PT Pindad (Persero), mampu menghasilkan produk militer berkelas dunia. Dari pabrik yang terletak di Bandung, Jawa Barat, Pindad berhasil menciptakan dan meluncurkan kendaraan perang versi ringan terbaru yakni Komodo 4X4. Mobil
yang diperkenalkan sejak tahun 2012 ini telah diproduksi untuk pasukan
elit TNI AD, Kopassus dan pasukan elit Kepolisian, Brimob.
Mobil yang mengadopsi desain dan konsep mobil perang Humvee buatan Amerika Serikat atau Sherpa buatan Prancis ini, dibandrol mulai harga Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar. Bedanya, harga ini, tergantung pada varian, konten dan mesin
yang ada di dalam setiap mobil.
Saat ini, varian Komodo 4X4
antara lain: APC, Command, Recon, Ambulance, Battering Ram, Cannon
Towing dan Rocket Launcher. Komodo ini, sekarang belum dirancang untuk
keperluan sipil.
Dari 7 varian yang diperkenalkan, salahsatunya adalah tipe Battering Ram atau varian Pendobrak pesanan Kopassus. Terdapat berbagai keunggulan dan kecanggihan yang melekat pada si 'Komodo Tempur' produksi Bandung ini.
Mau tahu kecanggihan dan keunggulannya, simak beberapa kelebihan berikut ini :
Mampu Menerjang Beton 30CM & Naik ke Pesawat
Untuk tipe Battering Ram pesanan Kopassus, Komodo buatan Bandung ini difungsikan sebagai kendaraan operasi khusus. Dengan desain yang sangar, kendaraan perang versi ringan ini, mampu menabrak atau menerobos dinding setebal 30 cm tanpa tulang.
Hal ini sangat mendukung tugas dari pasukan khusus dan keperluan kendaraan anti teror. Mobil perang karya Pindad ini, juga dilengkapi tangga otomatis. Tangga ini, mampu ditumpangi oleh 5 personil dalam kondisi mobil sedang berjalan. Fungsi tangga ini adalah memudahkan pasukan anti teror masuk dan naik ke dalam kabin pesawat atau kereta saat operasi anti teror.
Bisa Dikendarai Saat Gelap Gulita Tanpa Lampu
Humvee versi Indonesia ini mampu mendukung berbagai operasi. Kendaraan yang dirancang 7 varian ini, mampu digunakan di berbagai Medan.
Versi Battering Ram pesanan Kopassus ini, bahkan mampu dioperasikan saat operasi malam dengan kondisi gelap gulita. Dilengkapi dengan kamera malam atau night vision, memungkinkan pengemudi mengendarai kedaraannya tanpa harus menghidupkan lampu dalam kondisi gelap-gulita.
Bahkan dengan sensor di kamera, sang pengemudi bisa mendeteksi gerakan berdasarkan suhu tubuh atau sumber panas. Di siang hari pun, dengan teknologi yang super canggih dan melekat pada kamera, memungkinkan personil di dalam mobil untuk mengawasi atau mengetahui orang yang melintas di depan kendaraan, apakah menyembunyikan atau membawa senjata di dalam pakaian atau tidak.
Personil Bisa Koordinasi di Dalam Mobil
Saat operasi mendadak, diperlukan kordinasi yang cepat dan fasilitas yang memadai bagi personil. Si Komodo tempur versi Battering Ram ini, bisa mendukung para personil untuk melangsungkan rapat dan berkoordinasi untuk menyusun strategi perang di dalam mobil.
Dilengkapi layar khusus yang bisa dilipat dan tergantung di atap mobil, sangat membantu para personil untuk melakukan rapat dalam kondisi mobil berjalan.
Kursi Kemudi dan Personil Yang Nyaman
Komodo tempur buatan Bandung ini sangat memanjakan para penggunanya. Meskipun berkonsep kendaraan perang, Komodo ini dilengkapi fasilitas kursi super nyaman.
Layaknya kursi mobil sport, pada Komodo versi Battering Ram, terdapat 8 kursi yang saling berhadap-hadapan dan ditambah 2 kursi di ruang kemudi. Dengan dilengkapi kursi yang mengadopsi mobil sport, tentu sangat membuat nyaman para personil di dalamnya.
Sumber : Detik Finance
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 04 Mei 2013
Berbagai Kelebihan Kendaraan Tempur Komodo 4x4 Buatan Pindad
Label:
Industri Pertahanan,
KOPASSUS,
Pindad,
Produk Nasional,
Ranpur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar