Pengamat Terorisme Noor Huda menegaskan untuk mengatasi radikalisme atau terorisme di Indonesia tidak bisa dalam waktu singkat karena seluruh pelaku terorisme itu memiliki ikatan yang kuat.
“Itu tidak bisa diselesaikan dalam waktu setahun atau dua tahun ini, karena ini persoalan rasa bagi tiap teroris,” ujarnya kepada Sindonews, Senin (3/6/2013) malam.
Dikatakan dia, setiap orang yang terlibat terorisme itu memiliki rasa persaudaraan yang kuat, dan itu sudah menjadi ideologi bagi mereka.
“Hal itu terbukti jika ada kelompok mereka yang tertangkap, atau dieksekusi mati, maka mereka akan mengupayakan untuk balas dendam,” jelasnya.
Menurut dia, agar kasus itu bisa ditanggulangi semua komponen masyarakat harus memiliki tekad yang sama, karena hal itu sudah merupakan kasus yang paling membahayakan dan bisa saja terjadi di setiap waktu.
Adanya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga terlihat belum efektif dalam memberantas terorisme karena faktanya masih ada pihak keamanan yang kecolongan.
“Sebenarnya kinerja BNPT itu sudah sesuai alurnya, namun perlu ditingkatkan baik itu kualitas kemampuannya, dan kekompakan,” katanya.
Dia menilai, sejauh ini BNPT masih belum kompak dalam menanggulangi terorisme di Indonesia, buktinya masih terlihat adanya perpecahan antara TNI dan Polri. Selain itu, Noor Huda juga mengatakan bahwa pemerintah juga meningkatkan peran serta dari ulama, tokoh masyarakat untuk menanggulangi aksi terorisme itu.
“Mereka (teroris) itu kan mengatasnamakan jihad Islam, dan sebenarnya ideologi itu yang perlu diluruskan, dan itu tugas dari ulama,” katanya. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 04 Juni 2013
Atasi Terorisme Tidak Bisa Dalam Waktu Singkat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar