Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Jenderal (Purn) Wiranto, mantan Wakil Panglima TNI Jenderal (Purn) Fachrul Razi, dan mantan Panglima TNI Laksamana (Purn) Agus Suhartono bicara satu panggung. Mereka berbagi kisah tentang memimpin tentara di era masing-masing.
"Saya tidak beruntung jadi panglima saat negara rusuh," kata Wiranto dalam bedah buku "Transformasi TNI: Dari Prajurit Kemerdekaan Menuju Tentara Profesional dalam Demokrasi" karya Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, di Kantor Centre for Strategic and International Studies, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2015).
Pria yang menjadi panglima sejak 16 Februari 1998 hingga 26 Oktober 1999 tersebut sempat kaget ketika mengemban tugas. Pasalnya, kata dia, menjadi panglima tidaklah mudah.
"Sebelumnya, saya lihat panglima TNI enak. Lima tahun sekali diganti, enggak ada yang berani ganggu," jelas dia.
Namun, nasib Wiranto tidak demikian. Baru beberapa bulan dilantik, mantan ajudan Presiden Soeharto ini harus menghadapi kasus penculikan aktivis yang disusul krisis ekonomi. Beruntung, dia punya perwira yang bisa diandalkan.
"Saya dikelilingi pewira yang out of the box. Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), Pak Fachrul Razi dan lain-lain," ujar dia.
Wiranto menyebut, para perwira sebagai pemilik ide yang usil. Alhasil, dia bisa menjalankan tugasnya dengan baik. "Pemikirannya (mereka) jenis perwira usilisasi. Kalo enggak usil, enggak bisa hidup," kelakarnya.
Fachrul Razi yang jadi wakil panglima TNI masa jabatan 1999–2000 punya cerita berbeda. Dia mengaku justru banyak belajar dari SBY dan Wiranto. "Tahun 98 saya Kasum (Kepala Staf Umum). Saya senang, saya belajar banyak. Ada Pak Wiranto, dan SBY," jelas dia.
Sementara, Agus Suhartono yang memimpin periode 27 September 2010–4 September 2013 justru merasa paling beruntung. Pasalnya, dia memimpin saat SBY sudah menjadi presiden.
"Saya panglima paling beruntung. Presidennya militer, keputusan politiknya jelas. Panglima tinggal jalannya," papar dia.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 29 September 2015
Wiranto : SBY dan Fachrul Razi Perwira Out of The Box yang 'Usil'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar