Perusahaan pembangkit nuklir asal Rusia, Rosatom, menyatakan siap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Tanah Air.
"Kami siap jika pemerintah meminta kami untuk membangun PLTN di Indonesia," ujar Wakil Direktur Riset Rosatom, Prof Yaroslav I Stromblakh, dalam konferensi pers di Moskow, Rusia, Minggu (27/9/2015).
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang telah merampungkan peta jalan PLTN dengan kapasitas 5.000 megawatt (MW).
Stromblakh menjelaskan, Rusia mempunyai kemampuan mumpuni dalam teknologi nuklir. Rusia mengembangkan reaktor tahan bencana dan bisa bertahan hingga dalam waktu lama. "Kami bisa membuat reaktor daya yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pelanggan," kata dia.
Adapun Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot S Wisnubroto mengatakan, kerja sama yang dilakukan dengan Rosatom adalah peningkatan kompetensi sumber daya manusia, pengembangan infrastruktur PLTN.
"Pengembangan infrastruktur PLTN seperti calon lokasi, aspek ekonomi dan aspek teknologi. Akan tetapi tidak mengikat, bahwa Indonesia harus memakai teknologi mereka ketika membangun PLTN," jelas Djarot.
Saat ini pembangunan PLTN tergantung keputusan Presiden Joko Widodo. "Kalau Presiden bilang 'Go Nuclear', ya kita 'Go Nuclear'," kata Djarot.
Rencana pembangunan PLTN di Tanah Air tertuang dalam UU 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- 2025. Berdasarkan UU tersebut, pada 2019 Indonesia harus sudah memiliki PLTN.
Rosatom merupakan perusahaan pembangkit nuklir Rusia yang memasok 33 persen kebutuhan listrik di Eropa dan juga daerah bagian Rusia. Rosatom menempati posisi kedua dalam percaturan generasi nuklir global.
Rosatom juga menempati posisi teratas dalam pasar global untuk teknologi nuklir terbarukan serta menempati peringkat pertama dalam pembangunan konstruksi simultan. Selain itu juga posisi kedua dalam pengelolaan uranium dan posisi ketiga dalam ektraksi uranium dalam skala global.
Rosatom meraih 36 persen pada pasar pengayaan uranium. Portofolio perusahaan tersebut dalam 10 tahun lebih dari 100 miliar dolar AS. Setidaknya ada 38 unit PLTN yang terdiri dari 29 PLTN di luar Rusia yang akan dikerjakan.
Rosatom juga menguasai 17 persen dari pasar bahan bakar nuklir dunia. Rosatom merupakan satu-satunya negara yang mempunyai sistem aktif dan pasif dalam sistem keamanan PLTN. (Kompas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar