Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono meminta seluruh komponen masyarakat dan jajaran TNI/Polri untuk selalu mewaspadai terus gerakan terorisme.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (ANTARA) |
"Gerakan mereka seperti pencuri di malam hari, sulit diprediksi, namun tidak akan muncul bila kita siap," katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Komandan Kobangdikal Laksamana TNI Djoko Teguh Wahojo di Surabaya, Senin.
Terkait aksi terorisme dan antisipasi konflik komunal, ia mengharapkan satuan teritorial agar menghidupkan kembali "Lima Kemampuan Teritorial" yang di dalamnya termasuk intelijen teritorial.
"Dengan demikian, peristiwa di Sampang tidak menular ke tempat lain. Apalagi, para teroris memiliki sasaran yang sangat variatif, mulai dari institusi, ruang publik orang asing, pusat perbelanjaan, tempat peribadatan, bahkan belakangan aparat keamanan, khususnya kepolisian," katanya.
Dalam amanat tertulis pada upacara 17-an yang diikuti anggota TNI AD, TNI AL, TNI AU, Polri, dan PNS di lapangan apel Maluku, Kobangdikal, Surabaya, Panglima TNI mengingatkan TNI harus mampu bertindak selaku perekat bangsa dan membantu menciptakan kondisi yang kondusif untuk mengembalikan jati diri bangsa Indonesia yang cinta damai dan sangat religius."Tingkatkan kewaspadaan nasional terhadap upaya-upaya untuk menggantikan Pancasila dengan Ideologi yang lain, karena Pancasila sudah teruji sebagai ideologi yang paling cocok untuk dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia yang sangat plural," katanya.
Upacara 17-an itu dihadiri oleh Mayjen TNI (Mar) Chaidier Pattonory, Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI A.S. Kembaren, Wadan Kobangdikal Brigjen TNI (Mar) S. Pajaitan, Kasgartap III Sby Brigjen TNI (Mar) Verry Kunto, dan Karumkital Dr. Ramelan Laksma TNI Dr. Adi Riyono.
Selain itu, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Eddi Sumantri, Kadispsial Laksma TNI Aswad, dan Danpasmar-1 Kolonel Marinir R. Gatot Suprapto. Antara
Tidak ada toleransi terhadap aksi terorisme
Panglima Komando Daerah Militer IV Diponegoro, Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso, menyatakan, tidak ada toleransi terhadap aksi terorisme karena mengganggu masyarakat.
"Saat ini situasi di Jawa Tengah masih bisa dikendalikan. Artinya, jika ada yang macam-macam, hajar," katanya di Purwokerto, Senin petang.
Saroso mengatakan hal itu kepada wartawan saat meninjau pembangunan Masjid Jenderal Soedirman di Purwokerto. Jajaran Kodam IV Diponegoro akan terus membantu kepolisian dalam memberantas aksi terorisme di Jawa Tengah yang baru-baru ini kembali muncul ke permukaan, khususnya di Surakarta.
Terkait upaya menangkal paham terorisme, dia mengatakan, pihaknya melalui bintara teritorial terus melakukan pembinaan terhadap masyarakat. "Salah satu program pembinaan yang dilakukan Binter adalah pelaksanaan deradikalisasi pemahaman keagamaan," katanya. antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar