Menlu Singapura Shanmugam bicara mengenai alasan spesifik mengapa pihaknya merasa keberatan dengan penamaan KRI Usman Harun oleh TNI. Penamaan boleh untuk hal lain, tapi berbeda imbasnya dengan penamaan pada kapal perang.
"Ini merupakan area di mana Indonesia memiliki kedaulatan hak untuk memberikan nama terhadap kapal perangnya, yang tumpang tindih dengan sejarah bersama dan keputusan Singapura dan Indonesia untuk meletakkan sejarah ini di belakang," ujar Shanmugam seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (12/2/2014).
Shamnugam mengatakan kedua negara harus menghormati kesepakatan tersebut. Jangan sampai hal yang menjadi sejarah kelam -- bagi Singapura -- kembali muncul ke permukaan.
"Dan harus ada sensitivitas itu dalam kedua negara untuk memastikan hal itu berada di belakang kita dan tidak membukanya lagi. Itulah mengapa kami meminta Indonesia untuk mempertimbangkan kembali penamaan kapal perang itu," ujarnya.
Shamnugam pun menjelaskan mengapa Singapura keberatan dengan penamaan 'Usman Harun' di sebuah kapal perang. Hal itu terkait dengan mobilitas dan simbol yang dibawa suatu kapal.
"Untuk menamakan sebuah bangunan dengan nama mereka atau menguburkannya dalam makam pahlawan nasional, itu adalah suatu hal, namun beda halnya dengan penamaan kapal perang. Sinyalnya sangat berbeda karena kapal berlayar di tujuh samudera, membawa pesan di setiap tanah yang dihampiri kapal tersebut. Begitu juga kapal itu membawa bendera nasional." (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 13 Februari 2014
Menlu Singapura Kemukanan Alasan Spesifik Protes Penamaan KRI Usman Harun oleh TNI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
menyimpan para koruptor RI di singapura, juga sensitif loh bagi RI, apakah singapura perduli masalah ini???? tentu tidakkkkkkkk, sekarang kenapa kita perduli masalah sensitif anda????????
BalasHapusbetul betul setuju
BalasHapus