Dialog China dengan negara-negara di Asia Tenggara akan efektif jika semua pihak mengenyampingkan perbedaan dan menggali persamaan untuk mendapatkan manfaat bagi kedua belah pihak.
Mantan Panglima TNI Wiranto dalam sambutannya pada "China-Southeas Asia High Level People to People Dialogue" di Nanning, Guangxi, China, mengatakan jika dialog masih memajukan perbedaan maka tidak akan tercapai kemajuan, apalagi kesepakatan.
Karena itu dia menyambut baik dialog tingkat tinggi orang-perorang yang diharapkan memecahkan kebuntuan yang mungkin terjadi di tingkat pemerintahan atau pejabat tinggi.
Hubungan Indonesia dengan China, juga negara Asia sudah terjadi jauh sebelum wilayah yang disebut negara ada.
"Bahkan jauh sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho yang fenomenal itu karena jejak anak bangsa dan hubungan dengan wilayah tetangga terlihat jelas dalam sejarah dan bukti-bukti peninggalannya," kata Wiranto.
Karena itu dia mengingatkan kembali hubungan kultural orang Asia sejak dahulu yang akan gampang dirajut jika melalui dialog antarsesama warga Asia.
Wiranto menunjukkan kelebihan China yang selalu mampu mengatasi berbagai krisis. "Kemampuan itu harus dipelajari meskipun kondisi geopolitik suatu negara sudah pasti tidak sama," katanya.
Dia juga menyatakan apresiasinya pada pemerintah China yang telah mengundangnya, tidak hanya sebagai mantan Panglima TNI tetapi juga sebagai Ketua Umum Partai Hanura.
"Terkadang orang luar melihat negeri kita lebih jernih dibandingkan orang dalam sendiri," kata Wiranto ketika ditanya apa alasan China mengundangnya ke negeri tirai bambu tersebut.
Dialog yang menampilkan sejumlah tokoh masyarakat dari China dan negara di Asia Tenggara tersebut, di antaranya pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti, diisi dengan panel diskusi dan seminar khusus "Government + NGOs: Synergi for Regional Peace and Development".
Ikrar dalam diskusi panel mengatakan bahwa China perlu juga mengirim orang mudanya ke negara Asean seperti Singapura mengirim pegawai negerinya ke Indonesia dan negara lain untuk memahami kondisi negara di sekitarnya.
Saling mengunjungi, kata Ikrar, akan membuka orang muda China untuk memahami kultur dan budaya negara lain.
Tampil sebagai pembuka acara sejumlah anggota Polit Biro Partai Komunis seperti Liu Qibao, Li Jinjun, dan Peng Qinghua.
Pada sesi dialog lembaga swadaya masyarakat, Senator dari Filipina Ferdinand Marcos Junior meminta agar ada penyelesaian permanen dan adil atas sengketa pulau di perairan barat negara jiran itu.
Dia tidak mempermasalahkan jika sengketa tersebut melibatkan lembaga PBB tetapi dalam penyelesaiannnya harus melibatkan kedua negara, China dan Filipina. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 04 Juni 2013
Wiranto: Dialog China-ASEAN Efektif Jika Kesampingkan Perbedaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar