Dalam beberapa tahun terakhir, Australia terus memperbarui dan memperluas jangkauan sistem radar yang dimilikinya. Dengan sistem radar Jindalee, yang mulai didirikan pada 1974, Australia kini memiliki jangkauan radar hingga 3000 kilometer atau hingga mencapai wilayah Indonesia.
Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengakui sistem radar Jindalee yang dimiliki Australia memang sudah berjalan sejak lama. Pun dengan pengembangan yang mereka lakukan. Hingga pengembangan terakhir yang mereka terhadap sistem radar over the horizon tersebut, yaitu pada 2014. Radar tersebut bahkan mampu memantau pesawat udara ataupun kapal laut dengan jarak 3000 kilometer.
Bahkan, radar itu mampu menangkap citra pesawat Indonesia yang terbang di atas Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur. ''Jadi kalau pesawat kita terbang dari Madiun itu sudah langsung sudah bisa dimonitor,'' kata Panglima TNI kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (10/7).
Namun, langkah perluasan jangkauan sistem radar yang dimiliki Australia itu harus bisa disikapi dengan bijak oleh Indonesia. Untuk itu, Indonesia diharapkan bisa membangun sistem radar yang jangkauannya bisa mencapai perimeter-perimeter terluar.
''Ya, kami juga harus memperkuat radar-radar yang kami miliki. Jangan hanya sekedar radar yang bisa mengamankan, tapi belum mampu menjangkau perimeter terluar,'' ujar Moeldoko.
Panglima TNI mengakui, pihaknya sudah memasukan upaya penguatan dan pemenuhan sistem radar itu dalam Rencana Strategis (Renstra) TNI 2015-2019. Mantan Pangdam Siliwangi itu menyebutkan, pihaknya juga sudah melakukan kajian soal titik-titik lokasi radar-radar tersebut.
''Iya sudah ada beberapa rencana ke depan, seperti radar yang berjalan sudah cukup baik, itu diantaranya,'' katanya.
Sementara terkait pesan yang diberikan kepada Panglima TNI yang baru, Gatot Nurmantyo, Moeldoko berharap, penggantinya itu bisa meneruskan sejumlah kebijakan-kebijakan yang tengah berjalan. Kebijakan-kebijakan itu antara lain, adanya masalah peningkatan profesionalitas prajurit dan peningkatan SDM.
''Selain itu ada pula interoperability TNI dan penguatan intelijen, saya pikir itu mesti tetap berjalan,'' tutur Moeldoko. (ROL)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 12 Juli 2015
Panglima TNI Minta Sistem Radar Diperkuat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Menurunnya visi kemaritiman bangsa Indonesia setelah era Presiden Sukarno disebabkan karena masih melekatnya visi kontinental yang terpatri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar