Korea Aerospace Industries (KAI) telah meluncurkan sebuah proyek untuk mengembangkan jet penumpang, pasar yang telah lama didominasi oleh Boeing dan Airbus, ujar sumber KAI 13/1/2016.
“Kami sedang terjun ke pasar pesawat komersial melalui sebuah proyek bersama dengan perusahaan pertahanan Indonesia,” kata seorang pejabat KAI The Korea Times.
Langkah ini dilakukan pada saat Boeing dan Airbus mendapat tantangan dari Cina, yang baru-baru ini meluncurkan sebuah pesawat komersial.
BUMN Commercial Aircraft Beijing Cina, atau Comac, menyalurkan pesawat penumpang pertama, ARJ21 ke di Chengdu Airlines pada akhir November 2015.
Comac juga sedang mendorong pengembangan pesawat jet yang lebih besar, C919, dengan tingkat efisiensi sebanding dengan Airbus A320neo dan Boeing 737 MAX, menurut media lokal. Sebuah prototipe dari pesawat 158-to-174 seater telah diresmikan pada awal November 2015.
Untuk ikut perlombaan ini, KAI menandatangani Perjanjian Kerjasama Strategis (SCA) dengan perusahaan BUMN Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), 4 Desember 2015, kata pejabat perusahaan itu.
Berdasarkan kesepakatan itu, kedua perusahaan akan memperkuat kerjasama dalam industri penerbangan pertahanan, tetapi juga bekerja ke arah membuat pesawat komersial.
Perusahaan Indonesia sudah berpartisipasi dalam proyek pengembangan jet tempur dalam negeri Korea, KFX.
PTDI memiliki pengalaman dalam mengembangkan sendiri pesawat 50-seater N-250 dan pesawat udara sipil 100-seater N-2130 di tahun 1990-an, sementara KAI telah berhasil mengembangkan pesawat militer seperti pesawat latih supersonik T-50 dan pesawat tempur ringan FA-50.
“Ini akan menjadi win-win bagi kedua belah pihak, karena masing-masing dapat membantu yang lain dengan keunggulan teknologi masing-masing,” kata pejabat itu.
Dia mencatat bahwa kedua perusahaan berencana untuk bertemu dua kali setahun untuk membahas kerjasama mereka dalam pengembangan pesawat jet sipil dan pesawat lainnya termasuk drone.
“Pertemuan pertama akan berlangsung dalam semester pertama tahun ini,” katanya.
Dia menambahkan bahwa studi kelayakan untuk mengetahui potensi permintaan pesawat sipil juga sedang berlangsung. “Mengamankan permintaan di pasar domestik dari kedua negara, Korea dan Indonesia adalah tujuan awal kami”, ujarnya.
Tahun 2008-2013, KAI mengembangkan pesawat empat kursi, sayap rendah, bermesin tunggal KC-100 Naraon yang ditandai sebagai pesawat penumpang pertama buatan Korea Selatan. The Naraon diharapkan masuk layanan pada tahun ini.
Presiden KAI dan CEO Ha Sung-yong mengatakan tahun lalu bahwa komersialisasi pesawat Naraon merupakan suatu kesempatan, KAI akan melakukan upaya untuk mencapai ambisinya untuk mengembangkan dan memproduksi pesawat penumpang yang lebih besar, 100-seater.
Langkah ini tampaknya datang karena penjualan pesawat di dunia, 80 persen dari pasar penerbangan sipil, sehingga ada kendala, jikahanya berfokus pada industri penerbangan pertahanan. (Jun Ji-hye / Koreatimes | JKGR)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 23 Januari 2016
KAI dan PTDI Berkerjasama Membuat Pesawat Pesawat Komersial 100 Seater
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterb...
-
Dogfight adalah bentuk pertempuran antara pesawat tempur, khususnya manuver pertempuran pada jarak pendek secara visual. Dogfighting perta...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Oleh : Prayitno Ramelan, Air Vice Marshal (Ret) Dasar pemikiran strategis dari Pimpinan TNI, khususnya TNI AU serta Kemenhan untuk memodern...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
lebih baik mandiri sendir di keolah bumn, ptdi aja tidak ada kerjasama dengan korea, ingris ,anerija jerman dan rusia membuat sukhoi super jet 100 juga, karena citra ptdi akan keropos
BalasHapus