Proses evakuasi penumpang pesawat AirAsia yang jatuh di Selat Karimata melibatkan empat grup atau satuan elite. Mereka terdiri dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), Batalyon Intai Amfibi (Taifib), Komando Pasukan Katak (Kopaska), dan Basarnas Special Group (BSG).
Empat grup elite itu harus menyelam di kedalaman 25 meter sampai 30 meter di lokasi ditemukan pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501, perairan Selat Karimata, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Barat.
Disebut grup elite karena personel masing-masing kelompok itu adalah orang-orang pilihan atau terbaik dari yang terbaik. Mereka dilatih khusus untuk situasi yang tak biasa dan tidak dapat dilakukan kebanyakan orang. Mereka tidak hanya kuat secara fisik tetapi juga mental dan intelektual.
Berikut ini profil singkat masing-masing grup itu:
Denjaka
Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Anggota Denjaka dididik dalam suatu pendidikan yang disebut Penanggulangan Teror Aspek Laut (PTAL), yang memang dikhususkan untuk satuan antiteror walau mereka juga bisa dioperasikan di mana saja, terutama antiteror aspek laut.
Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin (operasi rahasia) aspek laut.
Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Satuan khusus itu dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara.
Prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai. Di samping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.
Aktivitas Denjaka bersifat rahasia dan sangat jarang dipublikasikan. Tapi mereka dikenal sangat tangguh di medan operasi. Kemampuan Denjaka tak hanya dapat bertempur, tapi juga berperan sebagai satuan intelijen tempur yang andal.
Denjaka mampu bertempur di darat, laut, udara dan bawah permukaaan air. Mereka juga memiliki keterampilan yang dimiliki pasukan Kopaska dan Linud (setingkat Parako) untuk menjalankan misinya di TNI. Ada yang menganggap kemampuan satu pasukan Denjaka setara dengan sepuluh prajurit TNI biasa.
Setiap prajurit Denjaka memiliki kualifikasi Taifib dan Paska, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang, peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara.
Selain itu juga menguasai taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan personel yang disandera di objek vital di laut, penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut.
Personel Denjaka juga menguasai pengetahuan tentang terorisme dan sabotase, penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.
Taifib
Batalyon Intai Amfibi atau disingkat Yontaifib adalah satuan elite dalam Korps Marinir seperti Kopassus dalam jajaran TNI Angkatan Darat. Satuan ini dahulu dikenal dengan nama KIPAM (Komando Intai Para Amfibi).
Untuk menjadi anggota Yontaifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun. Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi adalah berenang dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sejauh tiga kilometer.
Dari satuan ini kemudian direkrut lagi prajurit terbaik untuk masuk ke Detasemen Jala Mengkara, pasukan elite TNI Angkatan Laut.
Yontaifib mempunyai tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta membina kemampuan unsur-unsur amfibi maupun pengintaian darat serta tugas-tugas operasi khusus dalam rangka pelaksanaan operasi pendaratan amfibi, operasi oleh satuan tugas TNI Angkatan Laut atau tugas-tugas operasi lainnya.
Personel Taifib mempunyai kemampuan melaksanakan tugas secara sendiri dari induk pasukan. Artinya, seorang prajurit Taifib mampu melaksanakan survival secara tim maupun perorangan, mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mampu mengatasi tekanan mental di daerah penugasan.
Setiap Taifib juga memiliki kemampuan infiltrasi dan eksfiltrasi ke atau dari daerah musuh melalui media, antara lain, berenang, menyelam, serta salah satu kemampuan bawah air atau combat swimmer melalui peluncur torpedo kapal selam.
Kopaska
Komando Pasukan Katak (Kopaska) dibentuk oleh Presiden Sukarno untuk mendukung kampanye militer di Irian Jaya (kini Papua) 31 Maret 1962.
Setiap personel Kopaska memiliki kemampuan peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh. Mereka juga bisa melakukan penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut.
