Cari Artikel di Blog Ini

Selasa, 18 September 2012

Semester Pertama 2014 Kemhan Beli 45 Jenis Alutsista TNI

Kementerian Pertahanan (Kemhan) menargetkan mampu mengadakan 45 jenis alat utama sistem senjata (alutsista) pada semester pertama 2014 untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Pembiayaan pembelian alutsista itu terdiri dari dana APBN, pinjaman dalam negeri, dan pinjaman luar negeri. "Alutsista itu untuk Mabes TNI, TNI AD, TNI AU, dan TNI AL," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, pada acara serah terima empat pesawat tempur Super Tucano dari Perusahaan Embraer, Brasil, kepada Kemhan, di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Senin (17/9).

Antara / Ari Bowo Sucipto

Untuk pengadaan alutsista yang menggunakan pinjaman luar negeri, wajib ada alih teknologi dan offset. Khusus untuk TNI AU, Kemhan menetapkan 14 jenis alutsista yang terdiri dari lima jenis pesawat tempur, tiga jenis pesawat angkut, dua jenis helikopter, dua jenis pesawat latih, serta beberapa jenis pesawat tanpa awak dan alutsista udara lain di luar radar.

Sebanyak 14 jenis alutsista itu merupakan 30 persen dari kekuatan pokok minimum yang ditargetkan. "Namun, saya yakin pada 2014 nanti target alutsista untuk TNI AU bisa mencapai 40 persen," kata Menhan. Optimisme itu mencuat karena hadirnya 24 pesawat tempur F-16 yang merupakan hibah dari Amerika Serikat (AS).


Purnomo menambahkan kehadiran alutsista akan didukung dengan pengadaan sarana pendukungnya. Serah terima Super Tucano dinilai monumental karena disertai kontrak berkelanjutan. Saat ini, Kemhan telah membeli delapan pesawat Super Tucano dengan nilai 141,99 juta dollar AS. Direncanakan empat pesawat lagi akan dikirim akhir 2013 atau paling lambat awal 2014.

Total, Kemhan berencana membeli satu skuadron atau 16 unit Super Tucano EMB-314. Adapun delapan unit pesawat yang sudah dibeli akan ditempatkan di Skadron Udara 21, Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang tidak lagi dioperasikan TNI AU sejak 2007.

Tak Optimal
Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat, mengatakan pembelian delapan unit Super Tucano tak mencukupi untuk melakukan alih teknologi secara optimal. Pihak Embraer hanya memberikan alih teknologi berupa perawatan dan informasi mengenai suku cadang. Itu pun diberikan setelah diskusi yang cukup panjang. "Ini karena kita hanya membeli delapan unit. Untuk alih teknologi secara maksimal, sedikitnya harus membeli 32 unit agar ada beberapa unit pesawat yang dibuat di Indonesia," kata Imam.

TNI AU sebenarnya ingin agar Super Tucano bisa juga dibuat di Indonesia dengan harapan ke depan bisa mengembangkan sendiri pesawat tempur tersebut. Sementara itu, Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silvera Soares, mengatakan pihaknya bangga bisa menjadi bagian dari pembangunan kekuatan pokok TNI.

Dia memastikan kerja sama pertahanan kedua negara tak hanya untuk jangka pendek dan jangka menengah, melainkan untuk jangka panjang. "Kami juga siap memberikan alih teknologi dan siap memberikan masukan apa pun yang dibutuhkan Indonesia," kata dia.



Sumber : Koran Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters