Budiman. Meski begitu, dia tetap akan melakukan evaluasi terhadap penerbang TNI Angkatan Darat. Budiman ingin seluruh penerbang punya kemampuan yang tinggi saat bertugas.
Selain itu, Budiman juga bakal memanggil pihak Rosoboron, eksportir alat sistem utama persenjataan Rusia. Dia ingin mengajak Rusia turun tangan membahas kelemahan yang dimiliki helikopter MI-17. "Agar ditemukan solusi, biar tidak terjadi lejadian serupa," kata dia.
Jenderal Budiman mengatakan helikopter MI-17 punya kelemahan yang berisiko tinggi. Helikopter buatan Rusia ini tak boleh mendapat hantaman angin yang kencang saat hendak mendarat. "Khususnya angin besar dari arah belakang dan kanan sisi belakang," kata dia.
Sabtu, 9 November 2013, helikopter Komando Daerah Militer VI Mulawarman jenis MI-17 jatuh di Malinau. Helikopter TNI ini diduga membawa 19 penumpang, terdiri atas personel Kodam dan warga sipil. Sebanyak 14 penumpang diduga tewas dan lima lainnya luka-luka.
Sumber : Tempo
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 20 November 2013
Heli MI-17 Diduga Jatuh Akibat Topan Haiyan..??
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Sebuah video yang menggambarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 menyiksa beberapa orang yang diduga tertuduh teroris beredar di dunia maya. Vi...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan jajaran Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua...
Helikopter teknologi tahun 50-60an gini kenapa masih dibeli ya? Jangan karena murah saja kita beli. Kenapa pilot-pilot hebat TNI kita diberi helikopter yg kena angin dari belakang saja jatuh? Saatnya PT. DI kembangkan helikopter angkut sekelas Mi-17 ini.
BalasHapus