TNI tengah mempersiapkan diri untuk upaya pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok separatis Abu Sayyaf. Kota Tarakan di Kalimantan Utara, juga dipersiapkan untuk menjadi pusat komando pembebasan sandera, lantaran posisinya yang strategis.
Komandan Gugus Tempur Armada Kawasan Timur (Guspuraltim) Laksamana Pertama TNI I.N.G M Ariawan, bersama dengan Kasdam VI Mulawarman Brigjend TNI George Elnadus Supit, Selasa (29/3), tiba di Tarakan, didampingi Komandan Lantamal Kota Tarakan Laksamana Pertama TNI Wahyudi Dwiyono.
Kepada wartawan saat tiba di Bandara Internasional Juwata Tarakan, Ariawan menegaskan, kasus penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, disinyalir tidak jauh beda dengan insiden penyanderaan awak kapal berkewarganegaraan Indonesia, di Somalia, beberapa waktu lalu.
"Misi kami akan berupaya menyelamatkan sandera yang paling utama. Apapun caranya, tentu akan terus kami usahakan," kata Ariawan, Selasa (29/3).
Dia menerangkan, dari sisi kemaritiman, Guspurlatim mempersiapkan 5 KRI yakni KRI Surabaya, KRI Acak, KRI Mandau, KRI Macan dan KRI Ahmad Yani. Selain itu juga akan dibantu antara lain dengan 1 unit helikopter, 2 pesawat fix Wing, serta Kopaska.
"Tarakan, menjadi pangkalan operasi pembebasan sandera. Tentu kita siapkan dukungan logistik, tempat sandar kapal, akomodasi pasukan serta pangkalan, juga sudah siap bekerjasama," ujar Ariawan.
"Kami belum mengetahui keberadaan atau posisi kesepuluh sandera itu. Seandainya kelompok Abu Sayyaf itu mengancam, atau memulai penyerangan kepada TNI, kami tidak akan tinggal diam," tegas Ariawan.
Diketahui, 10 ABK Tugboat Brama dengan Gross Tonage 198, akhir pekan lalu, diketahui disandera kelompok separatis Abu Sayyaf. Kelompok itu meminta tebusan 50 juta peso, setara sekitar Rp 15 miliar, jika ingin pemerintah Indonesia, membebaskannya.
Kesepuluh sandera itu adalah Peter B Tonson, Julian Philip, Mahmud, Suriansyah, Surianto, Wawan Saputra, Bayu Oktavianto, Reynaldi, Alvian Elvis Peti, serta Wendi Raknadian. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 30 Maret 2016
Pangkalan operasi pembebasan WNI dipusatkan di Tarakan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar