Tim pencarian dari anggota TNI personil anggota 714/SM pertama kali curiga saat menemukan sebuah helm di atas gundukan tanah seperti galian baru. Berawal dari itu, keberadaan dua anggota polisi yang hilang saat mengintai kawanan teroris akhirnya terkuak.
Lokasi temuan mayat merupakan tempat latihan teroris (VIVAnews/ Muhamad Solihin) |
Awalnya, sebanyak 1 peleton anggota Yonif 714/SM sedang dalam perjalanan kembali usai mengambil logistik makanan. Dalam perjalanan Praka Dance M yang ditemani Pratu Ilham, izin buang air besar di sungai kecil.
Sekitar pukul 11.30 Wita, Praka Dance M berjalan ke arah Lembah Kampung Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso, Pesisir Kabupaten Poso. Dance dan Ilham kemudian melihat helm warna hitam merk INK.
Di bawah helm itulah, sebuah gundukan berikut tumpukan kayu bekas gergaji mesin. Dance lalu melapor. Komandan Dance bersama anggota memeriksa helm itu. Di lokasi sudah dikerubungi lalat. Berjarak sekitar 5 meter, anggota TNI melihat ada galian baru. Di situlah, anggota TNI melihat tangan salah satu korban.
Saat penyisiran, banyak ditemukan titik persembunyian yang tersamar dengan ilalang-ialalang. Termasuk di pinggir poros jalan Tamanjeka, ada 5 titik persembunyian di sepanjang jalan poros Tamanjeka-Masani. Jarak antar titik persembunyian sekitar 5 meter. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan, seperti penghadangan yang dipersiapkan.
"Daerah itu memang dikenal sebagai daerah pelatihan teroris," kata Wakapolres Poso, Komisaris Polisi Eko Yudhi Karyanto kepada VIVAnews lewat telepon.
Titik penghadangan sangat tersamar dan bisa ditempati oleh lebih dari 3 orang. Hasil penyisiran ditemukan 1 butir amunisi. Tetapi kaliber belum diketahui.
Pukul 16.30 Wita kepolisian tiba di lokasi kejadian dan melakukan penggalian. Ditemukan 2 mayat yang disimpan dalam satu lubang dengan posisi satu kepala menghadap ke utara dan satu kepala menghadap ke barat dengan luka memar sekujur tubuh.
Kemudian ada luka di leher kedua korban. Jenazah diduga sebagai dua anggota polisi yang hilang selama 8 hari atas nama Britu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman. Pukul 17.30 Wita kegiatan penggalian selesai dan mayat dibawa ke RSUD Poso untuk di autopsi.
Penghargaan Terakhir Untuk Dua Korban
MABES Polri memberikan penghargaan pada dua orang anggotanya yang tewas di Poso, Sulawesi Selatan. Sebelum menghilang, keduanya tengah melakukan penyelidikan atas ledakan yang diduga bom.
"Telah di berikan penghargaan kenaikan pangkat oleh Kapolri kepada 2 anggota Polri yang gugur dalam melaksankan tugas di Poso,"kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Selasa Malam (16/10).
Menurutnya, penghargaan tersebut tertuan dakam Keputusan Kapolri Kep/621/X/2012 tanggal 16 Oktober 2012. Kedua orang tersebut adalah anggota Buser Polres Poso Briptu Andi Sappa yang mendapat penghargaan dengan kenaikan pangkat menjadi Brigadir Anumerta. Seorang lagi, Bintara Urusan Pengumpul Bahan Keterangan (Pulbaket) Polsek Pesisir Polres Poso Brigadir Sudirman menjadi Bripka Anumerta.
Keduanya dinyatakan hilang sejak Senin (8/10) saat melakukan penyelidikan peristiwa ledakan di rumah salah seorang warga. Lokasi terakhir diketahui berada di Dusun Tamanjeka, Desa Masani yang kemudian menjadi lokasi ditemukannya jenazah kedua polisi itu dengan luka di leher yang diduga akibat gorokan senjata tajam. Lokasi tersebut, merupakan tempat pelatihan militer kelompok teroris Poso.
Sumber : Viva News Jurnas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar