Kalangan DPRD DKI Jakarta menolak rencana Pemprov DKI membangun terowongan di kawasan Taman Monomen Nasional (Monas). Sebab, terowongan itu di antaranya untuk tempat menyimpan amunisi dan senjata untuk pertahanan dan keamanan.
“Apalagi pihak legislatif belum pernah diajak bicara tentang rencana pembangunan terowongan dari Monas menuju Stasiun kereta api Gambir,” ujar anggota Komisi D DPRD DKI Muhammad Sanusi, di kantornya kawasan Gambir, Rabu (5/3).
“Konsep awal pembangunan Taman Monas kan peruntukannya sebagai ruang terbuka hijau. Jadi bukan untuk sistem pertahanan dan keamanan, menyimpan amunisi dan senjata. Rencana itu terlalu mengada-ada. Kita sebagai bagian dari Pemprov DKI belum pernah diajak bicara oleh Gubernur Jokowi,” ujar Muhammad Sanusi, politisi Gerindra.
Sanusi menambahkan, pembangunan gudang amunisi dan senjata untuk sistem pertahanan dan keamanan di Monas, terlalu berisiko. “Kita minta semua gudang barang-barang berisiko tinggi, sebaiknya di tempatkan di pinggiran kota. Apalagi kawasan Monas termasuk ring 1 dalam pengamanan negara,” kata Sanusi menambahkan, kasus meledaknya gudang amunisi milik TNI AL di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, agar menjadi pertimbangan untuk membatalkan rencana tersebut.
Anggota Komisi D lainnya, Johny Wenas Polii menambahkan, pembangunan gudang amunisi di terowongan bawah tanah Monas, sangat rawan terjadi kecelakaan, yang membahayakan masyarakat. Sebab, di kawasan ring 1 ini merupakan pusat aktifitas pemerintahan. “Sama sekali rencana itu belum dikomunikasikan dengan legislatif,” kata Johny Wenas.
Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi),pernah mengatakan keberadaan ruang bawah tanah Monas akan dimanfaatkan untuk dibangun berbagai fasilitas. Selain akses menuju Stasiun Gambir, nantinya ruang tersebut akan difungsikan sebagai sistem pertahanan milik TNI. Selain itu, ruang bawah tanah itu, akan dibangun terkoneksi dengan Stasiun Gambir serta Balai Kota. Selain itu juga akan dilengkapi dengan parkir tiga lantai untuk menambah kantong parkir.
“Pembangunan akan dimulai tahun depan dengan anggaran dari APBD DKI 2014. Ya saat ini memang masih dimatangkan lagi dengan tata ruang bawah tanah,” kata Jokowi. (Poskota)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 06 Maret 2014
DPRD DKI Tolak Terowongan Monas Untuk Simpan Amunisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
betul jgn di Monas bersiko dipindahin ke bwah gedung DPR,,skalian sma bom nuklir klw punya
BalasHapusDpr tidak ngerti pertahanan
BalasHapusJakarta sebagai pusat pemerintahan RI harus dilindungi. Rencana gelaran pertahanan di monas dan sekitarnya sudah tepat. Anggota legislatif ongol-ongol, tidak belajar dari Agresi militer II Belanda di Yogyakarta?
BalasHapusYang perlu dilakukan TNI adalah menerapkkan SOP pengamanan peralatan yang ketat, dan menghindari resiko kelalian sekecil apapun.
Soal gudang meledak, bis aja tabarakan kok?