Sebagai penggagas Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955 silam, Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan dalam percaturan Internasional. Indonesia menunjukan kemandirian terutama saat dunia terbelah dalam perang dingin antara Blok Timur dan Barat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (20/4/2015), Indonesia secara konsisten memperjuangkan kemerdekaan bagi negara-negara di Asia dan Afrika serta menolak penjajahan.
Jauh di belahan Amerika Latin, tepatnya di Kuba, tokoh revolusi Che Guevara yang baru saja menumbangkan rezim diktator Batista merasa terpanggil untuk menjalin persahabatan dan bertemu pemimpin negara-negara penandatangan Dasasila Bandung, terutama Indonesia.
Che Guevara pun memimpin delegasi dan terbang menuju berbagai negara seperti Uni Emirat Arab, Jepang, Thailand, hingga akhirnya ke Indonesia. Selama rentang Juli hingga Agustus 1959, Che berada di Indonesia dan bertemu Presiden Sukarno.
Tak hanya itu, Che Guevara juga berkunjung ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Di tempat bersejarah itu, ia menjalankan hobinya di bidang fotografi. Kisah kunjungan Che Guevara ke Indonesia belakangan kurang terekspos.
Pada 13 Mei 1960, Presiden Sukarno melakukan kunjungan balasan ke Kuba. Sang Proklamator itu disambut pemimpin Kuba Fidel Castro dan Che Guevara.
Berbagai foto menunjukkan keakraban Soekarno dengan kedua petinggi Kuba saat itu. Bahkan foto kebersamaan Sukarno dan Che Guevara diabadikan dalam bentuk perangko oleh pemerintah Kuba.
Namun kedekatan Bung Karno dengan pemimpin negara komunis seperti Kuba menimbulkan berbagai spekulasi. Salah satunya spekulasi ketidaksukaan Amerika Serikat terhadap Bung Karno.
Che Guevara merupakan seorang dokter kelahiran Argentina yang terpanggil dalam perjuangan revolusi membela rakyat tanpa terikat batasan geografis. Ia pun berpindah dari satu negara ke negara lain.
Setelah sukses menumbangkan rezim Batista di Kuba, ia berjuang di Bolivia. Namun pada 8 Oktober 1967, ia ditangkap tentara Bolivia dan sehari kemudian ditembak mati. (Liputan6)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 21 April 2015
Kisah Persahabatan Bung Karno dan Che Guevara Usai KAA 1955
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
sukarno hebaat, menolak menolak imperalisme barat non co opearatip che guevara sang pemberani..memimpin perjuangan melalui gerilya.....
BalasHapuskeren...
BalasHapus