Direction Finder YonHub TNI AD foto : indomiliter.com |
Yang dipamerkan oleh kesatuan ini jelas bukan alutsista (alat utama sistem senjata), tapi punya peran penting dalam misi kombatan, terutama terkait misi-misi pengintaian dan intelijen. Dalam pameran tersebut, Yon Hub menampilkan ‘mainan’ barunya yakni perangkat Direction Finder. Perangkat ini dikemas dalam platform kendaraan four wheel drive, yakni Nissan Frontier. Kendaraannya boleh dibilang biasa-biasasaja, hanya tampil sedikit ‘sangar’ berkat cat hijau dof, tapi jangan anggap enteng untuk ‘jeroan’-nya.
Nissan Frontier ini mampu melacak titik lokasi keberadaan musuh atau target sampai jarak 40 km. Hal ini bisa dilakukan dengan cara pelacakan sumber pancaran gelombang elektromagnetik musuh. Perangkat keras (hardware) yang melengkapi kendaraan ini mencakup tripod antena DF, TRC 6200 IHDVU Receiver, antena DF VUHF ANT 205, antena GPS, kompas digital, tripod antena Monobs, antena Monobs HF STA 10, workstation, USB TOD dongle, dan ditenagai baterai Lithium Ion ALI 143 dan Coupler.
Antena pencari gelombang yang terdapat di atap mobil dapat dilepas, dan dipasang pada dudukan tripod di luar kendaraanfoto : indomiliter.com |
Untuk sokongan software (perangkat lunak) menggunakan LG 211 yang dipasok dari Thales, vendor elektronik asal Perancis. Perangkat interkoneksi mencakup kabel ethernet HF, kabel coaxial HF, dan power supply TRC 6200 IHDVU receiver. Frekuensi yang dapat dipantau dengan Monobs mulai 1 – 3.000 Mhz, dan DF mulai 30 – 3.000 Mhz.
Kelebihan dari platform perangkat ini adalah bersifat portable, bila kendaraan terhambat medan berat, antena dapat dilepas dari dudukan di mobil, untuk selanjutnya dipasang pada permukaan tanah. Perangkat Direction Finder ini merupakan barang yang masih baru, menurut awaknya perangkat ini baru hadir sekitar bulan Juni – Juli 2012.
Platform kendaraan tidak dilengkapi perlindungan lapis baja, hanya ada pelindungan jaring baja pada kaca depan dashboard. Sampai saat ini TNI AD baru memiliki 8 unit Direction Finder, untuk pengoperasiannya dengan moda BKO (bawah kendali operasi) untuk mendukung unit-unit tempur yang tersebar di wilayah Nusantara. Hmmm… dari jumlahnya yang 8 unit, rasanya sangat tidak ideal, semoga kedepan akan ada penambahan.
Sumber : IndoMiliter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar