PT Pindad terus berinovasi. Setelah gagal dengan pemasaran senapan PM-1 karena paling pol cuma berfungsi sebagai senjata penjaga hutan, perusahaan alutsista Indonesia itu mempersiapkan PM-2.
PM-2 yang merupakan jenis sub-machine gun atau pistol mitraliur tersebut punya kaliber 9 mm, sama dengan pendahulunya. Senjata ini memanfaatkan receiver SS-2 dan memiliki sentuhan Daewook K7, senjata produksi Korea yang kini jadi andalan TNI.
Sudah ada tiga prototipe PM-2. Untuk prototipe PM-2V1 dan PM2-V2, desainnya masih terlihat mengadopsi receiver konvensional. Sementara PM-2V3 sudah menggunakan pengokang depan HK MP5 sampai varian Rail Interface System (RIS) yang digunakan pada SS-1 R5.
HK MP5 merupakan sub machine gun produksi Jerman yang digunakan pakusan Kopassus untuk melakukan operasi Woyla, melawan pembajakan pesawat Garuda Indonesia rute Tanlangbetutu, Palembang ke Polonia pada 28 Maret 1981.
SS-1 R5 sendiri merupakan senjata produksi Pindad yang telah digunakan oleh pasukan elit Indonesia. Senjata ini menggunakan RIS yang dirancang dengan fitur free float untuk lebih mengupayakan akurasi kerja senjata.
PM-2 juga punya beragam jenis popor atau gagang senapan. Beberapa pilihan tangkai senapan antara lain lipat besi ala SS-1, senapan serbu produksi Pindad, yang diperpendek hingga popor teleskopik empat posisi yang mengambil dari carbine M4 produksi Amerika Serikat.
Sedikit modifikasi dilakukan. Ukuran lubang magasin atau peluru menjadi 5,56 mm. Perubahan memengaruhi rigiditas magasin. Bibir lubang magasin dipertebal sehingga penembak bisa memasukkan magasin lebih mudah.
Bagian tiang pejera dilindungi cincin atau ghost ring. Pisirnya bermodel diopter biasa. PM-2 sendiri masih menganut mekanisme blowback yang sederhana.
Untuk amunisi, Pindad membekali PM-2 dengan beberapa pilihan, antara lain MU-1TJ (peluru standar NATO tipe 9 x 19 mm FMJ), MU-1M (peluru high accuracy, dibuat dengan kontrol kualitas yang lebih baik), MU-1S (peluru subsonic, dibuat khusus untuk operasi senyap)
MU-1H (peluru hampa, dibuat berbentuk crimp atau bintang dilapisi lilin untuk menahan mesiu di dalamnya), serta MU-1K (peluru karet, untuk operasi anti huru hara).
Spesifikasi Pindad PM-2
Tahun rilis : 2007
Kaliber : 9 x 19 mm
Sistem operasi : blowback
Panjang total : 625 mm (popor terentang), 417 mm (popor terlipat)
Panjang laras : 195 mm
Bobot kosong : 2,9 Kg
Jarak tembak efektif : 150 meter
Kecepatan tembak : 550 peluru per menit
Kecepatan proyektil : Peluru MU-1TJ (380 meter/detik), MU-S (300 meter/detik)
Magasin : 32 peluru
Sumber : Kompas
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 16 April 2015
Pindad PM-2, Pistol Mitraliur Indonesia Bersentuhan Senapan Serbu
Label:
Industri Pertahanan,
Pindad,
Produk Nasional,
Senapan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
majulah PINDAD.ayoo inovasi truss, kt banyak enginer yg muda dan ahli, kembangkan . ambil tehnologi roket bersama,LAPAN, belajar dr negara lain untuk kembangkan..RUDAL.nasional yg berjangkau..100 km.300,km 500km.krn 700 km.krn TNI kuat hrs untuk bisa melindungi NKRI..jayalah bangsaku...
BalasHapus