Kopaska diperkirakan berjumlah 300 personel. Tapi data itu tidak valid karena Kopaska mempunyai tingkat kerahasian yang tinggi dalam hal personel dan operasi). Kopaska ada dua grup, yaitu satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya.
Pendidikan awal Kopaska adalah indoktrinasi dan gemblengan fisik. Keahlian utama Kopaska adalah menyelam dan bertempur di bawah air. Kemampuan bawah air inilah kesaktian utama para manusia katak. Sesuai namanya, Kopaska adalah biang segala metode pertempuran yang berunsur air.
Semua pasukan khusus Angkatab Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut yang mendalami ilmu tempur bawah air pasti akan berurusan dengan Kopaska.
Untuk menjadi anggota pasukan katak, harus mempunyai kemampuan di atas rata–rata dan bisa bergerak secara individual. Standard yang tinggi, pengalaman bertugas di kapal perang dan inteligensia di atas rata–rata adalah syarat mutlak seorang prajurit Kopaska.
Rentang penugasan Kopaska cukup panjang. Dimulai tahun 1962, operasi infiltrasi, sabotase, pengamanan KRI, operasi tempur bawah air dan mempersiapkan daerah pendaratan, hingga menjebol kapal induk Belanda Karel Doorman dengan torpedo berjiwa. Segelintir pasukan katak jemput bola di terusan Suez dan terusan Panama untuk menghancurkan Karel Doorman.
Di masa Dwikora, Kopaska ditugasi menyusup ke Singapura untuk menghancurkan beberapa target penting. Bahkan operasi pembersihan ranjau yang harus dilakoni Kopaska adalah dari Sabang sampai Sulawesi.
Kopaska punya slogan: “Kopaska tidak takut salah, tidak takut kalah, tidak takut jatuh, tidak takut mati. Takut mati, mati saja".
BSG
Basarnas Special Group (BSG) adalah semacam pasukan khusus/elite yang dimiliki Badan SAR Nasional (Basarnas). Mereka adalah personel-personel terpilih yang dilatih khusus untuk kemampuan search and rescue.
Mereka juga dilatih keterampilan terjun payung seperti militer sehingga mampu menjalankan tugas di medan sulit yang hanya bisa dijangkau dengan teknik terjun payung. Personel BSG bisa lebih cepat dan tanggap dalam melakukan upaya pertolongan korban bencana alam atau kecelakaan.
BSG merupakan pasukan khusus Basarnas yang siap bereaksi cepat. Mereka segera menindaklanjuti panggilan telepon darurat di nomor 115.
Kemampuan dan kualifikasi mereka di atas rata-rata dan siap membantu korban di lokasi bencana di darat, laut dan udara. BSG terdiri 60 personel. Mereka diambil dari anggota pilihan di setiap kantor SAR di daerah dan dididik khusus dengan kemampuan lebih.
BSG dibentuk sejak kasus jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak, Jawa Barat, pada 2012. Bermula dari medan pencarian yang berat, minim biaya dan sumber daya muncul ide membentuk BSG. Tim ini seperti Kopassus milik TNI Angkatan Darat, Kopaskhas milik TNI Angkatan Laut, atau Kopaska milik TNI Angkatan Laut, yang dipersiapkan sedemikian rupa untuk bisa menolong korban dengan hasil maksimal dan biaya minimal. (VivaNews)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 01 Januari 2015
Ini Profil Empat Grup Elite Penyelam Pencari AirAsia QZ8501
Label:
Basarnas,
Kopaska,
Marinir RI,
Propesionalisme TNI,
Tragedi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
salut buat 4 team elite ini.. walaupun hujan deras ombak yg ga bersahabat tp dngn jiwa yg ikhlas dlm menjalani tugas untuk menolong para kru & penumpang airasia patut d'berikan standing aplaus yg tinggi .. selamat bertugas kawan, semoga kalian ttp dlm lindungan allah swt. Amin
BalasHapus