Pakar militer Universitas Indonesia Andi Widjajanto mengatakan Korea Selatan merupakan mitra kerja sama industri pertahanan yang menyediakan kemungkinan integrasi peralatan dan senjata militer di beberapa platform.
"Untuk sekarang ini potensi kerja sama yang seintegratif Korsel tidak ada," kata Andi saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Menurut Andi, dengan kemampuan teknologi industri pertahanan milik Korsel, Indonesia bisa mendapatkan ketersediaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di berbagai platform baik itu darat, laut, maupun udara.
"Dengan kapasitas industri pertahanan yang ada di Korsel, kita bisa punya platform yang integratif. Jadi Daewoo bisa kita andalkan untuk kapal perang dan kapal selam, kemudian nanti KAI (Korean Aerospace Industry) bisa kita manfaatkan untuk industri dirgantara," ujar dia.
"Kita juga bisa manfaatkan produk K1A1 tank kelas berat dan kelas menengah itu bisa kita manfaatkan," kata Andi menambahkan.
Andi menyatakan dengan kerja sama tersebut, apabila Indonesia berencana membangun industri pertahanan dengan platform yang sama integrasinya makan akan dimungkinkan lewat transfer teknologi dari Korsel.
"Kita seharusnya sudah memikirkan misalnya konsorsium antara Daewoo dengan PT PAL (Penataran Angkatan Laut) Indonesia, atau KAI dengan Dirgantara Indonesia," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Pertahanan Budiman menyatakan kerja sama antara Indonesia dengan Korsel menjadi jembatan selain bagi Indonesia untuk mendapatkan pasokan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Negeri Ginseng tersebut tetapi juga terjadi transfer teknologi.
"Aktivitas akuisisi peralatan militer Korsel oleh Indonesia, pengadaan alutsista oleh Indonesia dari Korsel juga diikuti transfer teknologi," kata dia.
"Proyek KFX/IFX (Korea Fighter Experiment/Indonesia Fighter Experiment) misalnya, merupakan model kerja sama pertahanan yang memunculkan bentuk saling memetik manfaat dan keuntungan oleh satu sama lain," ujar Budiman menambahkan. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 03 Mei 2013
Korsel sediakan kerja sama industri pertahanan integratif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono menerima senjata hasil penyelundupan yang berhasil digagalkan oleh pasukan Gugus Tempur Laut Ar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar