PT Dirgantara Indonesia (DI) kini sedang merencanakan kelahiran pesawat pesawat komersial baru yang digadang-gadang mampu bersaing dengan jenis ATR 42 dan Q 300.
“Sekarang sedang dalam tahap perencanaan. Kita akan evaluasi dulu kelayakan dan nilai ekonomisnya. Kalau layak kita akan mulai kembangkan tahun depan,” kata Presiden Direktur PT DI, Budi Santoso.
Direncanakan memiliki kapasitas angkut 50 orang, pesawat yang dinamai N-245 tersebut ditargetkan mampu melayani rute jarak dekat yang perlu pelayanan namun memiliki permintaan penumpang rendah.
“Contoh misalnya rute Tanjung Karang ke Palembang, tidak ada pesawatnya sekarang. Nanti kita layani dengan N-245. Ya targetnya untuk jarak antara 100-200 mil laut, 400 kilometer, setara Jakarta ke Semarang,” kata Budi.
Ditemui di sela National Innovation Forum 2015 yang diadakan di Puspiptek Serpong, Senin (13/4/2015), Budi mengungkapkan, N-245 bisa dibilang modifikasi karena beberapa rancangan bagian pesawatnya diambil dari CN-235.
“Sayapnya itu kita ambil dari desain CN-235 dan N-295. Sama. Sayap itu sudah bisa angkut beban 23 ton. Sudah proven. Untuk badannya kita sedang mikir ambil dari CN-235. Itu untuk bentuknya. Kalau panjang kan nanti bisa disambung,” jelas Budi.
Bagian yang dirancang baru adalah ekor. Menurut Budi, perancangan ulang bagian ekor diperlukan sebab ekor pesawat CN-235 atau pesawat lain tak bisa diaplikasikan karena terlalu berat.
Karena tidak merancang semua bagian dari awal, pengembangan N-245 bakal jauh lebih murah. “Kalau bikin pesawat dari nol, biayanya 1,5-2 miliar dollar AS. N-250 sekarang sudah hampir 2 miliar dollar AS. Untuk N-245 cuma 150 juta dollar AS sudah sampai prototipe,” kata Budi.
Budi percaya bahwa permintaan penumpang akan pesawat jarak dekat akan semakin tinggi seiring pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan, bila N-245 terwujud dan dijual, maskapai bisa mencapai break even point dengan hanya membeli 50 – 70 pesawat. (KOMPAS)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 13 April 2015
PT DI Rencanakan Kelahiran Pesawat Komersial Baru untuk Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
semoga juga banyak di bangun bandara bandara sederhana lepas landas 1km di seluruh indonesia di pegunungan atau tempat sulit di jangkau oleh mobil bush dan truck, hanya bisa dengan pesawat angkut kapasitas kecil seperti n219, cn 235, n245 pesawat komesil lain ,
BalasHapus