Latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang akan diselenggarakan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada 22 - 31 Maret 2015 dengan melibatkan 3.222 personel TNI.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyaksikan secara langsung paparan rencana latihan PPRC TNI yang dipimpin oleh Panglima PPRC TNI Mayjen TNI Bambang Haryanto yang kesehariaannya menjabat Panglima Divisi-2/Kostrad, bertempat di Gedung PPRC Markas Divisi-2/Kostrad, Malang, Jawa Timur, Jumat.
Latihan PPRC di Poso mengambil tema PPRC TNI melaksanakan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dengan melaksanakan penindakan awal untuk menghancurkan agresor guna merebut kembali Poso Sulteng dalam rangka mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Paparan dengan menggunakan TFG (Tactical Floor Game) tersebut dipaparkan secara bergiliran oleh Asisten dan para Komandan Satgas yang terlibat dalam latihan tersebut.
Adapun tujuan Latihan PPRC TNI, antara lain, melatih keterampilan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan dalam menyusun konsep operasi melalui prosedur hubungan komandan dan staf; menguji konsep operasi sebagai hasil dari proses pengambilan keputusan Komandan PPRC TNI dan staf dalam rangka mengantisipasi dan merespon kemungkinan kontijensi di wilayah tertentu.
Selain itu, menguji kemampuan dan keterampilan satuan PPRC TNI dalam melaksanakan tindakan awal terhadap kontijensi yang timbul di wilayah sesuai Rencana Operasi yang disusun.
Panglima TNI dalam pengarahannya menegaskan, harus dipahami bahwa latihan ini bersifat gabungan dan dengan jumlah personel yang besar, sehingga harus dilaksanakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI dalam menguji konsep operasi dan menguji kemampuan serta keterampilan satuan PPRC TNI.
"Kepada para penyelenggara dan pelaku latihan agar latihan ini dilaksanakan dengan cermat dalam pelaksanaan operasi taktis, agar benar-benar sesuai prosedur yang berlaku dalam latihan," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Turut mendampingi Panglima TNI dalam acara tersebut, Wakasad Letjen TNI M. Munir, Pangkostrad Letjen TNI Mulyono, Dansesko TNI Letjen TNI Sonny Wijaya dan para Asisten Panglima TNI serta Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 22 Maret 2015
Latihan PPRC di Poso libatkan 3.222 prajurit TNI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Pelaku penyerangan di Lapas Cebongan akhirnya terungkap. Mereka adalah 11 anggota Grup 2 Kopassus Kartosuro, Solo, Jawa Tengah. Pernyataan ...
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), Indonesia telah memilih pesawat Sukhoi Su-35, sekaligus menggantikan peran F-5 Tiger yang suda...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Pembebasan Irian Barat dari Penjajah NUKILAN peristiwa bersejarah dari sebuah catatan seorang prajurit Siliwangi dalam Operasi Trikor...
-
Kasus penembakan empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, yang dilakukan 11 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), memb...
-
Submarine type 214 Angkatan Laut Portugal Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cer...
-
WNI kembali diculik oleh kelompok yang diyakini sebagai militan Abu Sayyaf. Padahal sebelumnya sudah ada perjanjian antara RI, Malaysia, dan...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
TNI AL memberangkatkan satuan tugas gabungan ke Latihan Bersama Multilateral RIMPAC 2014, di Pearl Harbour, Honolulu, Hawaii, memakai KRI Ba...
Saya kok yakin ini bukan LATIHAN tp pemberantasan kelompok Teroris Santoso di Poso, cz saat wawancara dengan Metro TV Panglima TNI mengatakan latihan ini menggunakan peluru tajam, dan jg menyinggung bahwa Polisi sudah tidak sanggup mengatasi karena faktor wilayah yg hutan dan bergunung-gunung. Namun kalau akan menjadikan itu Daerah Operasi Militer (DOM) akan memicu penolakan dari banyak pihak, jd kamuflasenya adalah Latihan. Selamat TNI hancurkan musuh2 negara cz Santos cs sdh berbaiat (berjanji) taat kepada Kekhalifahan NIIS (ISIS), artinya sdh tidak mengakut Pancasila, UUD 1945 dan NKRI.....
BalasHapus*tidak mengakui
Hapus