Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) mengakui, jika daerah Darfur, Sudan, merupakan medan operasi yang tidak ringan.
Hal tersebut dikatakan, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Munir. Pernyataan Munir itu disampaikan di hadapan 800 prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalion Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-B/UNAMID (United Nations Mission In Darfur).
Konga sebelumnya sedang melaksanakan PDT (Pre Deployment Training) beberapa waktu lalu, di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/2/2014).
Wakasad menegaskan, sebagai pasukan yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB, Satgas Batalion Komposit TNI Konga XXXV-B harus dapat membawa perdamaian di Darfur. “Upayakan untuk bisa berkomunikasi dengan kelompok yang bertikai, agar dapat menjadi penengah,” ucapnya.
Seperti diketahui, Batalion Komposit merupakan misi Satgas TNI pertama yang memang dipersiapkan untuk menjadi Pasukan Perdamaian PBB di Darfur, Sudan, Afrika, selama satu tahun.
Dengan dikomandani oleh Mayor Inf Rudy Sandry, alumni Akademi Militer 1997, Batalion yang berkekuatan 800 personel TNI, terdiri dari unsur TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dimana sebagian besar pasukan ini direkrut dari Batalyon Infanteri 721/Makkasau, Kodam VII/Wirabuana, Sulawesi.
Sementara itu, Komandan Satgas (Dansatgas) Batalion Komposit TNI Konga XXXV-B/Unamid Mayor Inf Rudy Sandry mengatakan, keberangkatan pasukan ke Darfur untuk membawa kedamaian dan harus mampu memenangkan hati dan pikiran rakyat Darfur.
Saat ini, Satgas Batalion Komposit TNI sedang melaksanakan berbagai persiapan dalam rangka penugasan ke Darfur, melalui kegiatan PDT yang diselenggarakan oleh PMPP TNI.
Personel Konga XXXV-B/Unamid dilatih dan diberikan berbagai pembekalan, yang terkait dengan aspek penugasannya di Darfur. Kegiatan PDT sendiri dilaksanakan sejak 18 Februari sampai dengan 19 Maret mendatang. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 28 Februari 2014
Misi PBB - Konflik Darfur Medan Operasi Yang Tak Ringan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterb...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar